Chapter. 2

223 48 6
                                    

Semoga Kalian semua bisa merasakan setiap emosi, ketegangan, dan momen manis di perjalanan mereka. Selamat membaca!
╔══╗....<3
╚╗╔╝..('\../')
╔╝╚╗..( •.• )
╚══╝..(,,)(,,)
╔╗╔═╦╦╦═╗ ╔╗╔╗
║╚╣║║║║╩╣ ║╚╝║
╚═╩═╩═╩═╝ ╚══╝

(Bab 2: Dalam Jeratan)

Jennie berdiri di balkon kecil di belakang restoran, memandang ke arah Seoul yang terang benderang dengan lampu kota. Udara malam sedikit mendinginkan kepalanya yang terasa berat oleh segala kesibukan. Telepon yang baru saja selesai membuatnya kembali teringat betapa rumitnya hidupnya sebagai seorang artis. Agen manajemen mendesak agar ia menerima proyek baru, bahkan di tengah jadwal padatnya. Semuanya terasa seperti tekanan tanpa akhir.

Ketika Jennie akhirnya kembali ke ruang makan pribadi, dia menemukan Lisa masih duduk dengan tenang, menunggu. Makanan yang disiapkan sebagian besar sudah dingin, tapi Lisa tidak menunjukkan tanda-tanda kecewa. Dia menatap Jennie dengan perhatian yang sama seperti sebelumnya, tanpa sedikit pun keluhan.

“Kau sudah kembali,” ucap Lisa lembut. Meskipun nada bicaranya selalu datar dan profesional, ada sesuatu di balik kata-katanya yang membuat Jennie merasa disambut.

Jennie tersenyum tipis, meski lelah. Dia duduk kembali dan menghela napas panjang. “Telepon dari agensi. Mereka ingin aku menandatangani kontrak film lain, padahal aku bahkan belum selesai dengan proyek yang sedang berjalan sekarang.”

Lisa mengangguk. Dia memahami tekanan yang Jennie alami, meskipun Jennie jarang mengeluh. Sebagai manajer, tugas Lisa adalah menjaga Jennie agar tetap fokus, menjaga agar pekerjaan berjalan lancar, tetapi juga memberikan ruang ketika dibutuhkan.

“Kita bisa membicarakan itu nanti,” kata Lisa sambil menggeser gelas air ke arah Jennie. “Sekarang, yang paling penting adalah istirahat. Kita tidak perlu mengambil keputusan apa pun malam ini.”

Jennie menatap Lisa dalam-dalam. Selama bekerja bersama, Jennie selalu mengagumi betapa tangkas dan cekatan Lisa dalam menjalankan tugasnya. Tidak ada satu pun detil yang terlewatkan. Namun, malam ini terasa berbeda. Jennie mulai merasakan bahwa perhatian Lisa tidak hanya sekadar tugas seorang manajer yang baik. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang tak terkatakan.

“Lisa, kenapa kau selalu begitu perhatian padaku?” Jennie tiba-tiba bertanya, suaranya penuh keingintahuan. Dia menyadari betapa terbukanya pertanyaan itu, namun tak bisa menahan diri.

Lisa terkejut sesaat, meskipun raut wajahnya tetap tenang. Dia menggeser pandangannya sedikit, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Karena itu tugas saya, Jennie-ssi. Anda adalah artis yang saya kelola, dan tugas saya adalah memastikan semuanya berjalan lancar.”

“Tidak, bukan itu maksudku,” Jennie menegaskan. “Kau selalu lebih dari sekadar manajer. Kau selalu tahu apa yang aku butuhkan, bahkan sebelum aku menyadarinya. Itu... lebih dari sekadar pekerjaan.”

Lisa terdiam, sedikit gugup namun tidak menunjukkan itu sepenuhnya. Jennie tidak pernah bertanya seperti ini sebelumnya, dan ini membuat situasi menjadi canggung. “Saya hanya ingin melakukan pekerjaan saya sebaik mungkin. Saya ingin Anda merasa didukung, karena saya tahu betapa sulitnya kehidupan ini.”

Jennie mengangguk, meski belum sepenuhnya puas dengan jawabannya. Ada lebih banyak hal tentang Lisa yang membuat Jennie penasaran, tetapi dia memutuskan untuk tidak mendesaknya lebih jauh malam ini.

Namun, suasana tenang tiba-tiba pecah ketika ponsel Jennie bergetar lagi. Jennie melirik layar dan melihat pesan darurat dari agensinya. Matanya menyipit, merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Diam Diam MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang