Hai...
Suasana makan malam kali ini terasa sunyi, belum ada yang memulai, masih terbawa suasana sore tadi
Suara siulan memecah kesunyian, tampak Harry dengan stelan baju tidur berbahan satin menuruni tangga dengan pelan
Kreek (suara kursi di tarik)
Harry duduk tepat di sebelah Mike, dengan santai mengambil beberapa macam lauk pauk, seluruh anggota keluarga masih memandang ke arah tangga
"Kenapa?" Tanya Harry pelan
"B..bang, Milo mana?" Ucap Jake pelan
Harry masih terdiam, menyendok pelan nasi, "Di kamar"
"Dia gak turun buat makan malam,.." Jacob melirik sebentar jam dinding, "nanti maghnya kambuh"Harry menatap tajam sang Daddy, "Tenang saja, biar itu menjadi urusan ku"
Tak ada yang melanjutkan, meninggalkan suasana makan malam yang dingin
***
"Bang Harry itu kenapa sih?" Tanya Jake pelan
Sekarang mereka sedang berada di kamar Mike, tenang mereka sudah memastikan pintu terkunci rapat
"Aku juga gak tau, baru kali ini bang Harry seemosi itu" ucap Zee pelan
"Aku kasian liat Milo tadi" ucap Gilang sembari mengelus pelan pucuk kepala Jake
Jake menunduk makin dalam, "Aku ngerasa bersalah, seharusnya aku bisa cegat atau larang Milo buat keluar..." menghela nafas pelan "...aku juga merasa bersalah sama Budi dan kakek Agus"
Viro tersenyum lembut, lalu menepuk pucuk kepala Jake, "Ini bukan salah kamu, yang terjadi biarlah berlalu"
Jake mengangguk, tapi tak lama terdengar tangisan kecil dari bilah bibirnya "A..aku ka..kasian sama Milo.." ucapnya tersendat
Para abang saling pandang,
"Jake, udah gak usah sedih ya, nanti biar bang Galang yang bilang sama bang Harry buat lepasin Milo, oke" ucap Galang sembari memeluk JakeDavid yang awalnya hanya diam menyimak, tiba-tiba berjalan keluar kamar, meninggalkan semua sepupunya
"Bang David mau kemana?" Ucap Mike pelan
Max yang berada di sebelahnya mengendikkan bahu tak tau
****
Tok..tok..tok
Harry yang sedang asyik memeluk Milo merasa terganggu, sedangkan Milo tampak berharap, agar bisa keluar dari kamar ini
"Diam disini" ucap Harry pelanMilo mengangguk samar, Harry perlahan berjalan ke arah pintu,
Ceklek
Harry terdiam sejenak sembari melipat tangan di depan dada, menunggu orang yang mengetuk berbicara terlebih dahulu
"Mana Milo?"
Harry mengernyitkan dahi,
"Mana Milo?!"
Harry menyeringai tipis, "Di dalam, untuk apa kamu kesini...David?"
David mencoba mengintip ke dalam, tapi Harry berusaha menghalanginya
"Harry dengar, semua orang khawatir, berhenti bersikap kekanakan, Mommy demam tinggi gara-gara kamu!"
Harry tampak tidak bergeming sama sekali..
"Lalu...apa saya harus peduli, lebih bagus juga bila dia mati?"