PROLOG

7 3 1
                                    

“Kenapa dari banyaknya hal di dunia ini, kemiskinan yang Ibu-Bapak wariskan padaku?!”

“Apa kamu bilang?” Ibu merasa jantungnya nyaris copot mendengar Putra semata wayangnya mampu berkata demikian. “Kamu bilang apa barusan?!”

“Ibu!” tenggorokan Alpha tercekat, ibarat ada sulur berduri yang mengikat lehernya. “Ibu nuntut aku ngelakuin tugas seorang anak, tapi Ibu bahkan kagak bisa ngelakuin tugas Ibu sebagai orang tua!” entah mengapa, bahu Alpha kini terasa ringan.

Iris gelap yang membara, dengan napas menggebu, Ibu mendekati Putranya membawa hasrat ingin memukul.

Alpha membuang muka. Biar bagaimanapun, ia merasa terancam.

“Ada Ibu ngajarin kamu ngomong kayak gitu?! ADA?!” tepat di hadapan wajah anaknya, Ibu membentak. “Ngomong lagi cepat!” Ibu mencengkram kerah baju anaknya, mengguncang dengan penuh sakit hati. “AYOK,  NGOMONG LAGI! Ngomong lagi depan muka Ibu. NGOMONG LAGI!”

Alpha mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, membiarkan urat di leher menonjol dengan jelas. Ini Ibunya, pada kenyataannya Alpha tidak akan mampu melawan.

“Ibu cuma nyuruh kamu berhenti gambar sebentar buat nyapu rumah, dan tega kamu ngomong kayak gitu ke Ibu?!” air terjun tercipta, membasahi pipi, bukti rasa sakit yang nyata. “Cuma nyapu rumah doang ... ” rasa-rasanya, Ibu tak mampu lagi untuk berdiri.

Tubuh Ibu nyaris limbung, reflek remaja 18 tahun itu menahan bahu Ibunya. Ibu mengampaskan tangan sang Putra, sebelum akhirnya pergi ke kamar membawa luka menganga.

Alpha mengusap sudut matanya. Dia tatap pintu kamar sang Ibu yang tertutup rapat.

“Emang faktanya gitu, kok! Ibu sama Bapak bisanya cuma ngasih beban harapan doang. Nuntut aku buat ini-itu, tapi kalian bahkan kagak bisa ngasih dukungan apa pun!”

Pintu kamar terbuka, menampakkan sosok Ibu dengan wajah merah penuh amarah.

“Aku mati-matian berjuang untuk masa depan kita, tapi Ibu kagak pernah hargai itu sedikitpun!”

Alpha mundur, sirine bahaya di kepalanya menyala, karena sosok itu tampak tidak seperti Ibunya.

“Ibu sama Bapak bahkan mikir buat nambah anak lagi--” Alpha terus mundur melihat Ibunya mendekat. “-- di saat kalian bahkan kagak bisa ngurus aku dengan benar!”

“Ibu sama Bapak itu miskin. Berharap aku bisa bikin kalian jadi kaya. Kalian pikir aku ini apa? Kalian yang malas dan bodoh, kenapa aku yang nanggung akibatnya!?”

Alpha memejamkan matanya sedetik, melindungi kepala kala sang Ibu mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Segera, Alpha kabur dari rumah.

***

Ini dia Bintang Utama kita! Sambutlah ; ALPHA GANENDRA! ✨

Bagaimana pendapatmu tentang sambutan di atas?

Apa pendapat kalian tentang anakku yang nachall ini, hm?

Keunikan dari cerita ini adalah SEMUA TOKOHNYA JAHAT, BWAHAHAHAHAHAHAAAA!!! 😈

TOKOH UTAMA LAKI-LAKI

🌟 ALPHA GANENDRA 🌟

🌟 ALPHA GANENDRA 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👇 Alpha Vibes 👇








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Monggo bayangkan mukanya macam mana, intinya auranya ijo neon, ijo royo-royo walau dengan sedikit bercak merah 😋

***

Follow me!

Instagram : @wp.semestakelana
Twitter : @semestakelana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sayap Berdarah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang