Nut dan Hong keluar kamar bersama. Nut akan berangkat ke kampus, sedangkan Hong akan mengunjungi Lego di lantai tiga. Mereka masuk ke dalam lift untuk turun menuju lantai tiga.
Nut akan mengantar Hong dulu sebelum berangkat. Tujuan lainnya, ia ingin menarik William agar tak terus menerus meniduri adiknya.
Mereka sampai di lantai tiga. Nut dan Hong berdiri di depan kamar nomor 315 setelah mengetuknya beberapa kali. Mereka mendengar suara sahutan dari dalam yang menyuruh mereka untuk membuka pintunya langsung.
Hong membuka pintu kamar Lego. Setelah pintu terbuka, mereka tak langsung masuk, tapi menonton dua manusia yang ada di dalam kamar.
Hong sudah melipat tangannya di dada lalu tubuhnya bersandar pada Nut yang berdiri di belakangnya. Untung Nut tak menolak meski dijadikan sandaran pemuda itu. Ia ikut menatap dua manusia di dalam kamar.
"Will, kuliah dulu nanti dilanjut!" seru Hong.
William menoleh dan saat itu juga mereka berdua baru sadar jika Hong tak datang sendiri. William maupun Lego langsung kalang kabut melihat Nut.
Jika hanya Hong saja, mereka tidak akan panik karena Hong sudah sangat sering memergoki mereka. Tapi, sekarang ada Nut! Tentu saja mereka masih panik dengan pikiran melayang ke mana-mana.
"P'Nut!"
Lego sudah mendorong William agar menjauh. Ia segera mengambil baju apa saja dan langsung memakainya. Untung bagian bawah sudah tertutup sempurna.
Hong tertawa melihat pasangan itu. Tak ada sedikitpun niat untuk membantu. Yang ada Hong justru menarik Nut masuk ke dalam kamar itu.
"Ngabisin berapa ronde sampe basa semua itu sprei?"
Lego sudah menunduk karena takut dengan tatapan kakaknya. William sendiri mendekati Nut untuk sedikit memberi penjelasan.
Hong sedikit merasa kasihan sekarang. Jadi ia ikut mendekati Nut dan menatapnya dengan senyuman.
"Jangan marah! Mereka hanya pasangan muda yang masih penasaran dengan segala gaya. Percuma kalo kau marah nanti malam mereka akan melakukannya lagi entah sampai ronde berapa."
Nut menatap dua tersangka lalu menatap Hong yang masih tersenyum padanya. Ia akhirnya menghela napas panjang.
"Ya sudah terserah kalian! Will, ayo berangkat sebelum terlambat!"
Nut langsung berbalik setelah mengangguk pada Hong. William mengikutinya dengan sedikit takut-takut.
"Pakai parfum Lego, Will! Baumu sudah seperti rumah pelacuran."
Nut seketika langsung berhenti berjalan dan berbalik menatap William. Hong sendiri berjalan ke meja Lego yang berisi berbagai macam skincare dan sebangsanya.
Hong melempar salah satu parfum yang langsung ditangkap William. Setelah itu ia beralih menatap Lego.
"Beresin kamarmu, aku mau ke bawah dulu cari camilan."
Lego langsung mengambil dompetnya dan mengulurkan uang pada Hong. Pemuda itu menerimanya tanpa berkata apa-apa. Nut yang melihatnya jadi bertanya-tanya.
"Itu hal biasa. Hong kan anak rantau, jadi uangnya sering tak cukup hanya untuk beli camilan. Diantara Hong, Lego, dan Tui saling memberi seperti itu sudah biasa," jelas William tanpa diminta.
"Kau belum sarapan?" tanya Hong pada Lego.
Lego menggeleng. Balasan Hong hanya mengangguk sebelum berjalan keluar kamar.
Nut, William, dan Hong berjalan bersama memasuki lift untuk turun ke bawah. Hong hanya akan membeli makanan ringan di mini market yang tersedia di lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Playboy (BL)
FanficSeorang pemuda yang terpaksa menyandang status playboy mengakhiri kisahnya. Ia tak lagi berhubungan dengan makhluk yang berjenis wanita. Seorang pemuda lainnya baru memutuskan hubungannya dengan sang kekasih karena penolakan orang tua. Seorang gay y...