Sore harinya, seperti rencana yang ia dan juga temannya lakukan tadi siang, bahwa mereka berdua akan pergi ke salah satu mall terbesar di kotanya untuk membeli album keluaran terbaru idola mereka.
"Yang semangat ya mainnya ya! Aku pergi dulu. Nanti tidak usah menjemput diriku di sana, aku akan pulang bersama dia." Peringatan yang langsung ia berikan kepada kekasihnya, yang saat ini ada di hadapannya.
Tepatnya, saat ini dirinya tengah berada di lapangan basket. Ia ingin memberikan semangat untuk kekasihnya terlebih dahulu sebelum dirinya pergi.
"Iya iya, aku juga akan menghubungi kamu kalau pertandingan udah selesai, atau kalau aku sudah di rumah. Kamu jangan genit di luaran sana ya. Ingat, kamu cuma punya aku." Peringatan yang diberikan oleh kekasihnya, sukses membuat dirinya memutarkan kedua bola matanya karena jengah.
"Seharusnya aku yang berbicara seperti itu, sayang! Kamu jangan sampe--- yak! Miranda Maxwell!" Protesan yang langsung ia berikan, ketika temannya ini menarik dirinya secara tiba-tiba.
"JANGAN NERIMA BOTOL MINUM, ATAU HANDUK KECIL PEMBERIAN ORANG LAIN! APALAGI PEREMPUAN!" Teriakan yang ia lakukan, supaya kekasihnya ini dapat mendengar ucapannya.
Dan sepertinya Marvel hanya terkekeh mendengar teriakan kekasih mungilnya ini. Apalagi ketika melihat protesan yang keluar dari mulut kekasihnya terhadap temannya.
"Marvel, ayo kumpul!" Teriakan yang diberikan oleh Coach, sukses membuat dirinya langsung membuyarkan lamunan dan juga pandangannya. Ia pun langsung bergegas kumpul bersama tim basketnya, mendengarkan arahan yang di berikan coach.
Berbeda dengan Keyla dan Miranda saat ini, yang tengah menunggu bus mereka datang.
"Yak, Miranda Maxwell! Kau ingin mati?!" Teriakan kesal yang diberikan olehnya, seraya menyentakkan tangan temannya yang memegang tangannya, ketika mereka berdua tiba di halte.
"Lagi kau lama sekali pamitannya! Orang kita berdua cuma pergi ke mall, tapi pamitannya udah kayak orang yang pergi ke medan perang." Balasan malas yang temannya berikan.
"Ya kan kita emang pengen ke medan perang. Dapetin photo card limited edition itu susah, nona Maxwell! Kayak lagi bertempur ke medan perang." Balasan tidak setuju yang langsung ia berikan.
"Ck! Terserah kau. Orang gila mah bebas." Balasan temannya yang tidak mau memperpanjang masalah.
Dan ia hanya bisa mendengus kasar. Ingin membalas ucapan temannya ini. Tapi seseorang yang tiba-tiba datang ke mereka, menghentikan niatnya. "Keyla Irlando anak Neo ya?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba datang kepada dirinya.
Ia yang ditanya pun tentunya terkejut. Bahkan kedua alisnya sudah saling bertautan karena heran. "Iya. Siapa ya? Kamu kenal saya?" Tanyanya, yang tentunya bingung akan pria inu.
"Tentu saja kenal, kak! Siapa sih yang tidak kenal kakak? Kakak, kenalkan, nama saya Axel William. Saya dari Dream School." Ucap pria itu.
"Ah iya. Ada keperluan apa ya?" Tanyanya, yang merasa canggung atas kedatangan pria yang tidak ia kenali ini.
"Ah ini, aku ingin memberikan ini untuk kakak. Aku sering menitipkan bingkisan kepada teman aku yang bersekolah di sana, untuk di berikan kepada kakak. Sayangnya tadi teman aku tuh sakit, jadi tidak bisa masuk ke sekolah, dan tidak bisa memberikan ini kepada kakak. Nah, mumpung aku bertemu di sini sama kakak, aku ingin memberikan ini kepada kakak secara langsung." Ucap pria ini, seraya memberikan sebuah bingkisan kepada dirinya.
Tanpa tunggu lama, ia pun mengambil bingkisan milik pria ini. "Makasih ya, Axel. Lain kali, tidak usah memberikan aku seperti ini. Simpan saja uang kamu untuk di tabung, aku tidak ingin merepotkan dirimu." Ucapnya yang merasa gak enak juga kalau harus sampai segininya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S SWITCH - HAEWIN
FanficCERITA INI KHUSUS HAEWIN (HAECHAN X WINTER) SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF KEPADA PARA TOKOH YANG BERADA...