001: Kiriman bunga duka

44 8 2
                                    

ada begitu banyak kiriman bunga duka untuk ku, padahal aku masih bisa bernafas, walau tidak normal,

❝ada begitu banyak kiriman bunga duka untuk ku, padahal aku masih bisa bernafas, walau tidak normal,❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tit, tit, tit,

Alis tebalnya berkedut pelan, jemari kirinya bergerak bersahut-sahutan, lalu kemudian maniknya yang bergetar perlahan terbuka. Silau akibat cahaya lampu membuat sang empu cukup kesulitan menyesuaikan penglihatannya.

"Eja, lo udah sadar, ja!" Seruan bahagia itu dapat ia dengar.

"Dokter! Dokter, suster, teman saya sadar!!"

Tak lama setelah teriakan itu, seorang dokter dan tiga orang suster serta dua orang aparat kepolisian memasuki ruangan atas nama Eshaal Zimraan Banyu Hamka.

"Pasien sudah melewati masa kritisnya," mendengar perkataan sang dokter, remaja lelaki yang tadi berteriak segera masuk ke dalam ruangan.

"Berarti pasien sudah bisa kami mintai keterangan?"

"Enggak! Pak polisi gila, yah?! Temen saya baru aja sadar, baru melewati masa kritisnya!"

Suster terlihat menahan dan menenangkan remaja tersebut, sedangkan pak polisi langsung minta maaf dan pamit undur diri.

"Saya akan kembali setelah pasien mulai sembuh, permisi," pamit sang polisi.

"Gimana perkembangan teman saya, dok?!" Tanya remaja itu lagi.

Sang dokter tersenyum maklum, ia paham sekali perasaan remaja disampingnya ini.

"Tenang, lintang. Kondisi Eshaal sudah stabil. Setelah ini saya akan memindahkannya ke ruang rawat inap, Eshaal masih harus menjalani proses penyembuhan bekas operasi di perutnya," tutur sang dokter dengan hangat.

Lintang Juangkasa, remaja tinggi, wajah yang cukup sangar dengan rambut kecoklatan itu menghela nafas lega. Setidaknya ia mendapat kabar baik setelah tiga hari menunggu kabar yang tidak pasti.

"Pindahin eja di ruang VVIP, dok. Lakukan semua yang terbaik buat kesembuhan eja,"

Lintang akan melakukan apapun demi Eshaal, sahabatnya satu-satunya.

⭒❁⋆

Eshaal kembali terbangun dari pingsannya. Matanya bergerak pelan menelisik sekitarnya. Ruangan yang cukup luas dengan dinding coklat yang didesain mewah, sebuah balkon dan sedikit tanaman bunga anggrek, monitor pendeteksi kehidupan, infus dan beberapa kursi serta satu meja.

October Be HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang