;suka

45 5 2
                                    

2320words


play ur playlist for making better!



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ibuuuu! " suara menggema dari kamar Lian, tentunya Lian, mana mungkin kakek.

Ibu mendengus lelah, terhitung ia baru 3 jam bangun dari tidurnya, waktu tenang sembari membereskan dapur sedikit terganggu.

"Apasi apaa? " ibupun menghampiri Lian, dan mereka berdua berpapasan di ruang tengah.

"Hehe.. " Lian cengar-cengir dengan wajah tengilnya "ibu liat hp Lian ga ya? ko di kamar ga ada sih? " tanya Lian, dari subuh tadi memang anak itu mencari-cari keberadaan benda terpenting nya.

"Nih sama ayah.. " tiba-tiba saja ayah bersuara dengan tangannya yang menggenggam ponsel Lian. Tentu saja Lian langsung menghampiri ayahnya itu, dan sang ibu hanya tersenyum karena sudah mengira semuanya, maka ia pun kembali ke dapur.

"Ayah ayah please yah.. Balikin.. "Lian memohon mohon dengan berlutut.

"Balikin? "

"Itu tuu.. Yang ditangan ayah.. "

"Ini? " ayah melayangkan tangan kosongnya sebagai tanda tamparan, itu hanya main-main saja, karena ayah tidak pernah menyakiti keluarga nya, apalagi si anak tunggal nya ini,

Lantas Lian melotot melihatnya dan kembali dengan cengiran keramat itu.

"Maap yah.. Kemaren bolos, hehe.. "

.

Pagi yang cerah itu terlihat bahagia, beruntung Lian mendapatkan kembali ponselnya tanpa ada tamparan atau hukuman, hanya diberi nasihat nasihat dan nasihat, walau sebenarnya ayah pun tau bahwa anaknya itu pasti mengulanginya di sela-sela ia dapat kesempatan.

Kapan kira-kira Lian akan sadar bahwa dunia ini memerlukan otak, bukan dengkul untuk berpikir?

"Sampe kapanpun juga gabakal gua lewatin kesempatan emass.. " ucapan Lian tak terdengar jelas karena di mulutnya terdapat roti, dan kedua tangannya sibuk dengan tali sepatunya.

"BUU LIAN PERGI! " Adalah suatu percakapan penutup untuknya dan sang ibu.


.

Sebenarnya baru saja ia menyalakan starter motor, sesuatu tertinggal. Yaitu ponsel, "bangsat? Hp gua tlol! " Lian kembali turun dari motornya dengan grasak grusuk menuju dalam rumah.

3 red wires (only eyes witnessed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang