Di hari senin Jennie ke sekolah seperti biasa. Jennie tidak ingin berlarut larut dalam keterpurukan dan membuat Opa dan Oma nya khawatir, ia berusaha melupakan kejadian kemarin dan berusaha bersikap biasa.
Jennie tengah duduk di ruang tamu rumahnya sambil menikmati susu hangat sambil sesekali memainkan ponselnya ia sedang menanti Jisoo yang bilang akan menjemputnya untuk berangkat ke sekolah bersama.
Tak lama terderngar suara bel sepeda, dan suara Jisoo yang memanggilnya, Jennie menutup ponselnya dan berpamitan pada Opa dan Omanya yang sedang berkebun di belakang halaman rumah. Setelah itu ia bergegas mengambil sepedanya dan berangkat ke sekolah bersama Jisoo.
Hari di sekolah berjalan seperti biasa awalnya, sampai akhrinya bel istirahat berbunyi, seperti biasa Jennie dan Jisoo akan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Sesampainya disana, kantin sudah cukup ramai terisi para siswa dan siwsi.
"Jen kau carilah tempat duduk, biar aku yang mengantri, kau mau makan apa?" Ucap Jisoo
"Baiklah aku akan mencari tempat duduk, tolong pesankan aku mandu dan jus mangga" Ucap Jennie.
Jennie sudah menyusuri hampir setiap sudut kantin tapi ia juga tak kunjung mendapatkan tempat duduk, kepala terus menengok kesana kemari mencari tempat yang kosong, hingga ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga minuman yang orang itu bawa tumpah.
"Maaf maaf...aku gak sengaja biar aku gantiin minuman kamu." Ucap Jennie merasa tak enak seraya menatap minuman itu yang tumpah tadi.
"Ah iya gapapa, gak usah diganti, saya nya juga yang gak hati-hati jalannya." Balas orang itu.
Jennie merasa tak asing dengan suara orang ini, ia pun mendongak untuk melihat siapa orang tersebut.
Glek
Jennie menelan salivanya dengan susah payah saat melihat orang yang ditabraknya adalah Sean orang yang memperkosanya di pesta ulang tahun Nayeon.
Sean itu menatap gadis di depannya dengan dahi berkerut, saat melihat gadis itu tiba tiba terlihat gugup dan ketakukan.
"Kau baik saja saja?" Tanya Sean. Sean mengerenyitkan dahinya saat melihat anting Jennie yang tidak ada sebelah. Ia kemudian teringat dengan anting yang ia temukan di tempat tidur di malam kejadian itu.
Baru saja Sean ingin berbicara kembali namun tanpa berkata apa apa Jennie langsung pergi meninggalkan Sean. Ia ingin mengejar Jennie namun seseorang memanggilnya dan memberi tahunya bahwa ia dipanggil kepala sekolah sekarang, ia pun mengurungkan niatnya mengejar Jennie dan berencana akan berbicara dengan Jennie sepulang sekolah nanti.
...
Jisoo yang selesai mengantri dibuat heran saat melihat Jennie yang terburu buru meninggalkan kantin, Jisoo pun mengikuti Jennie sambil membawa nampan makannya dengan Jennie. Ternyata Jennie berjalan menuju taman belakang sekolah dan duduk disalah satu bangku yang ada disana.
Jennie mengatur nafasnya agar lebih tenang, jantungnya juga berdegup sangat kencang. Bayangan saat ia diperkosa Sean dimalam itu terputar kembali dipikirannya. Sampai tiba tiba seseorang datang dan duduk disamping
"Hei kau tak apa Jennie?" Tanya Jisoo
"Ah chu ternyata kau, yaa aku baik baik saja" Jawab Jennie berusaha tersenyum.
"Lalu kenapa kau buru pergi dari kantin dan terlihat seperti ketakukan?" Tanya Jisoo lagi
"Aku tiba tiba teringat handphone ku yang tertinggal di kelas" Jawab Jennie asal.
"Terus kenapa kesini katanya handphone mu tertinggal di kelas?"
Jennie merutuki dirinya sendiri karena telah menjawab dengan asal.
"Yaa ternyata handphone ku ada di kantong rok ku, dan kantin tadi penuh jadi aku kemari saja, baru saja aku mau menghubungi ternyata kau mengikutiku hehe" Jawab Jennie
"Ah baiklah ayo kita makan, sebentar lagi bel masuk"
...
Sepulang sekolah seperti biasa Jennie akan latihan cheerleader dengan teman temannya. Latihan mereka kali ini akan lebih intens untuk perisapan lomba bulan depan. Tanpa disadari ada seseorang yang terus memperhatikan Jennie dari jauh.
