Chapter Three

150 13 1
                                    

Setelah makan siang bersama di kafetaria fakultas, Roseanne mengikuti kelas Sejarah siang itu, sementara Aliza melangkahkan kakinya menuju perpustakaan kampus.

Masuk ke dalam pintu masuk perpustakaan, kemudian Ia menempelkan kartu mahasiswanya di salah satu akses masuk. Setelahnya Ia berjalan ke tangga, dan naik ke lantai 4 perpustakaan.

Aliza menemukan banyak buku setelah keluar dari anak-anak tangga yang dilewatinya, mulai melangkah lagi untuk mencari kesana kemari. Ia tidak menaruh tasnya terlebih dahulu, namun tetap membawa tas jinjing itu di pundak kanannya.

Prof. Langford tidak mengatakan terkait buku spesifik, Professor itu hanya mengungkapkan untuk meninjau sebuah buku bertema. Tidak ada tipe atau jenis buku yang dimaksud, maka dari itu Ia cukup bingung untuk memilih sebuah buku dari ribuan buku yang berada di perpustakaan.

Aliza mendudukkan dirinya di lantai tepat di depan rak-rak buku yang berjejer rapi, kemudian jari telunjuknya mulai berseluncur ria di tiap baris rak-rak buku dan kerap kali mengambil beberapa buku. Matanya membaca sekilas jaket dari setiap buku yang jari-jari tangannya ambil, jika tidak tertarik Ia akan menaruhnya kembali.

Setengah jam berlalu hingga pada akhirnya Aliza menemukan sebuah buku bersampul keras dengan jaket yang menarik perhatiannya, buku dengan judul Down and Out in Paris and London karya George Orwell terbitan tahun 1933. Buku itu tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, perkiraan Aliza berisi sekitar 280 halaman—jadi Ia tidak perlu terlalu menyulitkan diri dengan buku tebal, apalagi dengan tenggat waktunya yang cukup singkat.

Aliza berdiri perlahan sembari mengenggam erat buku tersebut di tangan kirinya, kemudian Ia berjalan menuju salah satu kursi sofa dan menaruh tas jinjingnya di kursi sofa lainnya. Ia duduk di kursi sofa tersebut dan menyenderkan kedua lengannya pada meja coklat muda di depannya, kemudian tangannya mulai membuka buku bersampul wajah-wajah manusia dengan latar belakang polos berwarna hijau muda.

 Ia duduk di kursi sofa tersebut dan menyenderkan kedua lengannya pada meja coklat muda di depannya, kemudian tangannya mulai membuka buku bersampul wajah-wajah manusia dengan latar belakang polos berwarna hijau muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Aliza!" Teriakan yang terdengar seperti pekikan tersebut tersampaikan ke gendang telinga si pemilik nama, Ia menoleh dan mendapati temannya Roseanne berlari dengan rusuh menuju tempat duduknya. Pundak perempuan bersurai merah itu menahan tas jinjing tebal yang berisi banyak barang, tangan kanannya menggenggam sebuah cup kopi berukuran sedang, dan di sisi lain tangannya menggenggam tas laptopnya yang penuh—Ia tampak berantakan dan kewalahan.

Roseanne meletakkan cup kopi dan tas laptopnya di atas meja Aliza, kemudian menaruh tas jinjingnya di kursi sofa yang tas Aliza tempati. Akhirnya Ia duduk di kursi sofa kosong lainnya, menghirup dan menghela napas berulang kali.

Aliza menatap tak heran dengan temannya itu, "Kau darimana?" Tanyanya membuka percakapan.

Kedua bola mata Roseanne terbuka lebar dan menoleh menatap Aliza, "Kafetaria. Aku sangat mengantuk di kelas Sejarah dan—Oh, for heaven sake, Leez! Kau harus tahu, aku mendapatkan beberapa tugas paper baru. Makanya aku mengambil laptopku dari loker," jelasnya dengan napas yang berat. Ia mengambil cup kopi di depannya dan menyeruputnya, "Kopi agar tidak mengantuk." Konfirmasinya sembari menggoyangkan cup kopi tersebut.

Aliza hanya tertawa kecil melihat tingkah laku temannya, kemudian kembali fokus membaca buku karya George Orwell.

Roseanne memperhatikan, "Kau sudah mendapatkan buku? Down and Out in Paris and London?" Tanyanya memastikan, kemudian mendapatkan anggukan dari si pembaca buku yang duduk di sampingnya.

"Uh, aku tidak tahu harus meninjau buku apa. Aku pikir aku harus mulai mencari," ungkap Roseanne. Ia berdiri, kemudian beranjak pergi dari tempat duduknya dan menghilang ke dalam rak-rak buku.

Kondisi perpustakaan tidak begitu ramai di sore hari, kemungkinan utamanya adalah mahasiswa telah pulang dan tidak setia untuk membuang waktu mereka di perpustakaan. Kemungkinan lainnya, mahasiswa kelas malam tentu memiliki kelas di sore hari itu.

