"Gua skip." Tzuyu kembali memusatkan perhatiannya ke layar TV sembari agresif menekan tombol controller PS 5 yang ia pegang saat ini.
"Aww, siapa sangka Chou Tzu takut," ujar Dahyun di sampingnya yang sedang duduk bersila sambil mengambil kacang dari bungkus di tangannya.
"Gue gak takut. Hal kayak gitu cuma buang-buang waktu."
Chaeyoung sang tuan rumah, membuka suara. "Lo pikir ini main PS gak buang-buang waktu emangnya?"
"Udah, Chaeng. Gua bilang juga dia cupu!" ejek Dahyun menyeringai puas.
"Gua gak cupu!" bantah Tzuyu.
Chaeyoung yang masih terfokus pada pertarungan Mario Kart di layar, menantang, "Yaudah, kalo gak cupu, kasih tau dulu deh lo lagi naksir siapa."
"Gak ada."
"Bohong!" jawab mereka berdua serentak. Mereka berdua tau Tzuyu sering mencuri-curi pandang setiap mereka naik ke lantai 3, seluruh kelas di lantai 3 adalah anak kelas 12. Sudah dipastikan Tzuyu tertarik dengan seorang kakak kelas. Namun, Tzuyu selalu menghindar ketika ditanya 'siapa'. Karena mereka mati penasaran, lahirlah ide untuk taruhan ini. Walau harus mengorbankan diri mereka sendiri.
"Curang lo! Gue barusan udah ngaku loh gue suka sama Mina!"
Dahyun terbahak, "Kalo lo mah, siapa coba yang gak tau?"
"Minanya sendiri," jawab Tzuyu. Membuat Chaeyoung cemberut dan Dahyun yang semakin terbahak. Dahyun pun membela Chaeyoung, "Tapi gua udah ngaku juga dih ya, lo berdua kan gak tau kalo gua naksir sama Kak Momo!"
Chaeyoung pun mengangguk setuju, "Betul tuh betul!"
"Fine. Tapi gua gak suka ya, cuma tertarik aja. Bukan kayak kalian yang–"
"Bawel buruan siapa."
"Kak Sana."
Chaeyoung dan Dahyun termangu diam. Mereka saling tatap satu sama lain. Sungguh bukan jawaban yang mereka prediksi. Dahyun dengan yakin berpendapat bahwa orang yang Tzuyu suka itu Elkie, didukung kejadian dimana Elkie selalu memberi Tzuyu chocolate setiap Valentine's Day. Sedangkan Chaeyoung berpendapat bahwa Kak Seolhyun, didukung kejadian bahwa mereka sering kali bertengkar. Entahlah, mungkin karena Chaeyoung sendiri mengaplikasikan cara tersebut untuk menggoda Mina sehingga ia mendapat perhatiannya seutuhnya.
"Demi apa anjing.." ucap Dahyun sampai bangun dari sofa dan mundur beberapa langkah, tidak lupa dengan ekspresi dramatis menutup mulutnya dengan tangan.
"Sialan nyasar." Pengakuan tadi membuat mobil yang Tzuyu kontrol saat ini kehilangan arah.
"Wait, tapi kok.. bisa?" tanya Chaeyoung, fokusnya masih pada layar.
"Ya bisa aja?"
Dahyun kembali duduk di samping Tzuyu, "Gak.. gak mungkin... kalian jarang ngobrol kan?"
Tzuyu mengangguk, "Hampir gak pernah. Paling cuma kalau ada urusan OSIS." Tzuyu kalah karena kehilangan arah lagi, ia memberikan controller PS ke tangan Dahyun. Membuat Chaeyoung kembali berduel dengan Dahyun.
"Terus kok bisa suka?"
"Udah gua bilang kan tadi, gua bukan suka. Cuma tertarik."
Bohong. Dahyun tahu Tzuyu berbohong. Dahyun tahu Tzuyu payah dalam percintaan. Dahyun tahu bahwa Tzuyu menginginkan lebih. Chaeyoung memang orang yang kurang peka dalam hal seperti ini, tetapi ia setuju bertaruh. Ia setuju dengan ide Dahyun. Demi membantu temannya yang bodoh dalam percintaan itu. Yah, bukan berarti Chaeyoung lebih pintar dalam hal ini juga.