Atlanta Putra Mahardika, yang gak pernah ngerasaain apa itu arti "tenang" dalam hidupnya berada dalam dekapan luka, bertemankan rasa takut dan sesuatu yang dianggapnya seolah mimpi buruk, yang nyatanya itu adalah kenyataan yang ada, di dewasakan ole...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Dulu aku cenderung selalu ingin terlihat baik-baik saja. Namun seiring berjalannya waktu aku mulai sadar. " Seharusnya aku tak perlu terlalu keras memaksa diriku ingin selalu terlihat baik-baik saja di depan orang lain. Sesekali aku juga berhak melayangkan protes dan berbagi rasa terhadap apa yang aku alami."
***
Sudah 3 hari berlalu sejak Atlanta tersadar dari komanya. Dan kondisinya berangsur-angsur membaik. Atlanta sudah di perbolehkan pulang sore nanti setelah menghabiskan cairan infus yang tersisa.
Hubungannya dengan sang ayah mulai membaik, rasa canggung yang mulanya terasa diantara keduanya kini mulai terkikis. Tetapi tidak dengan hubungannya dengan sang bunda dan Alexa sampai sekarang hubungan mereka masih terlalu dingin. Atlanta mas ih membangun skat penghalang tak kasat mata dalam interaksi mereka.
" kenapa baru sekarang bunda?" Tanya Atlanta setelah sang bunda mengajaknya untuk memperbaiki semuanya.
"Apa sudah terlalu terlambat untuk kita perbaiki semuanya?" Tanya Atlanta
" dari sisi mana dulu yang harus di perbaiki bunda?"
"Bunda tahu aku pernah jadi orang yang paling keras berjuang buat dapatin kasih sayang bunda dan papa. Tapi malam itu aku sadar, aku terlau banyak menaruh harapanku kepada kalian. Aku tak lagi mau memaksakan sesuatu, karna apapun yang di paksakan itu hasilnya tak akan baik. Aku sadar hidup bukan tentang siapa yang paling lama kita kenal, tapi siapa yang bisa memberi kita kenyamanan dan bisa membuat kita merasa dihargai."
" Atlanta gak mau lagi bohongin diri Atlanta sendiri bun. Bohong kalo selama ini Atlanta baik-baik aja. Bohong kalo aku gak naruh rasa kecewa sama bunda dan papa. aku selalu mikir apa yang salah dari aku, sampai aku harus di perlakukan sebegininya. Bohong kalo aku gak terluka atas semua perlakuan papa dan bunda. bohong kalo aku gak pernah marah, nyatanya aku pernah merutuk dan memaki semesta kenapa memberiku luka yang sedemikian rupa bahkan aku hampir saja tak bisa menanggungnya."
Air matanya lolos begitu saja, badannya bergetar karna isak tangis yang begitu hebat. Jujur saja hatinya sudah terlalu hancur untuk diperbaiki. Atlanta takut untuk berharap kasih sayang dari sang bunda dan papa. Selama ini atlanta telah mencooba yang terbaik untuk mendapatkan itu, tapi semuanya sia-sia.
" jika tak bisa lagi diubah, maka izinkan bunda untuk menciptakan hal-hal baru, kali ini biar bunda dan papa yang berusaha."
Jika Atlanta memberikan kesempatan kedua, akankah semua menjadi lebih baik atau malah lebih buruk dari yang sudah lalu?
***
" Hari ini kamu sudah boleh pulang, ingin pulang kerumah bunda atau ayah?" tanya sang ayah, berusaha menetralkan ketegangan yang ada.