01 || Awal pertemuan.

4 1 0
                                    

Di malam yang sunyi dan gelap karena tidak ada satu pun alat bantu penerangan jalan yang memasuki sebuah gang kecil, seorang gadis berjalan dengan sebuah senter ponselnya yang menjadi penerang di malam harinya. Meskipun hanya terlihat samar, namun pencahayaan itu setidaknya sangat membantu dirinya untuk menelusuri jalanan sepi.

Kedua bola matanya bergerak gelisah sebab ia merasa takut ketika menyadari bahwa dirinya telah memasuki kawasan hutan, lalu dengan cepat ia berputar arah dan berlari keluar dari hutan itu. Ternyata ia tersesat, gadis itu telah memasuki gang yang salah. Ia bingung tercampur takut, dirinya tidak tau dimana ia berada saat ini. Gadis berusia tujuh belas tahun itu terus berlari mencari jalan untuknya pulang, namun ia terjebak di gang kecil tersebut dengan pencahayaan yang sangat minim.

Sepersekiandetik kemudian, gadis itu mulai terisak dan meluruhkan tubuhnya lalu memeluk lututnya sendiri dan menangis. Ia sangat takut, sungguh. Terdengar jauh di sana, suara langkah kaki mendekati dirinya. Alih-alih merasa tenang, gadis itu malah semakin ketakutan di kala seseorang pemilik langkah kaki itu mencolek pipinya menggoda.

"Cantik-cantik kok nangis disini sih? Kayak setan aja." Ucap orang itu lalu tertawa, suara tawa yang saling bersahutan itu membuat si gadis yakin bahwa seseorang itu tidak sendiri melainkan kelompok.

"Dari pada nangis disini, mending ikut kita yuk." Ajak yang lainnya seraya mendekatkan wajahnya pada rambut hitam panjang sepunggung dan terurai milik si gadis.

Gadis itu hanya terdiam dengan kepala yang semakin ditundukkan, jantungnya berdebar lebih kencang dan badan yang bergetar ketakutan. Namun kepala yang menunduk itu kini terangkat di kala ia mendengar suara daru kendaraan yang dapat dirinya yakini, itu adalah kendaraan beroda dua. Terdengar pula suara seseorang yang dengan tegas menegur mereka yang datang mengganggunya, di dalam kegelapan ia berusaha untuk melihat wajah seseorang yang baru saja datang itu, namun hari sudah semakin gelap dengan cahaya bulan yang sedikit membantunya membuat gadis itu memicingkan matanya untuk melihat wujud asli orang yang menolongnya.

"Lo gak papa?." Tanya seseorang itu setelah memastikan orang-orang yang mengganggu gadis di bawah pohon itu pergi, dengan tangan yang diulurkan.

"G-gak papa, makasih." Sahut si gadis lalu menerima uluran tangan itu dengan hati-hati.

"Lo mau kemana? Di daerah sini itu rawan begal, lo harus hati-hati, mana sendirian lagi." Ucap orang itu seraya menarik lengan si gadis untuk meraih motornya yang terparkir tak jauh dari sana, lalu orang itu memintanya untuk naik dan membawa si gadis keluar dari gang kecil itu.

Akhirnya mereka menemukan titik cahaya setelah berhasil keluar dari gang kecil, dengan bantuan cahaya dari lampu jalan, gadis itu bisa melihat dengan jelas bagaimana rupa orang yang menolongnya di kegelapan. Dapat gadis itu jabarkan, garis rahang yang tegas, hidung mancung, mata yang tajam, rambut yang acak-acakan dengan bandana hitam yang melingkar menutupi keningnya, tubuhnya yang tinggi dan tangannya yang kekar dengan memakai kaos hitam polos dan celana jeans hitam itu mampu membuat gadis yang di tolongnya menatap kagum pada ciptaan Tuhan yang berdiri tegap di sampingnya.

"Makasih." Ucap gadis itu kembali menunduk.

"Hm. Gue duluan ya, udah malem. Lo, hati-hati." Ucapnya lalu kembali menaiki motornya dan berlalu begitu saja.

Gadis itu melongo tak percaya, "Anjir, gak ada bedanya sumpah. Sama-sama sendiri gue." Gumamnya lalu berlari meninggalkan tempatnya berdiri.

Di balik gerbang yang menjulang tinggi, terdapat seorang remaja yang menghidupkan klakson motornya, dengan segera gerbang pun terbuka sempurna. Ia membawa motornya memasuki halaman rumah yang luas lalu di simpannya di garasi dan pemilik motor pun berjalan memasuki rumah yang mewah nan megah itu. Kedatangannya disambut dengan senyuman lembut milik wanita setengah baya yang telah melahirkannya, dengan senang hati sang anak yang baru saja pulang pun membalas senyuman sang Ibu dan mencium punggung tangan yang dulu selalu menimangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear AltazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang