Bab 1

524 36 2
                                    

Seperti biasa, cerita ini update di Karyakarsa dan di wattpad cuma post preview-nya aja, mana tau ada yang suka dan mau baca.

***

Langkah Avaya terasa berat setelah hari yang panjang dan melelahkan di Kantor. Dia membuka pintu apartemennya dan melangkah masuk, berharap bisa segera berendam dengan air hangat ditambah essential oil untuk mengurangi penat. Ia membayangkan malam tenang bersama secangkir teh hangat. Namun, seketika itu juga, ia berhenti di ambang pintu, matanya menangkap sosok dua orang di ruang tamu.

Salah satunya adalah Mira, adik dari sahabatnya yang juga tinggal bersamanya, satunya lagi seorang laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal. Keduanya tampak terlalu dekat dan ia melihat mereka akan berciuman. Jantung Avaya berdetak cepat, selain karena terkejut, juga karena ketidaknyamanan.

"Ehm." Avaya sengaja berdeham.

Dua orang yang tengah duduk di sofa itu sontak saling menjauhkan wajah dan menoleh. Mira tersenyum cerah, "Kak Ava udah pulang?" sapanya.

Avaya hanya mengangguk. Dia melepas sepatu hak tingginya dengan sandal rumah, lalu berjalan mendekati mereka.

"Kenalin Kak, ini Areksa, pacar aku." Mira merangkul lengan pria itu dengan bangga.

Avaya menatap pria itu dari ujung kepala hingga kaki, matanya menyorot tajam. Pria itu, dengan postur tubuh yang tegap dan wajah yang tampan, duduk dengan sikap santai. Namun, pandangan Avaya langsung tertuju pada anting-anting kecil yang berkilauan di telinga kirinya dan tato yang mengintip dari lengan kausnya.

"Pacar?" gumam Avaya sambil melirik pria bernama Areksa itu, rasa skeptis meliputi pikirannya. Ia tidak pernah menyukai tipe lelaki seperti ini-penampilan flamboyan yang lebih mengedepankan kesan liar daripada tanggung jawab. Akan tetapi, untuk menjaga perasaan Mira, dia menahan diri.

Areksa balas menatapnya, seolah menyelidik, tetapi dengan senyum miring yang sangat membuat Avaya jengah. "Salam kenal Kak," katanya dengan nada santai.

Avaya tidak membalas lebih dari sekadar anggukan dan segera berbalik menuju kamarnya. Ia tidak punya energi untuk berdebat atau terlibat dalam percakapan lebih lanjut dengan orang asing yang tidak disukainya. Saat pintu kamarnya tertutup, ia menghela napas dalam-dalam, mencari ponselnya dan langsung menghubungi Jennie.

"Jen, lo tau Mira punya pacar sekarang?" tanya Avaya tanpa basa-basi begitu telepon tersambung.

Jennie terdengar bingung di seberang sana. "Pacar? Nggak, gue nggak tau."

"Namanya Areksa, dia ada di apartemen gue sekarang. Penampilannya... yah, dia pakai anting dan bertato. Jujur aja gue nggak suka gaya tengilnya, Jen."

Ada jeda sejenak sebelum Jennie menjawab, "Gue nggak kenal. Tapi, kalau lo ngerasa ada yang nggak beres, tolong awasi Mira, ya. Gue nggak mau Mira dekat-dekat sama cowok yang nggak bener."

Avaya mengangguk meski tahu Jennie tidak bisa melihatnya. "Tenang aja. Gue pasti jagain Mira selama lo nggak ada."

Setelah menutup telepon, Avaya berdiri di dekat pintu kamarnya, berpikir. Rasa tanggung jawabnya pada Mira makin kuat. Jennie sudah seperti saudara baginya dan ia tak mungkin membiarkan adik sahabatnya ini jatuh ke tangan orang yang salah.

Menghela napas, Avaya membuka pintu kamarnya perlahan. Di ruang tamu, Mira dan Areksa masih di sana, tertawa pelan sambil berbicara dengan penuh keakraban. Avaya tahu ia tidak bisa langsung melarang atau menghakimi, tapi setidaknya ia bisa mengawasi.

Dengan langkah yang disengaja namun dibuat seolah-olah alami, Avaya berjalan menuju dapur. Dia membuka kulkas dan mengambil botol air mineral, berusaha tampak santai padahal matanya terus melirik ke arah dua sejoli di ruang tamu. Entah mengapa, meski baru pertama kali bertemu, feeling-nya terhadap Areksa kurang baik. Mira terlalu polos untuk menyadari bahaya yang mengintai dari pria seperti Areksa.

Areksa #Love Trap Series 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang