Tuk
"Berisik!", semprot lelaki yang lebih tua dari yang berteriak tadi. Sedangkan yang ditampol hanya bisa mendengus kesal.
Zora masih keadaan linglung, tidak percaya apa yang telah terjadi pada dirinya. Sementara itu para lelaki asing terus menatap yang sulit diartikan. Entah apa yang mereka pikirkan. Tapi Zora tidak peduli, yang ia lakukan saat ini berusaha mencerna situasi dirinya.
'Gue lagi mimpi apa gimana? Gue dimana?' batin Zora frustasi sambil menggigit jari telunjuknya. Yang sudah menjadi kebiasaan jika cemas.
"Jangan digigit,"
"Heh?" Zora refleks menatap sebuah tangan besar menyentuh jarinya. Ha iya ia melupakan para lelaki di ruangan ini, tersadar hal itu Zora meringsut mundur memegang erat selimutnya.
Para lelaki di hadapan Zora kembali terdiam kaku. "Hei princess kenapa?"
'Wah,, Gue berasa jadi putri kerajaan aja dipanggil Princess' Zora terdiam menatap satu-satu laki-laki diruangan itu.
Dengan melawan rasa gugupnya Zora mengangkat tatapannya. "Kalian... siapa?". Sepertinya hawa ruangan kembali tegang.
Tak ada jawaban semua sibuk dengan pikiran mereka, tanpa sadar Zora yang jadi kebingungan."Aku mau pulang." cicit Zora mungkin tetap akan terdengar di indra pendengar mereka.
Tak mendapat respon, Zora lantas mencoba bangkit dengan menyibakkan selimut. Tapi gerakan Zora tertahan saat mendengar suara yang berat nan tegas.
"Mau kemana?"
Zora tersentak kaget mendengar suara berat dan tegas itu terasa menakutkan, karena Zora sudah di tepi ranjang refleks ia membuat gerak berlebihan hingga Zora tak siap jatuh ke lantai dengan kepala sedikit terbentur pada ujung meja nakas.
"Akhh!!"
"AYAA!!!..." Para lelaki muda yang diruangan itu teriak bersamaan, sedangkan lelaki yang tidak muda lagi menatap cemas pada putri mereka. Eh,, putri mereka.:)
"Dad!! Daddy menakutinya"
Zora dibantu lelaki yang kira-kira 4 tahun lebih tua darinya, "Ada yang sakit?" Zora yang mendengar menggeleng dengan cepat memang yang dia rasakan cuma kaget dan gugup.
Tapi jawaban Zora tidak dipercaya sebab lelaki itu menyingkirkan helai rambut yang menutupi kening gadis di depannya. Setelah disingkirkan baru terlihat kalo kening gadis itu terluka dan sedikit berdarah hal itu membuat rahang lelaki tadi langsung mengeras. Sekilas menatap tajam pada pria paruh baya yang bersuara tadi.
Lalu menarik lengan Zora agar kembali ke ranjang. Disaat Zora sibuk dengan pikirannya, seorang dokter memasuki ruang tersebut. Dan salah satu pria paruh baya yang masih tetap segar menyuruh dokter tadi.
"Cepat obati!"
Sang dokter langsung melakukan pekerjaannya, memeriksa Zora dan mulai mengobati kening yan terluka.
"Syukur Nona bisa melewati masa kritisnya. Dan luka Nona sudah saya obati, Tuan."
"Kau tidak memeriksanya dengan baik?"
"Setelah saya memeriksa Nona. Menurut pemeriksaan tidak ada yang salah dan baik-baik saja."
"Periksa lagi!" Dokter itu dengan kaku memeriksa kembali seperti tadi. Karena memang tidak ada yang bermasalah dengan pasiennya. Tapi mereka menyuruh kembali.
"Maaf Tuan. Kali ini saya benar-benar melihat tidak ada yang salah dengan Nona."
"Kau buta? Dia seperti tidak mengenali kami, dan kau bilang baik-baik saja?!!.."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE AIREEN
Teen FictionAzora Aireen adalah gadis cantik yang hidup sebatang kara yang ditinggal mati oleh orangtua angkatnya sejak berumur 12 tahun. Menjalani hari-hari dengan hanya bekerja keras mencukupi segala kebutuhannya. Hingga ia harus putus sekolah karena ketergan...