01 : Merasa bingung

95 17 5
                                    


“ughh dimana aku” caine merasakan sakit diarea kepalanya, seakan-akan kepalanya baru saja terhantam oleh benda yang keras.

Tak berselang lama caine memperjelas penglihatannya, tanpa mengatakan apapun caine langsung duduk dari tidurnya. Raut wajahnya tak dapat  berbohong, ia terlihat terkejut, secara perlahan ia mulai meraba bagian tubuhnya.

‘sial apa yang terjadi, cermin cermin aku harus melihat cermin’

Caine langsung berdiri dari duduknya, dan mengelilingi kamar yang ia tempati, didalam haati nya ia tak berhenti mengeluarkan kata-kata yang tak senonoh, sungguh saat ini ia sangat panik.

“APA? TUBUH SIAPA INI SIAL” caine secara reflek langsung berteriak, ia sangat terkejut saat ini sungguh ia tak berbohong, apa-apaan rambut Panjang ini serta pakaian nya yang sangat aneh? Tapi sebentar ia seperti tau ini pakaian apa.

‘hanfu? Iya ini hanfu aku mengingatnya, bukanya ini dari china? Tapi tunggu dulu apakah aku menjadi wanita?’

Secara tiba-tiba caine meraba bagian bawahnya

“huff syukurlah” caine menghela nafas lega.

“tapi tunggu dulu, tak mungkin berpindah dimensi itu nyata, bukannya itu hanya fiksi seperti novel yang dibaca key dan echi?” caine bergumam pelan, ia juga masih saja melihat sekelilingnya, kamarnya tidak terlalu mewah cukup sederhana, hanya berisikan meja kecil, rak buku, hiasan dinding serta futon, tetapi walaupun tak terlihat mewah caine yakin harga barang yang ada dikamarnya cukup mahal.

Sial mengapa ia malah memikirkan harga barang yang ada dikamarnya, ia harus mengingat hal apa yang membuatnya seperti ini.

Caine memejamkan matanya, seolah mencoba mengingat hal-hal yang tterjadi sebelum ia terbangun ditempatt yang aneh ini.


Flashback

Caine mengendarai motornya dengan kecepatan yang penuh, saat ini ia sedang diselimuti amarah, ia mengabaikan panggilan telfon serta sms dari keluarganya.

Ia baru saja berselisih paham dengan rion, karena satu dua hal, diwaktu yang lain caine biasanya akan tenang apabila mengadapi amarah rion, tetapi kali ini ia sangat terpancing karena perkataan rion yang seakan-akan menyudutkannya, seolah-olah ia tak pernah melakukan sesuatu untuk anggota keluarga mereka.

Caine tau akhir-akhir ini banyak masalah yang menghampiri mereka, dan caine juga paham mengapa rion bersikap seperti itu, tetapi bukan berarti rion harus melontarkan kata-kata seperti itu padanya.

Pikiran caine sangat kalut hingga ia tak menyadari ada kendaraan yang sangat kencang dihadapannya, dan disaat caine sudah menyadarinya, jarak nya dengan kendaraan tersebut hanya 1 meter lagi, dan pada akhirnya ia menghantam bagian depan mobil tersebut dengan kencang, tubuhnya terlempar begitu jauh, sebelum ia kehilangan kesadarannya caine melihat banyak orang yang mengelilinginya serta suara sirine yang terus berbunyi.
.
.
.
.
.
.
‘sial, aku kecelakaan, haduh aku harus bagaimana ini, apa yang harus ku lakukan, bagaimana cara Kembali kedunia ku, apa aku loncat dari atas rumah ini? Jangan deh jangan, apa aku menabrakkan diri saja? Tetapi ingin ditabrak mengunakan apa? Ah iya danau, apa aku menengalamkan diri saja ya? ARKKKK BAGAIMANA INI’

“tuan”

“tuan caine”

“selir caine”

“SELIR CAINE”
Caine tersadar dari lamunanya, ia menoleh kea rah suara yang memanggilnya.

“hah? Kau memanggil ku?”

“astaga tuan, tuan harus beristirahat, tuan baru saja pingsan karena terjatuh dari kuda, tabib mengatakan tuan harus banyak istirahat”

TEMPORARY [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang