10. Of Course You Should

20 1 0
                                    

Keyla langsung melangkahkan kakinya menuju toilet. Sampai di depan washtafel, ia langsung mencuci mulutnya yang habis di cium oleh pria gila menurut dirinya, sekaligus pria yang dicintai oleh saudara kembarnya.

"Dasar pria gila nan mesum! Bagaimana bisa dia mencium seorang wanita yang baru pertama kali dia temui?!" Teriakan kesal yang langsung ia berikan, yang masih terus mencuci mulutnya.

"Ah tidak! Aku kan sedang berperan sebagai saudara kembarku. Tapi, bagaimana bisa dia mencium aku yang sedang menyamar jadi saudara kembarku? Bukannya saudara kembarku ini mengatakan kalau pria itu suka membully dia. Apakah cara membully pria itu dengan cara mencium korbannya?" Gumamnya, sempat memikirkan perkataan yang saudara kembarnya berikan.

"Yak! Berati dia begal bibir dong?! Aku kira cuma ada begal payudara dan bokong saja yang aneh! Ternyata ada juga begal bibir?!" Sambungnya, yang saat ini tengah menatap cermin yang ada di hadapannya.

"Tapi dia bilang, kalau pria itu suka membully dia dengan kekerasan dan suka main fisik dan main tangan! Tapi apa yang aku dapatkan saat ini? Dia malah mencium bibirku. Ya memang bibir ini termasuk fisik! Tapi tetap saja! Tidak ada kekerasan atau main tangan di dalamnya!" Tambahnya yang semakin aneh akan cerita yang saudaranya berikan ini sangat berbanding terbalik atau bahkan sangat jauh dari cerita yang dia berikan.

"Apa jangan-jangan dia berbohong kepada diriku?" Sambungnya, yang pikirannya mulai ke mana-mana. "Aish! Apa yang kau pikirkan! Saudara kembarku ini tidak mungkin berbohong hanya karena ini! Kau lihat sendiri bukan, kalau setiap malamnya dia selalu menangis karena ulah pria itu dan teman-temannya?" Ujarnya, seraya menggelengkan kepalanya, karena pemikirannya yang tidak-tidak.

"Nenek lampir itu juga menyebalkan! Bisa-bisanya pria itu menyukai wanita bermake up tebal seperti itu!" Sambungnya.

"Yak! Berpikir yang benar, bodoh! Kenapa bisa pria itu malah mencium diriku yang sedang memerani saudara kembarku?!" Tambahnya, yang langsung mengembalikan akal sehatnya.

"Atau jangan-jangan pria itu sudah melihat ketulusan hati saudara kembarku, yang sangat mencintai dia? Maka dari itu pria itu mulai membalas cintanya saudaraku, dengan cara mencium dia?" Semua pemikiran tentang tingkah aneh pria itu sukses membuat dirinya kebingungan. Sampai dia baru sadar kalau kacamatanya tidak ada.

"Yak bodoh! Kau ini kan sedang menyamar sebagai saudara kembarmu, yang mempunyai minus yang sangat besar, sehingga dia memakai kacamata tebal untuk melihat! Tapi kenapa kau bisa-bisanya pergi tanpa kacamata itu?!" Pekikan yang langsung ia berikan disaat dirinya tersadar kalau ia ini tidak memakai kacamata, meratapi kebodohan yang ia buat.

"Ini semua karena Luthfi Asshole Javiano!" Teriaknya lagi, lalu pergi dari toilet khusus wanita dan kembali ke kelasnya.
---

Bel istirahat berbunyi. Akhirnya ia bisa bernafas lega karena hukuman yang ia jalani telah selesai. Ya! Hukuman karena dirinya ini telat masuk pelajaran, karena dirinya yang sibuk mengoceh di toilet.

Ia langsung saja bergegas ke kursi pria menyebalkan ini. "Mana kacamataku?" Pintanya secara to the point kepada pria yang ada dihadapannya ini.

Sedangkan pria itu yang tiba-tiba di tanyai seperti itu, dia langsung mengeluarkan kacamata yang dua simpan di dalam saku blezernya. "Kau ingin ini?" Pertanyaan retorik yang pria ini berikan, yang langsung di balas anggukkan kepala oleh dirinya.

Bukannya melihat kacamata yang di pegang oleh pria ini, netranya malah terfokuskan dengan gelang yang ada di pergelangan tangan pria ini. Seketika dirinya langsung melirik tangannya. 'Yak! Kenapa gelang bandul milikku ada di tangan lelaki bajingan ini?!' Batinnya, begitu melihat gelang beruang yang ada di pergelangan tangan pria ini.

"Tentu saja! Cepat kembalikan!" Pintanya, yang ingin mengambil kacamata dari tangan pria bajingan ini. Namun belum sempat menggapai kacamatanya, pria ini sudah lebih dulu menjauhkan tangannya dia.

"Sepertinya kau tidak butuh ini." Ujar pria ini, dengan seringaian miliknya. Yang membuat dirinya langsung memutarkan kedua bola matanya jengah. Pria yang ada di hadapannya ini tidak lelah apa menyeringai di hadapannya? Di pikir dia menarik memasang wajah seperti itu?