Roseanne memberi pesan pada Aliza sekitar pukul 3 sore saat temannya itu masih kelas, menanyakan di mana Ia berada dan kemudian Aliza membalasnya secara jujur. Bahwa Ia di perpustakaan dan masih membaca buku pilihannya. Berakhir temannya datang dengan ribuan hal yang membuatnya kewalahan, tipikal Roseanne.

Waktu berlalu cukup lama, Roseanne telah kembali sejak 30 menit yang lalu dengan beberapa buku sejarah dan sebuah buku yang tidak terlalu tebal berada di jepitan lengannya. Sementara Aliza, tentu perempuan itu telah selesai meninjau setengah dari isi buku George Orwell itu di laptop dan berencana untuk melanjutkannya di rumah. Tepat di akhir Chapter 20 di mana tertulis, "Jules and I missed the last Metro home and had to sleep on the floor of the restaurant." isi buku tersebut.

Aliza mengambil ponselnya yang berada cukup jauh darinya di ujung meja, kemudian membuka layar benda pipih tersebut. Terdapat beberapa notifikasi dari Ibu, Aveery, dan beberapa group-chat. Ia membalas beberapa pesan, kemudian menaruh kembali ponselnya setelah berenang di beberapa aplikasi.

Atensinya berubah pada perempuan lainnya, terlihat jika Roseanne sangat fokus pada pekerjaannya. "Anne, kau sudah selesai?" Tanya Aliza di keheningan perpustakaan.

Roseanne terpicu, Ia mendongak dan mengalihkan atensinya dari laptop ke Aliza. "Not yet. Setengah jalan saja aku belum," balasnya, wajahnya terlihat suram.

Aliza tertawa kecil, "Aku akan melihat-lihat sebentar ke lantai bawah," katanya, yang hanya dibalas anggukan tanpa suara oleh temannya. Kemudian, Ia berdiri dari kursinya dan pergi dari pandangan Roseanne sembari membawa buku George Orwell.

Lantai 4 perpustakaan adalah tempat yang cukup modern, disiapkan khusus untuk mahasiswa agar dapat belajar selayaknya kantor. Namun, lantai 3 perpustakaan tidak terlihat begitu menyenangkan. Banyak rak-rak berdebu ketika masuk ke beberapa ruangan perpustakaan, terdapat cukup banyak ruangan kosong yang seharusnya bisa menjadi sebuah tempat belajar. Langkah kaki Aliza kembali membawanya menjalani lorong lantai 3 tersebut, lampu di lorong cukup terang namun agak menyakitkan.

Aliza membuka sebuah pintu kayu bercorak di sudut akhir perjalanannya di lantai 3, terdapat ruangan yang cukup luas dibandingkan beberapa ruangan lainnya. Semakin Ia masuk ke dalam ruangan itu, semakin tinggi dorongan pada bibirnya untuk tersenyum.

Rak-rak kayu, buku-buku bersampul keras yang tersusun rapi, debu-debu yang tersisa saat telah dibersihkan setidaknya satu bulan sekali, Oh, ruangan itu berisi imajinasi Aliza—perpustakaan lampau. Di usianya yang sekarang, tentu Ia tidak terlalu tertarik dengan buku. Namun, jiwa kecilnya tidak sanggup menahan kebahagiaan hingga ingin menari di lorong rak-rak buku kayu di dalam ruangan tersebut. Aliza menyusuri tiap buku yang ditata rapi, diambilnya beberapa lalu diletakkannya kembali setelah membaca jaket buku tersebut.

Namun, benaknya berpikir. Tidak ada satupun mahasiswa di dalam ruangan besar berisi buku itu, Aliza bertanya-tanya, apakah Ia masuk ke ruangan yang tidak diperbolehkan untuk mahasiswa masuk ke dalamnya. Bahkan, tidak ada seorang pun di dalam perpustakaan itu.

Aliza tetap menyusuri lorong hingga menemukan beberapa meja dan kursi kayu yang telah di pernis hingga mengkilap, kemudian Ia duduk di salah satu kursi yang menghadap jendela besar dan menampilkan pemandangan pohon dengan daun kuning kemerahan di luar sana.

Pupil matanya mengolah informasi yang Ia terima, menawarkannya ke otak untuk mengatakan, "Tempat ini akan menjadi ruangan rahasiaku!" Namun kenyataan memanggilnya kembali.

Diluar terlihat mulai menggelap, matahari baru saja terbenam dan memanjakan mata tiap manusia dengan menampilkan indahnya cahaya kemilau yang Ia berikan.

Kembali pada kenyataan, Aliza berdiri dari kursi. Kemudian Ia berjalan menyusuri lorong rak-rak buku, hingga pada akhir Ia mendekati pintu keluar, seseorang menggenggam tangannya.

*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

wonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang