»Chapter 3«

72 10 4
                                    

›⟩ Pelita Only ⟨‹
›⟩ Kata Kasar! ⟨‹
›⟩ blood ⟨‹

« Enjoy »

Di stasiun kereta, mereka berlari karena sedikit lagi terlambat, "Ugh..aku merasa pusing berlari terus..," sesak Ian

"Tahan lah Ian, sebentar lagi kita bakal sampe dikereta..!!!,"ucap Adnan

Mereka pun tiba di stasiunnya, dan Bhima pun menurunkan odo dari gendongannya, "makasih ya Bhim," ucap odo dengan tersenyum ceria

"Iya sama sama do, lain kali jangan kesandung ya," ucap Bhima

Mereka semua pun masuk ke kereta

Agatha sedikit bingung, mengapa tempat pikniknya sampai harus naik kereta?, "anu.. Ree..?," panggil Agatha

Rere yang sempat mengantuk pun terbangun, dan mencari siapa yang memanggilnya, ternyata Agatha memanggilnya, lalu Rere pun bingung, "ah iya?? Kenapa Agatha? Kamu kedinginan?," tanya Rere

Agatha sontak menggelengkan kepalanya dengan pelan lalu menatap Rere dengan penuh pertanyaan dan serius, "aku mau nanya..,"

Rere mengerutkan alisnya, "nanya apa Agatha?,"

"Menghela nafas kenapa.. Kita harus naik kereta? Kupikir tempatnya hanya perlu jalan kaki atau naik sepeda..?" Tanya Agatha

Rere yang mengerutkan alisnya pun tersadar, "ohhh! Itu karena tempatnya itu jauh, tapi enak koo tempatnya! Udah ada tenda disitu, dan toko juga banyak disitu,"

"Ah.. Jadi begitu.. Kau sudah pastikan aman kan?," tanya Agatha

Rere menganggukkan kepalanya, "sudah koo,"

(FYI:Adela yang nge ide, Rere yang cari tempatnya)

Agatha menghela nafas lega dapat mengetahui itu,

Rere pun kembali menyenderkan kepalanya di kursi yang berbahan empuk itu, kursi itu nyaman sekali, hingga Rere tertidur kembali

Bhima terbangun berkali kali, merasa ada sesuatu yang janggal

.....

Bhima terkejut, "Tunggu?! Kok kereta ini tidak mengarahkan ke tempat piknik?!,"

Yang lain sontak terbangun, "APA?!" Kaget yang lain

Disitu tujuan keretanya adalah.. "Neraka."

Terdengar suara tawa yang begitu besar hingga menggema di kereta itu

"Hahaha...! Selamat datang murid murid pelitaraya, kalian telah memasuki kereta neraka yang mengarah ke tempat penyiksaan.. Hanya satu orang yang bisa selamat di tempat itu..,"

Semua yang mendengar itu panik, tak tau harus melakukan apa

Bhima yang berusaha tak panik membuka pintu kereta,

Streettt..

DOR!

Lengan Bhima ditembak peluru, sialnya Bhima lupa membawa perban, darah yang segar mengalir di lengannya, "ssshh..!,"

Odo yang panik segera mencari perban di tasnya

Disaat odo panik, ada yang menepuk bahunya, "do.. Udah.. Bhima udah diperban koo tangannya..," ucap Adela

Odo bingung serta sedikit lega, "serius kamu del?" Tanya odo

Adela mengangguk, "serius, coba liat Bhima,"

Odo pun segera mengalihkan pandangannya, dan dia melihat Ian mengobati Bhima, odo yang menatap pemandangan seperti itu sedikit kesal, "cih... Kok mau sih Bhima di perbanin ama si cemen itu..,"

"Udahlah odo.. Yang penting si Bhima pendarahannya berhenti..," jelas Adela

Odo tersadar, "oh.. Iya yah..,"

"Uummh.. Anu.. Maaf ganggu bucin kalian tapi-" belum selesai Agatha berbicara

Adela langsung memerah seperti tomat dan mengatakan sambil kesal/salting, "eehh?!! E-eenggak!! Kita ga ada bucin Agatha!!! Ih!,"

Agatha terkekeh, "hahah.. Iyaa adelaaa, aku cuma numpang nanya koo,"

Adela mengerutkan alisnya, "kamu mau nanya apa?,"

Agatha menghela nafas sebelum menanyakan, "anu.. Kita ini salah kereta ya? Makanya jadi begini..,"

Adela diam sejenak, bingung harus menjawab apa, "sebenarnya kita enggak salah kereta Agatha.. Ini kereta yang tepat.. Mungkin saja kereta ini diretas.. Makanya jadi begini.. Aku juga dari awal ga kepengen gini..! Aku cuma mau senang senang liburan saja..,"

Agatha terdiam mendengar penjelasan Adela, Agatha menatap mata Adela yang penuh berkaca kaca, "ah begitu.. Kamu mau senang senang ya..,"

Agatha memeluk Adela, Adela yang dipeluk pun memeluk Agatha balik sambil menangis sendu, "hiks.. Hiks.. Aku..cuma mau...liburan senang...senang..bersama kalian.. Hiks.."

Rere yang melihat pemandangan seperti ini hanya diam sambil mengutuki dirinya

Tiba tiba ada yang menepuk bahu Rere, "hey? Kamu gapapa?," tanya seseorang memakai sweater biru

Rere yang ditepuk bahunya itu terkejut, lalu menengok siapa yang menepuk bahunya, mata Rere membulat dan mengecil,


"R.. Raka?!,"

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[]Only One Person Can Survive[]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang