A/n
Baru kali ini nulis note di awal.
Jadi aku lupa masukin nama Wooram sebagai mafia di chap kemarin.Wooram bakal tetap jadi mafia ya~
Itu aja, nggk tau mau nulis apa lagi.Happy Reading~
________
Orang-orang itu saling menatap dengan kebingungan. Memperhatikan bahwa hanya sebagian kecil yang terbagun sementara teman-teman mereka yang lain tetap tidur.
Yeseul menatap Somi, dan begitu pula sebaliknya. Kedua gadis itu bertanya melalui isyarat mengenai apa yang sedang terjadi, tapi hanya mendapat kedikan bahu dari satu sama lain.
Perhatian Yeseul kemudian beralih pada Hyunho yang tertidur disebelahnya.
"Hyunho-ya, irona." Yeseul menepuk-nepuk pipi Hyunho, mencoba membangunkan kekasihnya tersebut, tapi Hyunho tidak kunjung bangun.
"Percuma, mereka semua pingsan," kata Wooram, setelah dia mengecek Jooyoung. Gadis itu juga tidak bangun.
Perkataan Wooram ikut menarik perhatian Kyungjun yang sedang mengecek Yoonseo dengan khawatir, begitu pula Somi yang duduk di samping Junhee.
Mereka semua kompak saling menatap lagi, sampai Yewon tiba-tiba buka suara. "Heo Yul, apa dia sungguh mati?"
Kyungjun yang berada paling dekat dengan jendela tempat Heo Yul jatuh, segera mengecek. Ekspresi wajahnya lanngsung mengeruh saat menemukan jasad Heo Yul di bawah sana. "Shibal. Dia benar-benar mati"
"Yak. Kenapa hanya kita yang bagun?" tanya Somi.
Mereka saling menatap lagi, bertanya-tanya dalam hening yang terasa mencengkam.
"Karena mafia game?" celetuk Dabum membuat semua perhatian yang sadar, segera beralih padanya. Dia menatap teman-temannya dengan tatapan takut, tapi tetap memberitahu pemikirannya, "saat malam tiba, mafia akan bangun untuk membunuh warga. Itulah aturannya."
Yeseul langsung tersadar. Dia mengecek ponselnya untuk melihat aplikasi mafia game. "Aku dapat peran mafia. Kalian juga?"
"Well, kurasa kita semua di sini mafia," kata Jungwon, melihat tidak ada yang menyangkal.
"Bagaimana sekarang?" tanya Yewon.
"Bisakah kita pergi dari sini? Bau darah membuatku mual," ujar Yeseul. Dia menatap Hyunho sejenak dengan tatapan lirih, sebelum bangkit berdiri dan beranjak lebih dulu meninggalkan lorong asrama.
Beberapa saat kemudian, yang lain memgukutinya. Mereka diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Apakah kita hanya akan diam saja?" tanya Yewon. Dia menatap ke arah Yeseul dan Somi yang duduk berhimpitan. Kedua gadis itu menatapnya tapi tidak menjawab.
Tiba-tiba saja. Jowoon yang sejak tadi hanya diam saja, beranjak pergi keluar dari kamar. Saat Yewon bertanya, dia bilang dia akan ke toilet, jadi yang lain membiarkannya.
"Shibal! Sebenarnya apa yang terjadi?" Kyungjun meracau marah, merasa kesal akan situasi.
"Shibal, diamlah," kata Yeseul, seraya mendelik sinis.
Ada jeda hening selama beberapa menit ke depan, sampai Wooram tiba-tiba angkat suara, "jadi, seseorang akan datang ke pusat retret besok pagi bukan?" Dia bertanya pada Somi selalu wakil ketua kelas.
"Jika tidak ada yang datang, mari pergi saja," jawab Somi.
Mereka semua mengangguk setuju. Itu adalah hal termudah untuk dilakukan. Kabur, mereka harus kabur sejauh mungkin.
