Tiga tahun kemudian...
Tzuyu duduk di sebuah bangku panjang di taman, beristirahat sejenak setelah lari pagi. Ia menghirup udara segar di taman yang rimbun oleh pepohonan. Masih ada sisa kabut tipis yang menyelimuti udara, memperkecil jarak pandang sekaligus menimbulkan efek dramatis bagi siapa pun yang melihatnya. Dan Tzuyu menyukainya.
Akhir-akhir ini, Tzuyu semakin menyukai rutinitas barunya, yaitu lari pagi. Efeknya sangat baik untuk tubuhnya. Kini, ia tidak lagi mudah kelelahan, dan sakit kepala yang selalu ia rasakan perlahan mulai berkurang intensitasnya. Perkataan psikolognya sepertinya benar: tubuhnya sedang stres. Ia harus berhenti memaksa tubuhnya bekerja terlalu keras dan mulai menerapkan pola hidup sehat. Empat cangkir kopi sehari tentu bisa membunuh seseorang jika dilakukan terus-menerus.
Awalnya, sulit untuk menghilangkan kebiasaan buruknya. 'Workaholic' begitu julukan yang diberikan orang-orang padanya, sesuai dengan kenyataan. Tzuyu hidup hanya untuk bekerja. Kawan-kawannya khawatir dengan perubahan Tzuyu yang semakin mencolok setelah putus dengan pacarnya. Jinyoung, sebagai teman yang baik, merekomendasikannya untuk berkonsultasi dengan psikolog. Dan akhirnya, di sinilah ia sekarang. Masih menjadi budak korporat memang, tapi bukan workaholic lagi. Bahkan kini, ia sangat menjaga pola hidup sehat yang diimbangi dengan olahraga.
Setelah puas beristirahat, Tzuyu pun melangkah pulang ke apartemennya. Guyuran air dingin dan secangkir kopi hangat yang ditemani roti bakar menunggunya di rumah. Membayangkannya saja sudah membuat Tzuyu mempercepat langkahnya.
***
Meeting hari ini diprediksi Tzuyu akan melelahkan. Salah satu atlet timnas basket berbuat ulah dengan menghamili gadis di bawah umur. Kim Minjae telah dituduh oleh keluarga seorang gadis berumur 17 tahun yang menghamili putri mereka. Tzuyu tidak habis pikir, mengapa Minjae harus memilih gadis di bawah umur untuk memuaskan nafsunya, sedangkan di luar sana masih banyak wanita dewasa yang tidak kalah menarik. Sepertinya, mereka perlu memberikan kelas tata perilaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk seluruh timnas basket agar bisa lebih bijak dalam berperilaku.
Tzuyu, sebagai perwakilan dari federasi basket, sudah hadir di dalam ruangan. Juga hadir Yoo Jeongyeon dan Im Nayeon, pelatih dan manajer tim. Si tertuduh, Kim Minjae, duduk dengan angkuh di tengah Jeongyeon dan Nayeon. Hanya tim legal federasi basket yang belum hadir.
Tidak lama kemudian, rombongan lain memasuki ruangan. Tim legal federasi basket, diikuti oleh sepasang suami istri yang tampaknya adalah orang tua korban, serta seorang pria yang tampaknya pengacara mereka. Di belakang mereka, seorang gadis berjalan dengan terus menunduk sambil meremas ujung bajunya. Melihat gadis itu membuat Tzuyu merasa sedikit emosional. Gadis itu terlihat sangat muda, layak mendapatkan masa depan yang cerah. Ingin rasanya Tzuyu menonjok wajah sengak Minjae, tetapi ia tahan demi mempertahankan profesionalitas dan kepala dingin.
Wajah Tzuyu mendadak menegang saat menyadari siapa yang terakhir memasuki ruangan. Seorang wanita yang selama tiga tahun ini tidak pernah absen menghantui pikirannya. Wanita itu telah mengukir ruang rindu di hati Tzuyu, mengisi seluruh ruang hatinya sehingga tak ada satu pun orang yang bisa memasukinya. Tidak sengaja, tatapan mereka bertemu. Wanita itu juga terkejut melihat Tzuyu ada di sana. Namun, raut wajahnya segera hilang, digantikan oleh senyum profesional seorang pengacara.
Pertemuan pun dimulai dengan penjelasan terkait tuduhan dari pihak korban. Menurut mereka, Minjae melakukan pemaksaan terhadap korban dan memanipulasi agar mau mengikuti perintahnya. Awalnya, Minjae membantah tuduhan tersebut. Hingga akhirnya, Pengacara Minatozaki menunjukkan bukti berupa rekaman CCTV dan video tindakan yang dilakukan Minjae. Minjae tidak bisa mengelak lagi.