1

602 78 16
                                    

Cuss!

_

Hari pertama Flona Arunika menjadi murid kelas 12 sangat dinanti-nantikan. Saat bel berbunyi tanda masuk kelas, Flona duduk di bangkunya dengan penuh semangat. Dia tak sabar untuk mengetahui siapa guru baru yang sedang dibicarakan oleh teman-temannya. Di dalam kelas, suasana terasa sedikit tegang. Teman-teman sekelasnya bergosip dengan penuh semangat, menebak-nebak penampilan dan sifat guru muda itu.

"Info nih yee, katanya dia masih muda, cakep deh kayanya," kata salah satu teman Flona, menggoda.

Flona hanya tersenyum dan memperhatikan sekeliling. Dalam hatinya, dia berharap guru baru itu memiliki karakter yang menyenangkan. Tiba-tiba, pintu kelas terbuka, dan seseorang masuk. Flona mendapati seorang gadis muda, berpakaian rapi, dengan senyuman yang menawan. Keduanya saling bertatap mata sejenak.

"Selamat pagi, semuanya! Nama saya Frenara Anindira, dan saya akan menjadi Wali kalian untuk tahun ini," ucapnya dengan suara lembut namun tegas.

Flona merasa jantungnya berdebar. Dia sudah mendengar banyak hal tentang guru baru ini, tetapi melihatnya secara langsung membuatnya terpesona. Frenara melanjutkan memperkenalkan diri, menjelaskan tentang cara mengajar yang menyenangkan dan harapannya untuk tahun ajaran ini.

Setelah pengenalan singkat, Frenara meminta setiap murid untuk memperkenalkan diri. Ketika tiba gilirannya, Flona berdiri, merasa gugup namun bersemangat. "Halo, aku Flona Arunika," katanya dengan percaya diri, meski dalam hatinya ia merasa canggung.

Frenara tersenyum hangat dan menjawab, "Senang berkenalan, Flona! Semoga kita bisa belajar banyak bersama tahun ini, mohon bantuannya." Flona merasa seolah ada ikatan khusus di antara mereka.

Saat Frenara melanjutkan penjelasannya, Flona merasa semua kata-kata itu seperti melayang-layang di udara. Setiap senyuman dan tatapan tajam dari Frenara membuatnya semakin tidak bisa fokus. Di dalam hati, Flona mengagumi betapa anggunnya guru itu dan bagaimana ia tampak sangat percaya diri di depan kelas.

Ketika Frenara mulai menjelaskan beberapa hal tentang mata pelajaran yang akan diajarkan, Flona merasakan pandangannya mulai kabur. "Cuma dia doang, kan?" pikir Flona sambil tersenyum sendiri. "Kenapa dia bisa terlihat begitu sempurna?"

Tanpa ia sadari, semua keindahan dan pesona Frenara membuatnya semakin tidak mampu menahan diri. Saat Frenara mengajak kelas untuk berdiskusi, Flona berusaha keras untuk tetap fokus, tetapi pemandangan di depannya membuatnya semakin pusing.

Dan tiba-tiba ... puff! Flona pingsan di bangkunya. Beberapa teman sekelasnya langsung terkejut, dan Frenara segera menghentikan pembicaraannya.

"Flona! Kamu nggak apa-apa?" Frenara berlari menghampirinya dengan wajah khawatir.

Namun, sebelum benar-benar pingsan, Flona sempat mengucapkan, "Bu Frenara, ibu cantik sekali..." dengan senyum cerah yang terukir di wajahnya. Setelah itu, ia pun jatuh ke samping, membuat Frenara dan teman-temannya terperangah.

Saat kesadaran Flona perlahan kembali, matanya berkedip-kedip menyesuaikan diri dengan cahaya ruangan UKS yang temaram. Kepalanya terasa sedikit berat, namun begitu dia membuka mata sepenuhnya, pandangannya langsung tertuju pada sosok yang tak asing. Di sana, di sampingnya, Frenara terduduk. Wajahnya tampak begitu lembut dalam cahaya ruangan, sorot mata yang teduh dan penuh perhatian mengawasi Flona. Cantik. Sangat cantik.

Young Teacher (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang