Sudah berapa hari terlewati, caine masih mencoba mencari cara agar bisa Kembali ke tempat ‘asal’nya.
“tuhan aku mohon, aku mohon ini hanya sebuah candaan” caine bergumam pelan, saat ini ia sedang berbaring dikamarnya, cuaca sedang terik diluar, ia ingin melakukan perkerjaan tetapi ingin mengerjakan apa?. Huff ayolah ia sudah hampir seminggu disini, tidak ada hal yang menarik, ngomong-ngomong bagaimana kabar raganya yang ada di ‘masa depan’?.
.
.
.
.
“mami ayo sadar, ini udah hampir 1 minggu, mau sampai kapan tidurnya?” gin menatap lekat lelaki yang saat ini terbaring diranjang rumah sakit. Iya itu caine atau ‘raga’ caine, laki-laki yang mendapatkan panggilan ‘ibu’ oleh anak-anaknya
.
“mih, papi bahkan gamau bicara semenjak hari mami kecelakaan, dia merenung terus, echi terus menangis, key ga bisa ngurus semuanya mih, aku bahkan ga bisa ngelakuin apapun, mimpi mami terlalu indah kah?” suara gin semakin seduh, bahkan kepalanya terus menunduk. Demi tuhan ia membutuhkan pelukan ‘ibu’ nya.Keadaan caine cukup parah, kepalanya mengalami benturan keras, tangan kanan nya patah, serta tubuhnya memiliki luka-luka kecil akibat tergores dengan aspal. Dokter megatakan caine membutuhkan waktu cukup lama untuk penyembuhan.
.
.
.
Tok
Tok
Tok
“tuan caine?”“ya? Apakah itu kau viona?” caine menoleh kearah pintu utama yang diketuk tadi.
“iya tuan, ini saya”
“masuklah, pintunya tak ku kunci” caine segera bangun dari tidurnya, ia sedikit merapikan rambutnya yang berantakan.
“ada apa viona?”
“tuan, jendral sudah pulang dari perbatasan, tadi salah satu utusan dari kediaman utam datang, ia mengatakan tuan caine harus ke kediaman utama untuk makan siang bersama jendral dan selir lainnya”
‘sial apa katanya? Makan siang bersama? Aduhh aku sangat malas’
“tuan caine?” viona menatap caine dengan heran, sedari tadi caine tidak merespon ucapannya, ada apa dengan tuannya ini?.
“a-ah ya, kenapa viona?” caine sedikit gelagapan Ketika mendengar suara viona.
“ tuan harus bersiap, aku akan mengambilkan luaran hanfu tuan, rapikan rambut tuan, rambut tuan sedikit berantakan” setelah mengatakan itu, viona berjalan kearah lemarinya, caine hanya memandang viona saja, ia penasaran bagaimana wajah jendral orion hael?.
Tak membutuhkan lama untuk caine bersiap, ia dan viona akhirnya berjalan keluar dari kediaman mereka, setiap Langkah caine ia terus merasakan jantungnya berdetak dengan kencang, ada apa ini? Apa ia terserang penyakit jantung?. Caine terus melihat sekeliling, kediaman jendral sangat luas, ia melihat danau buatan dengan gazebo ditepinya, serta taman yang cukup indah.
Caine membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai dikediaman utama, dari jauh ia bisa melihat seorang laki-laki dengan tubuh yang gagah, disamping nya ada seorang wanita cantik jangan lupa dengan 2 orang wanita yang berada disisi kanan nya. Dan tanpa caine sadari ia sudah sampai ditempat tersebut.
“tuan caine berisalam” bisik viona, caine dengan cepat menundukkan kepalanya kepada jendral, yah beberapa hari lalu viona mengoceh kepadanya karena ia lupa bagaimana caranya memberikan salam kepada orang lain, ayolah jiwa ‘pria’ ini sekarang berasal dari masa depan, ia mana tau hal-hal seperti itu.
“duduklah caine” caine membeku Ketika mendengar suara pria didepannya.
‘rion? Tidak tidak, mungkin ini hanya hayalan ku saja’
Caine segera mendudukan dirinya ditempat yang sudah dipersiapkan, caine merasakan tatapan menusuk dari seseorang. Dengan cepat caine mengangkat kepalanya dan menatap sekitarnya, belum sempat ia mencari tatapan menusuk itu, ia malah membeku ditempat.
‘rion? Sial mengapa wajahnya mirip sekali dengan rion dimasa depan, tenang caine tenang, ini bukan rion dimasa depan, tenang’
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPORARY [BL]
Teen Fictionkisah seorang laki-laki yang secara tiba-tiba terlempar jauh kebeberapa abad, dan ia memasuki raga seorang laki-laki yang menjari selir seorang jendral barat.