Setelah menyelsaikan sesi latihannya seluruh anak cheerleader termasuk Jennie bersiap untuk pulang.
"Eh Nay duluan aja gue mau ke toilet dulu" Ucap Jennie
"Mau ditemenin gak?" Tanya Nayeon
"Gak usah, lo duluan aja" Jawab Jennie segera berlari ke toilet.
Setelah selesai, Jennie kembali merapihkan pakaiannya agar rapih. Dia juga merapihkan anak rambutnya yang berantakan.
Saat ingin keluar dari toilet. Betapa terkejutnya Jennie. Karena sudah mendapati Sean berdiri di depan pintu toilet.
"Jen ada yang mau aku omongin sama kamu" Ucap Sean
"S–soal apa?" Tanya Jennie.
Sean melihat keadaan sekitar, sebelum akhirnya Sean menarik tangan Jennie dan membawanya ke halaman belakang sekolah. Jennie sempat memberontak, namun tenaga Sean lebih kuat darinya akhirnya ia hanya bisa pasrah.
"Jangan takut sama aku, aku bukan orang jahat" ucap Sean.
Sean mengela nafasnya pelan.
"Ini punya kamu kan?" Tanya Sean sambil mengeluarkan sebuah anting kantung jaketnya.
Jennie membulatkan matanya saat melihat anting miliknya berada ditangan Sean. Jennie terdiam sambil menunduk, tubuhnya bergetar dan air matanya sudah turun, ia langsung mengingat kejadian malam itu. Tanpa aba aba Sean langsung memeluk Jennie.
"Maafkan aku Jennie, aku tidak ingin membela atau melakukan pembenaran atas perbuatanku. Aku bodoh dan aku salah, aku siap untuk bertanggung jawab apapun yang terjadi dengan mu, aku akan menikahimu " Ucap Sean.
Dirasa Jennie sudah lumayan tenang, Sean melepaskan pelukannya. Jennie beralih untuk duduk di salah satu kursi yang ada taman itu , diikuti dengan Sean yang juga duduk disana.
"Kamu maukan nikah sama aku?" Tanya Sean.
Jennie mengangkat wajahnya dan menatap Sean dengan wajah sembab dan pipi basah akibat air mata, Jennie menggeleng.
"Lupain kejadian malam itu. Jangan bilang ke orang- orang kalo kita pernah ngelakuin hal itu. Jangan pernah temuin aku lagi. Kamu bisa jalanin kehidupan kamu seperti biasanya begitupun dengan aku. Di sekolah, kita tetap menjadi orang asing terlepas dari kejadian malam itu." Ucap Jennie.
"Kamu bukan jalang yang setelah dipakai langsung dibuang gitu aja Jen. Ini yang pertama buat aku dan pertama buat kamu," balas Sean dengan tatapan tajam ia tunjukan kepada wanita didepannya itu.
Ia marah karna dengan gampangnya Jennie menyuruhnya untuk melupakan kejadian semalam. Apa Jennie berfikir ia lelaki yang suka sex dengan banyak wanita?
"Terus kamu maunya gimana Sean? Aku ga kenal kamu. Kita sama sama belum kenal, jadi gaada salahnya buat lupain kejadian itu."
"Kamu berhak marah Jennie. Kalo mau, pukul aku! Aku pantas dapetin itu semua. Karna aku bodoh, aku brengsek dan bajingan. Ayo sini pukul aku Jen pukul!" Ucap Sean sambil mengarahkan tangan Jennie untuk memukulnya. Sementara Jennie menggelengkan kepalanya dan tambah menangis.
Sean kembali membawa Jennie kepelukannya dan mengusap punggung Jennie dengan lembur. la paling tidak tega melihat perempuan menangis. Sejak kecil ia selalu diajari oleh papi nya untuk selalu melindungin dan menghormati semua wanita.
"Aku mau pulang Sean." Bisik Jennie, Sean reflek melepaskan pelukannya.
"Aku antar ya?" Ucap Sean. Lagi lagi Jennie menggelengkan kepalanya
"Aku masih butuh sendiri. Kasih aku waktu buat memikirkan semuanya"
Annyeong apa kabar semuanya👋
Jangan lupa Vote + Komentarnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen Fiction🔞 Kisah dua orang remaja yang tidak saling mengenal namun terpaksa harus menikah karena sebuah accident yang mengharuskan mereka menikah dan menjadi orang tua diusia muda. Gimana mereka menjalani kehidupan baru sebagai sepasang suami istri dan bisa...