15 menit sudah kutunggu Kak Olivia namun Kak Olivia tak kunjung kembali, sedangkan semua sudah siap. Hingga tepat setengah jam, Kak Ugi memutuskan untuk menyusul Kak Olivia keluar.
Aku yang tau akan segera ditinggal oleh Kak Ugi, memutuskan untuk ikut.
"Kak, aku takut sendiri di sini, aku ikut nyari Kak Oliv ya." Kak Ugi pun segera menoleh padaku dengan muka paniknya.
"Oh iya, aduh kaka sampai lupa ada kamu di sini, maaf maaf ya, yaudah ayo." Ucap Kak Ugi dengan tergesa-gesa.
"Eh iya kak gakpapa, pasti panik karena Kak Oliv." Akupun mencoba mencairkan suasana, karena kulihat muka kak Ugi sangat panik. Kak Ugi pun hanya menjawab dengan anggukan dan tersenyum seperti setuju dengan ucapanku barusan.
Akupun berjalan menyusuri villa bersama Kak Ugi, tidak ada percakapan sama sekali, karena Kak Ugi hanya terfokus pada hp nya dan berjalan tergesa-tergesa. Aku yang mengikutinyapun kadang tertinggal. Hingga ponsel kak Ugi berbunyi menandakan ada yang menghubungi kak Ugi.
"Hah? Kok tiba-tiba sih? Apa susahnya bilang dulu?"
"...."
"Ya gabisa gitu dong Liv."
Kulihat muka kak Ugi seperti marah, dan sepertinya yang menghubungi kak Ugi adalah kak Oliv. Ketika sambungan diputuskan, kak Ugi segera menoleh padaku.
"Oliv bilang ada pasiennya yang sakit tiba-tiba di sekitar sini, dia bakal balik lagi sekitar 2 jam-an lagi. Kita nunggu di villa aja ya." Walaupun kak Ugi berkata dengan lembut, namun aku tau ada kekesalan dalam wajahnya. Kita berdua kembali berjalan untuk kembali ke villa dan percakapan kecil-kecilan sudah terjadi antara kita, kebanyakan kak Ugi yang bertanya tentang kuliahku semasa di Jepang dan kutanggapi dengan senang hati.
Kamipun sampai ke villa, aku memutuskan untuk segera masuk ke kamar. Sampai di kamar aku hanya bermain hp saja, hingga ketukan pintu menghentikan aktivitasku.
"Jasmine, kaka mau ke supermarket nih mau beli cemilan, kamu mau ikut?" Tanya kak Ugi dari luar kamarku.
"Eh iya mau kak." Akupun segera keluar kamar, dan menemukan kak Ugi berdiri di depan pintuku dengan sudah menggunakan sweaternya.
"Ayo." Ucapnya padaku, akupun mengikutinya dari belakang, dan kami segera naik ke mobil. Aku duduk di depan karena tidak mungkin aku duduk di belakang dan membiarkan kak Ugi nampak seperti supir.
20 menit kemudian kami sudah sampai di supermarket, supermarket cukup jauh dari villa kami karena villa kami termasuk bagian ujung. Aku hendak turun dari mobil ketika tiba-tiba tanganku ditarik oleh kak Ugi. Aku sangat kaget dan segera melihat ke arah kak Ugi, namun tatapan kak Ugi lurus ke depan, tidak menatapku sama sekali, matanya menunjukan kesedihan. Aku mengikuti arah pandangnya dan menemukan hal yang sama sekali tidak aku sangka.
Kulihat kakakku, kak Olivia, sedang berdiri di depan supermarket. Bukan itu yang mengejutkan, namun bibir pria lain yang saat ini sedang menempel dengan bibir kakakku saat ini. Aku tidak tau apa yang dipikirkan kakakku ini, ini tidak mungkin. Kak Olivia adalah orang yang sangat baik, dia tidak mungkin berselingkuh dan ini di Indonesia, sangat tidak normal berciuman bibir di depan supermarket seperti ini. Air matakupun jatuh, entah karena apa. Mungkin malu, atau sedih karena kakakku melakukan hal yang sama seperti mantan pacarku.
Akupun kembali menutup pintu mobil, dan menunduk, kurasakan mesin mobil menyala dan mobil berjalan dengan kecepatan penuh melewati jalan raya. Aku tak tau arah mobil ini hendak kemana, pikiranku kembali melayang pada kejadian tadi, aku tau betul perasaan kak Ugi, perasaan dikhianati di depan mata. Karena aku pernah merasakan hal itu. 1 jam sudah aku duduk di mobil ini tanpa menatap jalanan, hingga akhirnya mobil ini berhenti. Aku melihat dan ternyata kami sudah berada di sebuah club malam yang sangat ramai, bahkan aku tak tau posisi kami saat ini dimana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable Pregnancy
AléatoireHal yang paling aku takutkan terjadi, dan akulah yang menjadi peran utama dari segala ketakutanku. - Jasmine Talitha Adult Content (18+)