lagi lagi masalah berderet menimpa si manis Jisung, sebenarnya ini bukan urusan yang memoinkan pemuda satu ini tapi entah kenapa tiba tiba dirinya dipanggil Bangchan ke ruangannya.
"duduk." Bangchan menggerakkan lirikan matanya kearah sofa, sementara Bangchan sendiri duduk dikursi kerja.
"kenapa lagi si bang, sumpah kali ini gua ga ngapa ngapain. masalah Minho kan gua udah minta maaf?" yang lebih tua menghela nafas pelan mendengarkan apa yang ingin Jisung katakan sekarang.
"Jisung, lu sama Minho itu dua pihak yang berbeda. iya lu udah minta maaf, tapi emang Minho udah maafin? jangan putus obrolan."
"yang penting gua udah minta maaf kan, bang?" manusia gengsi, tidak bisa dimengerti.
"iya udah, yang Minho butuhin permintaan maaf dan yang lu butuhin itu Minho maafin lu. emang Minho maafin lu? ada dia bilang begitu?"
"ck! kenapa sih kolaborasi tahun ini bikin gua terpojok mulu?! biasanya lu kan ga gini bangg!!" Jisung merengek sambil menghentakkan kaki, karena merasa Bangchan berubah karena ada iblis yang menginjakkan kaki di tempat RDV bekerja.
"ngga sungie, gaada yang berubah astaga.. maaf ya? gua ngebentak lu terus ya?" Bangchan tak pernah mengubah nada bicaranya kepada Jisung, jika itu lembut maka seterusnya akan lembut maupun saat keadaan seperti ini Bangchan hanya sedikit menekan kata katanya namun tidak dengan nada bicaranya karea ia tau Jisung bukan orang yang bisa menahan kata kata kejam dan bentakan dari orang lain.
"si cengeng berulah teruss!"
"Changbin, ngomongnya!"
tetiba Changbin memasuki ruangan Bangchan tanpa salam sambutan, malah mengejek anak orang yang sedang tidak bersemangat hidup.
namun ternyata Changbin tidak sendiri, ia membawa si iblis yang Jisung maksud tadi sekaligus alasan ia menangis sekarang.
"sore chan."
"AHH! KENAPA TU ORANG MUNCUL MULU SIH,, SETANN!" Jisung berteriak sekencang kencangnya sementara orang lain hanya bisa menutup telinga namun tidak dengan Minho yang terkejut karena tidak biasa dengan teriakan tiba-tiba Jisung
"shh, jangan berisik."
"TAU WUU, BERISIK!"
"CHANGBIN BANGS-"
mulut yang ingin mengumpat itu disekap duluan dengan tangan kekar Bangchan, bisa bisa pecah tembok ruang kerjanya karena teriakan Jisung yang tak usai usai.
Bangchan memberi space untuk Minho duduk disofa, sementara Jisung dipelukan Bangchan memojok di ujung sofa.
- Bangchan & Jisung dipojok sebelah kiri sofa sementara Minho di pojok sebelah kanan sofa, Changbin duduk di kursi kerja Bangchan. ok? -
"kenapa lu ikut ho? bukan gimana maksudnya ada urusan atau apa?" tanya Bangchan sambil sibuk mengelus punggung Jisung.
Minho mengangkat alisnya sambil memandangi tempat yang baru saja ia kunjungi, "tadi changbin ngajak gua keliling tempat RDV." Bangchan mengangguk sebagai jawaban tapi kenapa Changbin malah sibuk mendengarkan rekaman, kenapa tidak mengajak Minho berkeliling lagi? memang kalau sudah sibuk sendiri, semua dilupakan.
"kenapa Jisung nangis?"
"bego pake nanya, jelas jelas gua ga suka kalo ada lu!"
Changbin menyaut dengan tertawa ala dirinya sendiri, mendengar Jisung berkata seperti itu sepertinya seru jika masalah ini dibesar besarkan.
"kok gua si?!"
"kok lu nanya? emang kurang jelas kalo gua benci ama lu?!"
si tupai sedikit melepaskan pelukannya dan menoleh ke Minho yang merasa bahwa dirinya tak salah, padahal memang benar dia tak salah.
"emang gua ngapain? ada gua ngelakuin sesuatu sama lu? yang waktu itu juga kan elu yang ga minta dijemput, padahal gua udah baik ya! gatau diri bange-"
"AAH BACOT!" si manis mengeluarkan air mata lebih deras dan memeluk Bangchan lebih erat, sementara Changbin semakin keras tertawa.
"Changbin."
"iya siap salah."
"ekhm," Bangchan menghela nafas sebelum berkata, "jadi gini ho. kalo ada masalah sama Jisung, tolong bicarain baik baik ya. kalo dia nyolot kaya tadi, jangan dibales ngotot."
"gua ga nyolot bang!!"
"itu namanya nyolot kampung, jadi orang cengeng banget sih."
"Changbin, jangan mancing mancing."
haduh.. Changbin banyak merusak suasana, terlalu ceplas ceplos dan tak ter-kontrol.
"kalian sama sama temperamen, saya yang bingung gimana cara nyatuinnya."
"kenapa disatuin sih?"
"Jisung lu kalo nangis, nangis aja. gausah komentar mulu, itu mulut ga pernah diem setiap orang ngomong"
"nji, kamu besok ada kegiatan ga?" tanya Ami yang sedang memotong wortel di meja makan bersama Jisung yang asik menonton anime sambil menyomot satu satu buah pir yang Ami potong sebelumnya.
"ngga mi, libur." sebenarnya tidak ada kata libur, ya.. karena Jisung tidak ada urusan juga kalau ke basecamp RDV.
"anterin ami ke tempat bestie ami ya? ada urusan, hihh sekalian gosipin mbahnya temen sd kamu yang katanya sekarang masi idup trus masi ngedukun nji."
"setauku kita pernah ngelayat ke makam mbahnya, mi?"
"iya kan? ami juga heran, itu tangan kamu jangan nyomot nyomotin pir aja! nanti ami gajadi bikin salad, mampus kamu. gausah makan" teganya astaga.. namanya wanita sudah mengurus anak alias sudah ibu ibu, pasti ada saja yang ingin dimarahi atau tidak Ami pasti selalu ingin ngomongin orang yang padahal tidak pernah berbuat jahat pada Ami.
"iya maaf - maaf."
ting ting!
ayah
besok ayah pulang,
bujuk ami sambut ayah pake
baju dinas ya?You
keychain anya aku udah dibeli?ayah
udah, gampang itu mah.You
siap, pasti bisa itu.
hello 👋🏻 🤗
aku nge drop lagi gesz, tapi
tenang aja~ udah ada stock
buat next eps
tinggal tunggu, btw!
votmentnya jangan lupaa~ 😼terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
fall
Teen Fictionpersaingan antara Han Jisung dengan suara keras dan merdunya vs Lee Minho dengan gerakan lihainya di atas panggung 🍃 " 99% mengarang semua sendiri "#bxb "#skz #1 continue #1 sensitive #3 skzff #3 other 🔥 non-baku - baku harshwords 💋🔞