CHAPTER 14

4 2 0
                                    

"Bun, Ken besok mau ke butik tante Ayu, boleh kan?" Kenzie meminta izin pada Carolline.

"Boleh dong sayang, emang ada apa? Tumben kamu mau ke butik tante Ayu?" Tanya Carolline.

"Bulan depan bakal ada lanjutan pesta ulang tahun sekolah bun, pestanya itu pesta dansa, jadi Ken mau anter temen-temen sekalian cari pakaian untuk Ken" Kenzie menjelaskan sembari memijat kaki Carolline.

"Yaudah tapi nanti hati-hati ya, jangan ngebut-ngebutan, kamu nanti pake motor atau mobil?" Carolline menghentikan pekerjaannya dan melihat ke anaknya.

"Kayaknya motor aja deh bun, males bawa mobil" Jawab Kenzie dengan mata yang masih fokus memijat kaki Carolline.

"Yaudah kalo gitu. Udah ah jangan dipijitin terus, bunda mau masak" Carolline menarik kakinya agar menjauh dari anaknya. "Ih bunda!! nanti dulu, bentar lagi selesai kokk" Kenzie pun tak mau kalah, ia menarik kaki Carolline.

"Astaga kamu ini ya, keras kepala banget, yaudahlah terserah kamu aja" Ucap Carolline pasrah dan Kenzie senyum karena ia menang dari Carolline.

Selang beberapa menit Kenzie selesai memijat kaki Carolline, lalu Carolline pergi untuk memasak.

"Ken, bisa tolong bunda bentar?" Teriak kecil Carolline dari dapur. "Iya bun bentar Ken ke sana" Balas Kenzie sambil berlari kecil menuju dapur.

"Ada apa bun?"

"Ini loh, gas kita abis, bisa kamu beliin ke supermarket bentar?" Tanya Carolline.

"Oh yaudah sini bun Ken beliin gasnya" Kenzie pergi ke tempat penyimpanan gas lalu mengangkatnya menuju pintu utama.

"Ini ya Ken uangnya" Ujar Carolline namun uang itu tak diterima oleh Kenzie. "Gausah bun, pake uang Ken aja, sekalian Ken mau beli snack buat persediaan kita, kan udah sisa sedikit" Kenzie berjalan menuju mobil miliknya, kemudian ia mengeluarkan mobilnya dari garasi.

"Makasih ya nak, hati-hati" Ucap Carolline dan dibalas oleh Kenzie "Iya bun, tunggu ya."

Di supermarket

Kenzie memilih-milih snack apa yang harus ia beli, namun tiba-tiba

"Ken?" Panggil seseorang dari belakangnya.

"Eh, kamu?" Kenzie mulai mengingat wajah orang yang dihadapannya.

"Ini gue, Ashley, pacarnya bimo" Ya, dia adalah Ashley.

"Oh iya hahaha kok bisa lupa ya" Kenzie tertawa garing menghilangkan rasa malunya dihadapan Ashley.

"Lagi ngapain lo?" Tanya Ashley berbasa-basi. "Ini, aku lagi cari snack buat persediaan di rumah, udah pada abis" Kata Kenzie.

Kemudian Ashley mengambil satu snack dari rak supermarket, "Ini, snack ini rekomended banget, lo harus ada ini di rumah"

"Wah, boleh nih makasih ya, ini juga buat kamu" Kenzie mengambil snack dari tangan Ashley kemudian ia mengambilkan snack yang lain untuk Ashley.

"Eh kaga usah" Tolak Ashley, "Udah gapapa, anggap aja ini pertanda terima kasih" Kenzie tersenyum dan tetap memaksa agar Ashley mengambil snack itu.

"Hmm yaudah deh, makasih ya" Akhirnya Ashley pun menerima snack yang diberikan Kenzie.

Mereka berdua berbincang sedikit sembari menuju kasir, sesampainya di kasir mereka mulai menaruh barang mereka masing-masing.

Kenzie sudah membayar belanjaannya dan ia menunggu Ashley selesai menaruh barang-barangnya.

"Jadi berapa kak?" Tanya Ashley. "Rp 273.000 kak, mau bayar cash atau debit kak?" Kata kasir itu.

"Mba, saya aja yang bayar" Kenzie memberikan black card miliknya kepada mba kasir, dan mba kasir itu dengan senang hati menerimanya.

