Babymonster Short Story

Fever Chapter I

Babymonster Short Stories III

Main Cast : Rora X Ahyeon (bxg)

Sinopsis : Apakah kau membenci bermimpi buruk ketika mengalami demam?

Bagaimana jika semua mimpi buruk yang kau alami di alam mimpi itu benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata mu?

Kau akan melarikan diri? Atau kah kau akan menghadapinya meskipun hal itu terlalu aneh untuk diterima oleh akal sehatmu?

Genre : Romance Comedy, Drama (Two shoot)

Semua peristiwa dalam cerita ini adalah murni fiktif dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Namun ada juga perasaan nyata yang penulis alami dan tuliskan di sini. Jika ada kesamaan nama dan peristiwa dalam cerita, itu hanya kebetulan saja dan nggak disengaja ya.

WARNING!
Pada konten yang author publish kali ini, akan ada scene yang agak mengarah pada konten yang lebih cocok jika dibaca oleh orang yang sudah berusia 17+, ada terdapat unsur kekerasan dan kata-kata kasar juga, serta ilustrasi yang berdarah-darah. Mohon jika merasa terganggu, di skip aja, ok!

Dan jangan lupa, jika suka dengan ceritanya, di vote ya, okay. Kalau merasa ceritanya seru, tinggalkan comment, hohoho...
😉

Enjoy the story!
😎

Fever

Chapter I

Panas.

Seluruh pembuluh darah lelaki itu seolah menjerit. Malam yang panjang dan tak berkesudahan kembali datang, menjebaknya lagi dalam pusaran keputusasaan bagai kanvas hitam yang tak mengenal spektrum warna.

Lagi-lagi...kegelapan menelan jiwa dan seluruh kesadarannya yang dibayang-bayangi oleh rasa sakit yang belum diketahui penyebabnya itu. Rasa sakit yang mulai ia rasakan belakangan ini. Hal itu terus menerus menghantuinya, dan bahkan, lelaki itu sendiri pun tak mengetahui apa penawar yang dapat menyembuhkannya.

Panas.

Namun, rasa sakit yang ia rasakan, nyatanya tak mampu membuat fisiknya melemah. Bagai sosok pemangsa yang sedang dibutakan oleh nafsu, begitu memasuki ruangan yang hanya ada dirinya dan buruannya itu, lelaki itu pun langsung mencengkeram jemari gadisnya itu tanpa menyisakan ruang untuknya melebarkan sayap rapuhnya.

Netra nya yang sedingin es mematahkan tembok pertahanan gadis itu hanya dengan menatapnya saja. Api dalam dirinya berkobar,membara dalam singgasana nya. Keberadaannya yang bagaikan bara api itu seakan tak tersentuh, yang membuat gadis itu turut terbakar oleh kuasanya. Aroma manis dan rasa candu yang menguar di ruangan itu pun semakin membuat dirinya menjadi satu-satunya makhluk yang mampu mengendalikan apapun yang ia inginkan.