Setelah konfirmasi itu, mereka merasa sedikit tenang, tapi kemudian sebuah notifikasi dari aplikasi mafia game memberitahukan sesuatu yang membuat harapan mereka jatuh begitu saja.
-Kalian harus mengikuti peraturan gamr mafia-
-Jika kalian tidak memgeksekusi satu pemain sampai pukul enam pagi-
-Salah satu dari kalian akan dieksekusi-
Kecemasan Yeseul dengan cepat meningkat pesat. Dia dan Somi saling pandang dengan ketakutan yang lebih nyata.
"Shibal, apa-apaan ini?" Kyungjun menjadi murka.
"Pukul berapa sekarang?" tanya Jungwon
"Sekarang pukul enam pagi." Wooram langsung bangkit berdiri, mengawasi teman-temanya yang kembali di landa panik.
Sebuah suara ganjil segera menuntun mereka keluar dari salah satu kamar dan pergi ke sumber suara. Mereka menemukan Jowoon di toilet dilantai yang sama. Cowok itu sedang menabrakan diri ke tembok. Perilakunya itu langsung mengingatkan mereka akan sikap Heo Yul sebelum cowok itu bunuh diri.
Wooram langsung menarik tubuh Jowoon untuk menghalanginya menyakiti diri. "Apa yang kamu lakukan?" Dia panik.
Somi langsung memeluk lengan Yeseul dan berbisik padanya dengan suara bergetar sarat akan rasa takut, "dia bersikap seperti Yul."
"Yak, bantu dia." Yeseul mendorong Kyungjun saat melihat Wooram hanya berusaha sendirian menghalangi aksi Jowoon.
Kyungjun berdecak kesal, tapi tetap bergerak untuk membantu Wooram memegangi tubuh Joowon. Namun meski dengan dua orang menahannya, Joowon tetap berhasil lolos. Kali ini dia mengambil apr untuk menyakiti dirinya sendiri.
Darah bercucuran ke lantai. Dan tubuh Jowoon jatuh ke dalam bilik toilet, tidak lagi bergerak. Wooram pergi untuk mengecek dan syhok menemukan Jowoon sudah mati.
Mereka jatuh begitu saja, sesak dihantam oleh tragedi serupa dalam kurun waktu beberapa jam saja.
Disela isakan kecilnya, Somi berujar dengan pelan. "Jika tidak membunuh siapa pun, kita yang akan mati."
Kalimatnya seakan menjadi peringatan bagi mereka. Bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan.
Membunuh atau mati, mana yang akan mereka pilih?
Kecuali Jowoon yang sudah mati, mafia yang terisa kembali ke lorong kamr asrama, menempati posisi saat mereka bangun, dan berpura-pura tidak baru saja mengalami tragedi kedua.
Yeseul menatap wajah damai Hyunho yang tertidur. Dan dia merasakan hantinya sesak. Mereka telah merencanakan banyak hal bersama yang akan dilakukan selama retet, namun Mafia game yang seharusnya tidak ada dalam list kegitan, kini seolah-olah mereka harus menjalaninya.
Yeseul mengelus pipi Hyunho pelan, sebelum dia memposisikan dirinya berbaring di samping cowok itu, menutup mata.
Dan ketika suara alarm terdengar lalu matahri kembali naik ke permukaan. Semua orang bangun tanpa terkecuali. Lalu, para mafia itu memulai akting, bersikap seperti yang lain, kebingungan, seolah-olah tidak tahu bahwa selain Heo Yul, ada satu lagi dari mereka yang sudah hilang.
"Di mana Jowoon?"
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
ɪʟʟᴜsɪᴏɴ ⇴ɴɪɢʜᴛ ʜᴀs ᴄᴏᴍᴇ
FanfictionKegiatan retret yang berujung malapetaka. - Night Has Come | Fanfiction Yoon Yeseul ft All Char NHC