"Eh apaan sih Ken, kaga usah, gue aja yang bayar, nanti gue tf lagi duit lo" Ashley menatap Kenzie dengan tatapan kesal.

"Apasih gausah lah, anggap aja ini sebagai tanda pertemanan kita" Lagi-lagi Kenzie membuat Ashley pasrah dengan kata-katanya.

"Kamu pulang sama siapa?" Tanya Kenzie. "Gue pulang sendiri" Jawab Ashley.

"Mau aku anter?" Tawar Kenzie. "Kaga usah, gue bawa mobil sendiri" Balas Ashley dan Kenzie hanya mengangguk.

Kenzie mulai menancap gasnya menuju rumah, tanpa ia sadari ada orang yang tersenyum mengikuti pergerakannya. "Hahaha, tunggu aja bentar lagi lo ga bisa senyum kayak gini lagi."

Di rumah Kenzie

"Bunda, Ken pulang" Kenzie memasuki rumahnya sambil membawa 1 buah tabung gas dan 4 kresek besar.

"Astaga, snacknya kok banyak banget?" Tanya Carolline. "Hehehe sekalian bun, buat persediaan untuk bulan depan, terus juga mana tau temen-temen Ken bakal nginep lagi kan, jadi masih ada snack yang bisa mereka makan nanti" Kenzie menata snack itu di tempat biasa ia menyimpan snack, lalu ia memasangkan gasnya.

"Kamu ini ya, yaudah bunda masak dulu ya, kamu mandi sana, kita makan siang bareng" Carolline menyalakan api kompor dan mulai memasak, Kenzie pun segera pergi untuk mandi.

Selang beberapa menit, Kenzie datang ke dapur untuk membantu Carolline, "Bun, ada yang bisa Ken bantu?" Tanya Kenzie.

"Oh itu, kamu bisa potong bawang? Tolong bunda potongin bawang sama cuci sayur ya" Carolline mulai memberi instruksi kepada anaknya, Kenzie dengan senang hati membantu bundanya walaupun dengan sedikit kejahilannya, entah dia mengotori wajah Carolline dengan adonan yang sudah dibuat, atau sekedar bertanya iseng kepada Carolline. Meskipun Carolline kesal, ia tak sampai marah ke Kenzie, karena ia sangat menyayangi anak semata wayangnya itu.

Mereka mulai menata makanan di atas meja makan, mereka mulai makan tanpa ada suara, selesai makan mereka pergi ke ruang tamu untuk bersantai.

"Bun, bunda marah ga sih waktu Ken dapet juara dua di audisi kemarin?" Ucap Kenzie bertanya.

"Engga dong, bunda malah makin bangga sama anak bunda, walaupun cuma dapet juara dua, tapi di situ Ken tunjukkin ke orang-orang kalo Ken biasanya juara satu bukan karna uang, melainkan karna usaha. Dan juga bunda tau kalo Ken itu udah berusaha semaksimal mungkin untuk dapetin juara, dan menurut bunda juara 2 itu lumayan kok" Carolline menjelaskan sambil menatap hangat anaknya.

"Makasih bun, makasih karna selalu ada di samping Ken" Kenzie memeluk bundanya dan tersenyum hangat.

"Kamu bosen ga sih Ken?" Carolline mulai mencari topik lain untuk dibahas. "Iya nih bun, enaknya ngapain ya" Tanya Kenzie.

"Gimana kalo kita main di time zone?" Tawar Carolline. "Wih ide bagus tuh bun, ayo kita ke time zone, kita mainin semua game yang ada di sana" Kenzie segera berlari ke kamarnya untuk bersiap-siap, begitu pula dengan Carolline.

"Ken, udah siap?" Carolline mengetuk pintu Kenzie lalu bertanya.

"Udah bun bentar ini lagi pake sepatu" Kenzie membalasnya dengan sedikit teriak, takut Carolline tak mendengarnya.

"Okelah, bunda tunggu di bawah ya" Carolline segera turun ke bawah dan duduk di sofa.

"Bun, ayo Ken udah siap" Kenzie turun dari tangga dan memanggil Carolline.

"Wah ganteng banget anak bunda, udah punya pacar belum sih?" Goda Carolline.

"Apasih bunn ga yaa Ken ga punya pacar" Kenzie membela dirinya sendiri dengan wajah yang memerah karena salting.

Carolline pun tertawa melihat wajah anaknya sekarang yang sedang memerah semerah tomat.

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang