CHAPTER I

9 1 0
                                    

HARI Jum'at merupakan hari pengecekan untuk servant. Tidak ada yang spesial dengan semua ini, kecuali hadiah kecil berupa sepotong roti yang kelihatannya juga tidak sampai setengah potong. Malangnya, itu cukup terasa seperti surga untuk mereka yang malang.

Pengecekan, mereka menyebutkannya seperti itu. Ritual ini hanya meliputi aroma tubuh dan kerapihan kamar saja. Tentu, semua sudut kamar yang hanya berukuran tiga kali dua yang sempit akan ikut diperiksa. Nighter tidak suka jika ada servant yang memiliki benda terlarang seperti salib atau rosario-bahkan benda-benda umum yang dulunya dianggap berguna untuk kepentingan umat manusia.

Nighter, mereka hanya bayangan yang bernyawa, tetapi cukup mengerikan. Dengan satu tatapan matanya, maka nyawamu tak pernah akan bangun kembali. Dan sebab itu, merekalah yang bertanggung jawab soal pengecekan Jum'at rutin.

Servant, yang berada di kastil pusat tak cukup banyak, padahal bangunan ini adalah markas besar VAMP. Presensi manusia tidak mencapai angka tiga digit, mungkin hanya ada puluhan, atau paling banyak hanya enam puluh orang. Itupun, setengahnya sudah mati.

Yang mati, tidak sendirian juga.

Sayang sekali, dunia semakin sepi. Tapi tak masalah, tidak ada lagi huru hara tentang undang-undang dan tindak kriminal yang tak manusiawi. Karena semua itu sudah musnah, entah puluhan tahun lalu, atau ratusan tahun lalu. Sudah lama sekali, tetapi waktu hanya berjalan semakin lambat ketika kau menderita.

Kali ini, jumlah antrian servant yang taat lumayan banyak, seluruhnya hampir hadir karena mereka menjanjikan suatu hal yang baru. Entahlah, apa itu, tetapi mestinya mereka tak perlu seniat itu untuk membuat para servant terlalu penasaran.

Jade Warner berjalan ketika dirinya sudah selesai dengan pengecekan Jum'at rutin. Wanita tampan itu hanya berdecak malas, menutup pergelangan tangannya yang tergores oleh pisau. Iris amethyst miliknya melirik ke deretan para manusia yang sedang mengantri lagi.

"Betapa bodohnya.." Dia bergumam dan berjalan jauh dari ruangan itu.

Jade sebenarnya hanya tak ingin meninggalkan tuan putrinya, untung saja dia menyiapkan kantung darah extra untuk santapan siang, kalau tidak.. gadis itu pasti akan mengeluarkan tantrum andalannya seperti hari-hari yang lalu.

Memikirkan tentang vampir itu, sedikit membuat wajah Jade menjadi lebih tenang. Jujur saja, melayani tuan putri yang terhormat membuat dirinya agak terkenal dikalangan servant disini. Terkadang, banyak gadis-gadis yang ingin memanjakan dirinya, tapi Jade nyatanya tak bisa menjanjikan satu hal yang pasti, jadi dia menolaknya mentah-mentah.

Tinggi, dan elegan, Jade merupakan servant dengan ranking yang cukup tinggi. Bahkan, popularitasnya memang cukup dikenal oleh kalangan VAMP, apalagi, dia adalah wanita yang taat kepada putri.

Putri yang manja.

Tetapi Jade sangat mencintainya.

Merapihkan dirinya sebelum melangkahi bangunan timur-tempat dimana VAMP tinggal, Jade mengancingi vest dan tuxedonya dengan rapi, tak lupa menata rambut pendeknya dengan anggun dan elegan.

Tapi, sebelum dia dapat sampai ke koridor utama kastil, seseorang berlari dan dengan tak sengaja menabrak bahunya. Seseorang yang dua senti lebih tinggi darinya.. Jade melebarkan matanya dan dengan refleks yang luar biasa, menghentikan orang itu dan menahannya diantara dinding dan dirinya.

"Haerith," Suara Jade sedikit bergema di remangnya kastil. Melihat pria itu, Jade semakin sedikit pusing dan khawatir. Sebagai kepala servant, dia memang mengemban tanggung jawab yang cukup besar dalam bawahannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RE:VAMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang