HAPPY READING
***
" Gimana keadaan Atlanta?" Tanya Leon
" Masih sama, dia masih betah buat tidur. dua hari lalu dia collapse lagi. Dia sempat hinti jantung lagi." Jawab Kenan.
Saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah. Sudah terhitung 5 hari yang mereka lewatkan tanpa adanya Atlanta di antara mereka.
" Pulang sekolah gue mau ke rumah sakit, lo pada mau ikut?" Tanya Kenan pada yang lain.
" Dimakan Al, bukan Cuma diaduk." Tegur Darren ketika melihat Alexa hanya mengaduk makanannya tanpa semangat.
" Makan al, kalo kamu sakit, kamu gak bisa nemenin Atlanta di rumah sakit." Kini giliran Samudra yang memperingati.
***
Sesampainya didepan Ruang Rawat Atlanta, Alexa terlebih dahulu masuk keruangan itu. Karena jumlah penjenguk masih dibatasi tidak lebih dari 2 orang, jadi mereka masuk bergantian. Suara Elektrokardiograf (EKG) dan bau obat-obatan yang menyeruak menyambut kedatangannya. Dilihatnya wajah damai Atlanta yang masih setia memejamkan matanya dengan masker oksigen yang membantunya untuk bernafas serta jarum infus yang terpasang di tangannya.
setiap kali mengunjungi Atlanta, perasaan sesak tak pernah lepas dari dirinya. Tapi, bagi siapa pun yang melihat keadaan atlanta saat ini pasti akan merasakan hal yang sama. Atlanta yang hari-harinya sering menebar senyum kebanyak orang kini terbaring lemah dengan banyaknya alat asing yang menempel di tubuhnya.
" Bunda" sapa Alexa pada sang bunda yang duduk disisi ranjang Atlanta.
" Ah, udah datang sayang. Sama siapa kesini?" Tanya sang bunda.
" bang samudra, kennan sama temen yang lain." Jawabnya.
" Kalo gitu bunda izin pulang dulu." Pamit sang bunda dan meninggalkan satu kecupan dikening Atlanta yang terlilit perban dan satu kecupan pula di kening Alexa.
" Hati-hati bun." Pesan Alexa.
Tangis yang sedari tadi Alexa tahan akhirnya pecah juga. Kepalanya ia tenggelamkan disisi tempat tidur atlanta. Rasa bersalah, marah dan takut berkumpul jadi satu. Sudah lima hari ini dirinya selalu dihinggapi rasa takut, takut jika saja ia bisa kehilangan Atlanta sewaktu waktu.
Sementara itu Kenan, Samudra, Darren, Leon dan Alvaro yang menunggu diluar ruangan hanya bisa memperhatikan dari balik kaca ruangan tempat Atlanta dirawat.
" Teman-teman Atlanta ya?"
" Iya tan." Jawab Leon, Darren dan Alvaro bersamaan.
" Nanti masuknya gantian aja, Atlanta belum boleh di jenguk banyak orang."
" Iya tan."
" Kenan Bunda pulang dulu." Pamit sang bunda.
" Bunda pulang sama siapa?" Tanya Kenan
KAMU SEDANG MEMBACA
SPUTNIK
Teen FictionAtlanta Putra Mahardika, yang gak pernah ngerasaain apa itu arti "tenang" dalam hidupnya berada dalam dekapan luka, bertemankan rasa takut dan sesuatu yang dianggapnya seolah mimpi buruk, yang nyatanya itu adalah kenyataan yang ada, di dewasakan ole...