"Tentu saja aku butuh! Aku tidak bisa berjalan dengan benar, tanpa adanya kacamata itu. Jadi, cepat kembalikan pencuri!" Pintanya lagi.

Mendengar kata pencuri, Luthfi langsung beranjak dari duduknya. Membuat mereka langsung bertatap muka saling berhadap-hadapan. Kalau seperti ini, ia terlihat lebih besar di banding wanita ini yang sangat kecil ini. "Bagaimana bisa kau menyebut aku pencuri?" Tanyanya.

"Perduli setan! Cepat kembalikan kacamataku!" Pinta wanita ini yang masih kekeh untuk dikembalikan kacamatanya.

Sedangkan ia masih tetap tidak mau mengembalikan kacamata ini."Kalau aku tidak mau, kau akan berbuat apa?" Tanyanya, seraya menaik-turunkan alisnya.

Baru saja ia bertanya seperti itu, dirinya langsung meringis kesakitan dan terpaksa melepas kacamata yang ia pegang. Karena wanita ini yang tiba-tiba menendang meja miliknya.

Melihat kesempatan datang, Keyla pun langsung mengambil kacamata yang di pegang pria ini, dan langsung lari menuju kantin. Meninggalkan pria ini sendirian.
---

Gebrakan yang di lakukan oleh seorang wanita yang ada di mejanya, sukses membuat dirinya langsung tersentak kaget. Untung saja dirinya ini tidak punya riwayat penyakit jantung. Kalau sampai punya? Ia dapat pastikan bahwa saat ini dirinya sudah tidak berada di sekolah, melainkan rumah sakit.

"Berani-beraninya kau makan lebih dulu!" Ucapan yang diberikan oleh wanita ini.

Ia yang mendengar itu pun langsung mencebik kasar. "Emangnya kenapa kalau aku makan lebih dulu? Haruskah aku meminta izin kepada dirimu lebih dulu? Jangan harap!" Balasnya, yang juga menatap wanita ini dengan tatapan nyalang.

"Oh, jadi si culun ini sudah berani  menjawab ucapannaku! Dan dengan lancangnya menatap diriku seperti itu." Ucapan yang diberikan oleh wanita ini lagi sukses membuat dirinya langsung memutarkan kedua bola matanya jengah. Wanita yang ada di hadapannya ini benar-benar freak! Suka sekali mencari masalah dengan dirinya.

"Katakan apa mau kamu? Lalu pergi dari hadapan aku! Sungguh, aku sangat muak melihat wajah kamu itu." Ucapnya, yang sukses membuat wanita ini semakin kesal dan marah.

Satu tamparan mendarat di pipinya, yang dilakukan oleh wanita ini, tentu saja membuat dirinya terkejut bukan main.

Ia langsung mendesis tak suka. Wanita yang ada dihadapannya ini benar-benar memancing kesabaran dan juga amarahnya yang setipis kapas di bagi 100! Dia pikir kalau yang ada di hadapannya ini adalah saudara kembarnya, yang akan diam saja ketika di tindas?!

Langsung saja ia menampar balik wanita ini, yang membuat semua orang yang ada di kantin terkejut bukan main.

"Yak! Kau--"

"Apa?! Kau terkejut melihat aku membalas tamparan kamu?! Kau pikir aku akan diam saja ketika diriku di perlakukan semena-mena? Selama ini aku diam bukan karena aku takut! Tapi aku paling malas berhubungan dengan wanita yang tidak selevel dengan aku!" Ucapnya, memotong ucapan wanita gila ini.

"Tidak selevel?! Apa maksudmu! Kau pikir kau selevel dengan diriku? Tidak! Kau hanya wanita culun yang tidak tau diri, karena mencintai seorang Luthfi Javiano!" Tukas wanita itu.

Dan ia yang mendengar itu pun langsung mendecih. Jadi selama ini saudara kembarnya di bully sama wanita gila ini tuh karena wanita gila ini takut kalau pria yang dia sukai dan juga saudara kembarnya ini menjadi sepasang kekasih.

"Jadi, selama ini kau membully diriku karena takut kalah saing? Kau takut kalau pria yang kau dan aku cintai itu mencintai diriku, maka dari itu kau membully diriku, agar aku menjauh dan tidak memiliki kesempatan?" Ucapnya.

Perempuan itu malah berdecih begitu mendengar ucapannya. "Untuk apa aku takut kalah saing dengan wanita culun seperti dirimu! Dia tidak mungkin mencintai wanita seperti dirimu!" Ucapnya.

"Tentu saja kau harus khawatir dan takut! Karena apa? Karena sebentar lagi akan aku pastikan, kalau pria brengsek itu akan bertekuk lutut kepada diriku!" Ucapnya, yang langsung pergi dari hadapan wanita gila ini. Meninggalkan makanan yang baru ia makan setengah.

LET'S SWITCH - HAEWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang