Apa itu hari libur?

37 4 4
                                    

Duduk sendirian di kafe. Dengan segelas americano dingin. Sebotol air mineral. Dan laptop yang sudah tersambung dengan wifi. Ah, apa itu hari libur. Bullshit. Salah satu kebohongan terbesar di dunia korporat. Hari libur pun masih harus bergelut dengan pekerjaan yang entah kapan habisnya.

Ternyata dewasa tak seindah bayanganku saat kecil. Dulu orang dewasa terlihat keren di mataku. Bisa melakukan hal apapun tanpa dilarang dan dimarahi. Bisa beli apapun yang diinginkan. Dan tidak perlu tidur siang. Tapi setelah menjalani sendiri, ternyata menjadi dewasa tidak melulu sekeren itu. Ada tanggung jawab yang harus kita pikul.

Pagi ini selesai poundfit aku langsung meluncur ke kafe. Mumpung hormon dopaminku baru saja terisi penuh mari kita manfaatkan. Olahraga terbukti ampuh untuk mem-boost energiku. Ya walau pun tidak setiap hari juga aku olahraga. Tapi kusempatkan ada lah tiga kali dalam seminggu. Entah ikut kelas atau sekedar jalan kaki ditambah sedikit lari-lari kecil.

Kuseruput sedikit americano dinginku. Aku butuh pasokan kafein hari ini.

"Oiya, hampir lupa. Aku belum cek email Jumat lalu", kataku hampir tersedak.

Kuhabiskan 30 menit untuk mengecek semua email dan pekerjaan yang belum sempat kuselesaikan di kantor. Entah karena terlalu banyak atau aku yang terlalu malas hari Jumat kemarin. Mood ku memang kurang baik di hari itu. Penyebabnya ya apa lagi, aku terpaksa menonton film sendirian. Lagi. Dan lagi.

Terakhir kali kami menonton bersama adalah 3 bulan yang lalu. Empat bulan yang lalu. Entahlah aku pun tidak ingat. Yang jelas sudah lama sekali. Dan itu adalah hal yang membuatku iri pada teman-temanku. Tapi ya itu risiko yang harus kuterima.

                                                                    ***

''Lho, udah sampe kamu. Kok ga ngabarin?''

Aku mendongakkan kepalaku yang tanpa sadar sangat fokus memandang layar datar di depanku. Seorang laki-laki dengan setelah baju biru tosca menarik kursi di depanku dan bersiap duduk. Diletakkannya handphone di sebelah kiri dan sambil sibuk merogoh saku celananya. Dua kotak susu UHT. Kali ini varian coklat yang dibawanya.

"Gimana operasinya? Lancar?" tanyaku memastikan karena hari sebelumnya dia cerita ada komplikasi dengan pasien ini.

"All is good. Operasinya berjalan lancar. Pasien lagi dipantau di ICU. Capek banget." katanya sambil bersandar di kursi.

Melihatnya kelelahan membuatku iba. Pasti lelah sekali berjam-jam di ruang operasi.

''Aku ganti baju bentar ya, kamu tunggu sini", katanya setelah menghabiskan satu kotak susu lalu bangkit meninggalkan ku.

                                                                       ***

Numbers and NeurosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang