03.

9 2 2
                                    

Di tempat yang ramai bak pasar, Maki dan Harua terjepit-jepit oleh lautan manusia yang kini berada di sekitar mereka.

"WOI INI SIAPA YANG KENTUT DAH?! BAU ANJIR!!!"

Maki menutup idungnya sambil tubuhnya yang terombang-ambing ke sana dan kemari. Harua yang melihat itu langsung menggenggam tangan Maki kuat-kuat agar ia tak kehilangan Maki.

"Bwang! Twutwup idung iwh! Ba'u!!"

Harua terkekeh, ia langsung menarik tangan Maki kuat-kuat untuk keluar dari tempat itu, namun Maki malah menahan Harua dan bergeleng.

"Jangan sia-siakan perjuangan kita yang sudah hampir sampai bang!!!"

Maki memperlihatkan mata poppy nya sambil melengkungkan  kedua pojok bibirnya ke bawah. Harua mengabaikannya, ia langsung menarik Maki keluar dan langsung menarik nafas dalam-dalam saat sampai di luar.

"Ko keluar? Kan bentar lagi nyampee!!!"

Harua menarik tangan Maki

"Uda ayo ikut gua!"

Di seretnya Maki keluar gerbang sekolah, sampai-sampai orang yang melihatnya mengira bahwa Harua sedang memarahi Maki.

Bagaimana tidak? Saat itu wajah Maki benar-benar seperti orang dongo yang sangat kebingungan, ditambah alis Harua yang hampir tertaut karena debu-debu yang beterbangan, terlihat seperti orang yang sedang marah.

Di depan gerbang sekolah, Harua dan Maki berdiri, tak lama, Harua melihat babang goput yang tengah berjongkok sambil memainkan ponselnya.

Harua menyeret Maki ke dekat abang-abangnya.

"Pak, bakso bukan?"

Babang-babang itu mendengak lalu berdiri

"Eh, iya neng"

Harua mengernyit, lalu ia menepuk pundak babang goput itu.

"Saya cowok pa"

Lantas babang goput itu menoleh ke wajah Harua.

"O-oh, iya iya. Ini... dengan..."

Babang-babang itu melirik ponselnya guna mencari nama si pelanggan.

"Kak Handsomerua ya?"

Harua mengangguk, sedangkan Maki menahan tawanya sambil berpaling dan menutupi mulutnya dengan punggung tangan kirinya.

"Ya pa"

Terlihatnya babang-babang itu sedang bergumam sambil menatapi ponselnya.

"Anak jaman sekarang namanya susah susah amat ya?"

"Ya?"

"Eh, engga, ini jadi 57.000"

Harua langsung mengodek-ngodek dompetnya, dan memberikan selembaran kertas berwarna merah.

"Bang, ko jadi goput?"

Maki berbisik pada Harua, Harua mengangguk-angguk sambil menerima uang kembalian dan juga bakso dari si babang goput tadi.

"Kantinnya rame kan"

"Ya-"

Maki mengusap wajahnya kasar, ia menatap Harua yang tersenyum ramah pada si babang goput tadi.

"Dah yuk"

Maki menahan tangan Harua.

"Kapan mesennya? Kok udah nyampe aja?"

"Uda ayo sambil jalan!"

Harua berjalan pelan yang diikuti Maki di sampingnya.

"Itu tadi pas kita lagi di tangga, gua pesen aja bakso dua sama minumannya di goput, soalnya takut kantin atas juga rame.. ehh beneran rame, yaudah."

URIWE - &TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang