Prolog

34.4K 646 0
                                    

Jasmine POV's

Aku menatap pantulan tubuhku di cermin. Gaun putih serta perhiasan rambut di kepalaku nampak indah. Namun setelah aku teliti lagi, nampak ada yang kurang. Aku tak dapat melihat senyum di wajahku sendiri. Berkali-kali aku mencoba namun tetap, senyum itu tidak muncul juga di cermin. Di cermin itu, hanya ada pantulan seseorang dengan tatapan kosongnya.

"Semua akan indah pada waktunya, Tuhan punya rencana atas semua ini." Bisikan lembut serta sentuhan pada tanganku membuatku membalikan badanku. Dapat kulihat wanita yang selalu kucintai sedang tersenyum saat ini, walaupun aku tau senyuman itu karena dia iba padaku.

"Iya bunda, aku tau. Nampaknya Tuhan sedang membuat lelucon tentang kehidupanku agar semua orang dapat tertawa." Aku yakin ibuku sangat tidak suka dengan jawabanku, tapi sejujurnya memang itu yang kurasakan, aku merasa Tuhan sedang tidak berpihak padaku.

Ibuku akan segera menjawabku ketika kami berdua mendengar bunyi suara pintu terbuka. Di depan pintu terpampang sosok pria yang sudah mendampingi ibuku lebih dari 20 tahun. Dia menatapku dari atas ke bawah, tatapan yang aku sudah tau bahwa dia membenciku, bahwa kepercayaannya padaku selama 19 tahun, sudah hilang akibat satu malam itu.

"Sudah siap?" Ayahku bertanya.

"Ya." Aku menjawab sambil berjalan ke arahnya dan memegang tangannya. Aku berjalan dengan ayahku, membuka pintu yang memisahkanku dengan masa depanku. Aku menunduk ketika merasakan pintu sudah terbuka. Alunan piano serta tepuk tangan orang-orang membuatku mau tak mau harus melihat ke depan. Dan saat aku melihat ke depan, disitulah aku melihat lagi dia setelah sekian lama.

Dia berdiri di altar dengan jas hitamnya, dia menatapku, namun aku tak mengerti tatapan itu. Dengan senyum yang kupaksakan , aku dan ayahku terus berjalan ke arahnya. Hingga akhirnya aku tepat berdiri di depannya, dan ayahku akan melepaskan tanganku. Namun sebelum ayahku beranjak, kurasakan jarinya mengelus tanganku dan berkata dengan sangat pelan "Berbahagialah." Satu kata yang membuatku sadar, mulai detik ini juga statusku bukan seorang anak lagi,namun aku akan menjadi istri juga ibu.

Unbelievable PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang