🐺|| ONE

247 56 7
                                    

Markhyuck, fantasi

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

"Bukankah mereka terlihat cocok?"

Haeron mengikuti arah pandangan dua siswi yang sedang bergosip. Mata coklatnya menangkap objek yang akhir-akhir ini jadi pembicaraan hangat di sekolah. Deastoria School. Yang laki-laki adalah pemuda tampan, yang memimpin anggota basket. Sedangkan yang perempuan adalah pemimpin dari klub cheersleader.

Sudah seminggu, tapi topik itu masih hangat diperbincangkan, membuat Haeron merasakan cemburu. Tentu saja! Orang yang mereka bicarakan itu adalah mate-nya. Mereka hampir saja menikah jika tidak ada pertarungan antar bangsa saat itu.

Mencoba sabar, Haeron beranjak, rasanya tak sanggup melihat kekasihnya bermesraan dengan orang lain. Maro Haugana. Sudah 500 tahun Haeron menanti kelahiran kembali Maro, namun pemuda itu tak seperti yang dibayangkan nya.

"Apa yang kau lakukan Haeron?"

"Kau tidak lihat aku sedang apa?" Dan selama disekolah ini pulalah Haeron tak memiliki teman. Jangan tanya kenapa, karena ia akan seperti serigala buas yang akan memarahi siapa saja. Bahkan seperti sekarang, gadis yang tadi bertanya mendadak ciut nyali, dan memilih tak mengganggu Haeron membaca buku.

Haeron membalik halaman bukunya, kemudian menoleh ketika mendengar suara dari arah pintu depan perpustakaan. Suara familiar, milik Maro. Tentu saja ia sudah hapal, ratusan tahun hidup bersama Maro, bahkan langkah kakinya saja Haeron akan tahu.

Tapi sekarang apakah Maro masih orang yang sama?

"Kamu ingin kita kencan di perpustakaan, Vestia?" Bukan hanya Maro, tapi ada gadis yang juga mengikutinya, yang tak lain adalah objek pembicaraan orang-orang.

"Oh ayolah, jangan benci belajar, kamu itu sudah kelas akhir." Bahkan tawa menyenangkan yang Haeron rindukan harus ia lihat saat Maro bersama orang lain.

"Baiklah jika kamu yang meminta." Haeron masih memperhatikan dua orang itu tampak berjalan ke arah salah satu rak buku. Mengambil beberapa dan berjalan ke arahnya. Tidak, ke arah meja tempatnya duduk tepatnya.

Haeron melihat jelas wajah yang sangat ia rindukan. Maro duduk dihadapannya, dan yang bisa ia lakukannya hanya terpaku menatap Maro.

"Hai Haeron, aku dan Vestia duduk disini ya." Tersentak, Haeron memandang Maro. Tentu mereka saling kenal, karena mereka satu kelas. Dan juga Maro duduk di sampingnya, meskipun tak pernah terlibat pembicaraan.

"Hm." Haeron hanya bergumam.

Haeron diam-diam melirik Maro yang tengah serius bersama perempuan disampingnya.

Matanya berubah menjadi merah, sial ini pasti karena perasaan alaminya yang tak ingin pasangannya bersama orang lain. Buru-buru Haeron menutup bukunya dan beranjak meninggalkan mereka.

Tak ada yang mempengaruhi dua sejoli itu, bahkan Haeron sekalipun.

"Bisakah kau sembunyikan identitasmu itu?" Menoleh ke samping, Haeron mendapati Jesher, bangsa serigala dari kaumnya yang juga selamat dari perperangan. Jesher masuk ke dunia manusia bukan untuk mencari mate, tapi untuk melupakan kesedihan dan menunggu kematian, karena mate-nya sudah tidak bisa ditemukan.

Haeron berdesis, taringnya mungkin saja akan muncul jika Jesher memancingnya lebih dalam.

"Sembunyikan taringmu Haeron. Dan mulailah berperilaku seperti manusia." Perlahan pupil berwarna merah itu kembali menggelap berwarna coklat. Jesher memang selalu bisa diandalkan saat-saat seperti ini.

Hi, Mate! | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang