***
Hari hari berlalu. Selina berusaha untuk menerima keadaannya itu. Ia memulai aktifitas seperti biasanya walau masih dalam keterbatasan. Selina selalu di kawal oleh kedua bodyguardnya yang tampan.
Terutama bodyguardnya yang bernama Eryx, ia selalu memperlakukan Selina seperti tuan putri. Walaupun memang itu adalah tugasnya, untuk menemani Selina dan menjaganya.
Hari ini Selin ingin sekali makan di sebuah restoran ternama di Ethermoor, yang dimana terkenal dengan daging steak nya yang enak. Tak lupa ia juga mengajak kedua bodyguardnya itu untuk makan bersama.
Selin memesan meja VIP untuk mereka bertiga. Sembari menunggu, Selin memerhatikan setiap orang di dalam restoran itu, ia melihat setiap aura warna pada orang orang yang sedang berlalu lalang. Selin juga melihat aura warna dari kedua bodyguardnya, dimana Eryx memiliki warna yang Selina tidak tau apa maksudnya. Eryx memiliki dua aura warna yaitu hitam dan putih. Timbul rasa curiga dalam diri Selin kepada Eryx. Selin tak bisa melihat wajah Eryx begitu jelas, karna ia hanya dapat melihat pancaran aura berwarna dari orang yang berada di hadapannya.
Tak berselang lama, pesanan mereka telah tiba. Mereka menikmati hidangan yang di sajikan di atas sebuah meja bundar, dengan bunga dan kotak tisu di tengah. Eryx membantu Selin untuk memotong motong daging steak agar mudah di makan.
Selina sangat berterima kasih karna telah di perlakukan dengan baik oleh mereka berdua.
Di tengah menyantap makanan yang lezat itu, Eryx mendapatkan panggilan dari seseorang. Membuat ia memasang raut wajah panik dan kebingungan. "Maaf nona, saya ingin mengangkat telepon dari ibu saya sebentar," ucap Eryx dengan menunduk.
Selina mengangguk mempersilahkan. Eryx, memasang earphone pada telinganya, dan berjalan ke arah toilet agar tak ada seseorang yang mendengar percakapannya dengan orang yang menelepon tersebut.
"Bagaimana pekerjaan mu? apa ada yang mencurigai mu?" tanya seorang pria dari seberang sana.
"Ayah tenang saja, mereka tidak ada yang curiga sama sekali," jawab Eryx.
"Kerja bagus," ucap pria tersebut. Ia tengah menyandarkan tubuhnya ke sandaran kasur, dengan tangan kanan yang mengelus sebuah pucuk kepala seorang wanita. Wanita tersebut tampak menikmati elusan tangan kekar milik pria itu. "Jangan sampai rencana kita terbongkar. jika tidak kau tahu sendiri akibatnya!" ancamnya.
Eryx yang mendengarnya mengiyakan ucapan pria yang ia sebut ayah.
Tetapi sesuatu yang Eryx tidak sadari, seseorang telah mendengar obrolan mereka dari dalam toilet. Pria yang tengah duduk di kursi toilet mengukir senyum miring.
Setelah acara makan makan, Selina meminta kepada kedua bodyguardnya untuk di antarkan ke Timeless eye lens. Tempat dimana ia membeli kacamata ajaib yang sekarang ia pakai.
Di depan tokoh, Selina melihat Kaelan cucu dari pemilik tokoh yang sedang memainkan biola dengan irama yang begitu menyentuh hati.
Selin menikmati suara biola yang di hasilkan oleh stik biola yang di gesekkan ke senarnya.
Kaelan menghentikan kegiatannya. Melihat ia kedatangan pelanggan yang sebelumnya pernah datang untuk mencari kacamata yang unik.
"Ah, nona Selina. Selamat datang di Timeless eye lens, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Kaelan.
"Apakah anda Kaelan?, saya ingin bertemu dengan kakek anda," ucap Selin menatap Kaelan yang memiliki aura warna biru.
"Oh silahkan masuk. Kakek saya sedang berada di ruangan pribadinya."
Mereka memasuki tokoh yang penuh dengan etalase berisi kacamata, Kaelan menjelaskan beberapa produk yang mereka jual. Tiba di depan sebuah ruangan, mereka melihat pintu yang terukir gambar naga dan beberapa hewan legenda lainnya.
"Tunggu sebentar saya panggilkan kakek saya dulu," ucap Kaelan memasuki ruangan pribadi milik kakeknya.
Di dalam ruangan. Tampak kakek yang sedang membaca sebuah buku atau kitab dengan halaman yang begitu tebal.
"Kek, nona Selina ingin bertemu dengan anda," ucap Kaelen dengan sopan.
Kakek menutup bukunya, dan mengikuti Kaelen untuk bertemu Selina.
"Selamat malam nona. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Kakek menundukkan kepalanya memberikan salam.
"Bisakah saya bicara berdua dengan anda?" tanya Selina. Selina tak bisa melihat keberadaan kakek, karna aura warnanya yang tak terlihat.
Kakek mengiyakan, mengajak Selina masuk ke dalam ruangannya dan menguncinya.
Setelah mereka duduk, kakek sudah dapat menebak tujuan Selina untuk menemuinya. "Bagaimana dengan kacamata baru anda?" tanya kakek, mengukir senyum tipis.
"Itulah yang menjadi tujuan saya datang kesini menemui kakek. Setelah saya memakai kacamata ini, saya selalu bermimpi aneh, berada di sebuah padang rumput yang di penuhi kunang kunang berbagai warna, dan seseorang misterius. Saya juga bisa melihat aura sifat dari orang yang berada di hadapan saya. Saya benar benar tidak mengerti dengan ini semua," jelas Selina panjang lebar. Mengingat semua keanehan yang terjadi setelah memakai kacamata yang ia beli dari tokoh ini.
Kakek hanya menyimak perkataan Selina, lalu tersenyum setelah mendengarkan penjelasannya. "Itu berarti kamu adalah salah seorang yang beruntung," ucap Kakek.
Sama seperti yang pria misterius itu ucapkan kalahari di mimpinya. Tetapi Selina tidak mengerti maksud dan arti ia merupakan gadis yang beruntung memakai kacamata ini?.
"Tapi kek, maksudnya beruntung itu apa ya?" tanya Selina dengan wajah bingung.
Kakek tersenyum mendengar pertanyaan Selina. "Kamu akan mengetahuinya nanti, jalani saja kehidupan mu ini. Mungkin di hari hari yang akan datang, kamu akan menghadapi beberapa rintangan, tetapi itu yang akan membuat kamu memahami semuanya," jelas sang kakek.
Walaupun Selina tidak mengerti dengan apa yang kakek maksud, tetapi ia harus menyiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐄𝐈𝐋 𝐎𝐅 𝐒𝐈𝐆𝐇𝐓
Teen Fiction-Selina Elysia Vale-, merupakan adik kesayangan seorang mafia di kota Ethermoor yang bernama -Lione Delvano Vale-. Selina harus kehilangan penglihatannya karna suatu kecelakaan. Namun, keajaiban menghampirinya. Saat ia membeli sebuah kacamata di seb...