Seperti yang di katakan Reno pada adiknya tadi, sekarang Renjun akan ikut bersamanya terlebih dahulu, walau awalnya anak itu tidak mau tapi berkat bujukan dari Yoona akhirnya Renjun mau ikut bersama dirinya.Renjun sendiri sekarang tengah fokus mengamati sekitar lorong lorong sekolah yang mulai sepi karena bell masuk sudah berbunyi.
Reno sendiri menggandeng tangan Renjun dan membawakan tas anak itu, katanya agar Renjun tidak terlalu susah.
Namun saat mereka mulai memasuki kelas yang tadinya ramai membuat suasana berubah jadi sunyi.
Renjun sendiri bahkan sudah bersembunyi di belakang tubuh om Reno sambil sesekali mengintip ruangan kelas tersebut.
"Selamat pagi anak anak" ujarnya dirinya sempat melirik Renjun yang menggenggam kemejanya erat.
"Pagi pak" jawabnya mereka semua.
"Injun mau kenalan gak?" Reno membalikkan tubuhnya hingga menghadap Renjun yang kini menatapnya.
Renjun hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Ya udah gak apa apa, injun duduk di sini dulu ya, sambil liat om ngajar" Reno membawa Renjun duduk di kursi guru yang berada di kelas tersebut, mengeluarkan buku dan pensil dari tas Renjun.
Renjun sendiri hanya diam, apalagi sekarang mereka semua justru menatapnya.
"Kalian fokus dengan saya, jangan ngeliatin keponakan saya, anaknya jadi takut" ujar Reno membuat semua murid di kelas itu langsung fokus padanya.
Hampir 30 menit Reno mengajar dan semuanya berjalan lancar, namun selama menerangkan, Reno sesekali menahan tawanya kala melihat bagaimana raut polos dan bingung Renjun yang justru ikut mendengarkan nya menerangkan pelajaran.
"Kalau kalian sudah mengerti, sekarang kerjakan tugas yang ada di halaman selanjutnya dan di kumpulkan sekarang" setelah mengatakan itu Reno berlalu menghampiri Renjun dan melihat buku anak itu masih kosong.
"Injun belajar juga ya, katanya sudah hafal huruf ya, coba huruf M gimana" Reno memperhatikan Renjun yang terdiam sebelum anak itu meraih pensilnya dan merusaha menulis huruf M walau masih sedikit berantakan.
"Wah pinter, pegang pensilnya seperti ini" Reno membantu Renjun memegang pensil dengan benar.
"Ini M" lirihnya berusaha mencoba menulis kembali.
"Bagus, injun udah bisa loh" dirinya mengusak rambut Renjun dengan gemas.
"Sekarang injun bisa gak tulis nama injun di sini, nanti om kasih hadiah" ujarnya membuat Renjun mengangguk, dirinya sudah pernah di ajari menulis namanya.
Sambil menunggu Renjun yang menulis namanya sendiri, Reno sesekali menatap Renjun dan muridnya bergantian.
"Asli sih ini, kayaknya Renjun cuma dapet gen wajah aja dari orang tuanya, tapi tingginya ketinggalan, kayaknya cocok kalau sekolah, gak bakal ada yang tau umur sebenarnya sih" Reno sedikit terkekeh pelan, Renjun termasuk mungil di tengah keluarganya yang titan kayaknya, atau karena efek kekurangan gizi selama di kurung.
"Udah" Renjun menunjukkan bukunya, namun Renjun tidak hanya menulis namanya, tapi semua saudaranya walaupun yang di tulis hanya nama yang biasa dia sebut.
"Ini siapa aja hm?" Tanyanya membuat Renjun mengerutkan keningnya.
"Em ini injun, ni ji, ni Eno, ni Lele, ni Ecan, ni Nana, ni malk" jelasnya membuat Reno ingin tertawa rasanya.
"Injun udah pinter ya, coba baca ini bisa gak" Reno mengambil buku mengajarnya dan memperlihatkan pada Renjun.
"Em F I FI, SI KA" ujarnya senang walau harus mengeja terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...