The Plaster

16 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rate: 17+Genre: Friendship, Angst❗Toxic Family, Harsh Words, Mention of Self Harm and Depression❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rate: 17+
Genre: Friendship, Angst
❗Toxic Family, Harsh Words, Mention of Self Harm and Depression❗

***


Malam semakin larut, jam sudah menunjukkan pukul 23:30. Tetapi pemuda satu ini sama sekali belum berniat menjelajahi alam mimpi, masih berbaring dengan ponsel menyala, lebih tepatnya ada seorang perempuan yang terhubung disana.

"Kak Daren, thanks udah mau denger curhatan aku, sorry nih jadi ngurangin waktu tidur kamu."

"Sama-sama, ngga papa kok, santai aja sama gue mah. Anyway, semoga keadaan lo cepet membaik dan percaya sama gue akan ada banyak kebahagiaan di hari-hari lo selanjutnya."

"Iya, amin. Thanks for your kind words. Kakak juga bahagia selalu, ya. I hope that God will soon reward all the kindness you've done. And hopefully that I can also experience a perfect life like yours as soon as possible, ehehehe."

"No.. my life's not as perfect as that. But yaa, gue aminin aja lah. Btw, lo kalo ada sesuatu yang pengen di ceritain lagi, jangan sungkan dateng ke gue ya, Kanaya. I'm all ears."

"Sure, I appreciate how you always take the time to listen to me. It's so easy to talk to you. You're the best listener I've ever had."

"Oww thank you, Nay. I am flattered."

"You deserve it. Sekali lagi makasih. Aku tutup, ya. Good night."

Daren menghela nafas tepat setelah sambungan itu terputus. Dalam hitungan detik, dirinya kembali ditimpa keheningan. Netra sayu itu berkedip lambat menatap remang lampu yang menggantung tepat di atasnya. Di sini, di tempat ini, bersama empat sudut kamar menjadi saksi; mereka setia menemani pula menyaksikan bagaimana rapuhnya seorang Daren ketika didekap oleh sunyi.

Meskipun tubuhnya terasa lelah namun berbanding terbalik dengan isi kepala yang masih bergelut tentang banyak hal. Pikirannya berjalan cepat, terus berputar tanpa henti seolah tak ingin memberinya kesempatan untuk beristirahat. Hal itu membuat Daren tetap terjaga, ia tak bisa memejamkan matanya. Daren merasa seperti terjebak dalam sebuah lingkaran tanpa akhir, dan tidak tau bagaimana cara ia keluar dari situasi ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHORT STORY COLLECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang