Chapter-6

443 67 16
                                    


.
.
.


Entah mengapa, Yibo merasa ada yang aneh dengan xiao Zhan hari ini. Setelah ulang tahun dua hari yang lalu, ia pikir hubungan mereka sedikit lebih baik. Tapi hari ini sekalipun dia dan kedua teman nya lambat pun, pria itu tidak menegur atau marah-marah seperti biasanya. Tidak akan nampak aneh seperti ini jika Xiao Zhan bersikap seperti biasanya dihubungkan diam.

Biasanya setiap mereka bertemu pasti saling sapa. Sapa dalam artian mencaci satu sama lain. Tapi kali ini berbeda. Terlalu berbeda hingga Yibo pikir pria itu seperti nya di hinggapi roh halus yang menyebabkan ketos itu menjadi pendiam. Ya, meksipun dia memang pendiam. Hanya dengan Yibo, Zhan kehilangan wibawa nya.

"Zhan..."

Xiao Zhan reflek menghempaskan tangan Yibo. Sangat kuat sampai tangan pria itu terbentur dinding. Sangat sakit tapi Yibo tidak bereaksi apapun. Ia justru menatap bingung Zhan. Mencoba mencari alasan dibalik sikap tersebut. Baru saja ia hendak berbicara namun, Xiao Zhan berkata lebih dulu.

"Jangan pernah menyapaku seolah kita dekat. Aku tidak ingin celaka atau terkait dengan masalah mu lagi."

Benarkah? Wang Yibo tidak percaya. Ia mencoba meraih tangan tersebut sekali lagi dan ia mendapat perlakuan yang sama. Tetapi kali ini sangat keras dan sakitnya di tempat yang sama membuat Yibo meringis.

"Akh..."

Xiao Zhan berhenti dan hendak menoleh namun, Zhan memilih untuk tetap melangkah sekalipun langkahnya sangat berat. Laki-laki yang baru saja ia lukai adalah seseorang yang kemarin merayakan dirinya.

"Tidak ada yang lebih jahat darimu Zhan." Xiao Zhan menutup mulutnya rapat-rapat demi tak terdengar suara tangisan nya. Tapi kalau tidak begitu, ayahnya akan bertindak lebih jauh dan Yibo pasti terluka.

"Jauhi dia atau, mati."

Xiao Zhan mengangguk,"aku janji. Tapi, jangan sakiti dia."

Bunyi ketukan pintu pertanda, ada yang juga hendak masuk. Membasuh wajahnya untuk menghilangkan jejak air matanya sebelum kembali menjadi Xiao Zhan yang dingin, disiplin dan tidak berperasaan.

Di posisi lain, tepat sebuah bangunan seorang pria dewasa mendengar laporan dari detektif. Setelah selesai melaporkan hasil dari penyelidikan, ia meninggalkan ruangan tersebut menyisakan sang bos sendirian didalam ruangan tersebut.

"Tidak mungkin," orang sehebat dirinya dengan koneksi yang mumpuni tidak bisa melacak seorang anak kecil. Omong kosong macam apa ini. Foto dan latarbelakang nya tidak bisa di ketahui sementara ia bersekolah di sekolah miliknya. Bagaimana bisa ia tidak bisa mengaksesnya seorang siswa sekolah nya?

"Berikan dia pelajaran kecil." Gawai itu ia letakan di atas meja. Kembali fokus dengan pekerjaan nya tanpa peduli bahwa, seseorang yang akan terluka hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apapun. Ia hanya berteman dengan Xiao Zhan.

Bel berbunyi tanda jam pulang. Seperti kata Zhan, Yibo sama sekali tidak menyapa atau melemparkan candaan-candaan yang membuatnya naik darah. Mereka keluar bersama tetapi, Yibo sama sekali tidak berbicara atau menggodanya. Pemuda itu merangkul pundak Yanan saling melempar candaan hingga halaman sekolah. Tak lama, kelima teman dari kelas lain Ikut bergabung.

Tujuan mereka bukan pulang melainkan menuju belakang sekolah tempat biasanya mereka kumpul.

Seperti biasanya, setelah pulang sekolah, ia langsung menuju ke tempat latihan sebab tiga hari lagi olimpiade ice skating dilakukan di Shanghai. Ia benaran harus fokus agar tidak melakukan kesalahan yang sama dan hampir membawa kekalahan. Sekalipun bisa memperbaiki hingga berada di urutan satu tapi tetap saja ia hampir gagal.

Teenager Of Love  (Ready Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang