Forecast

six - Ramalan

Kuasa Ramalan

Ramalan-ramalan itu terus membayang di benak Harry, muncul dalam potongan acak yang menari di pikirannya. Ia mencoba mengabaikannya, tapi semakin keras ia melawan, semakin jelas suara-suara itu bergema. 

Trelawney pernah berkata dengan nada melamun di kelas Ramalan,
"Bakal ada saat di mana singa akan menari di atas laut, dan ular bersayap akan bernyanyi di tengah api. Cahaya yang tak mungkin dipadamkan akan muncul dari kegelapan terdalam, dan keduanya—musuh paling dibenci—akan berdiri bersama di tepi kehancuran. Bukan untuk berperang, tapi untuk menyelamatkan." 

Mendengar ramalan itu, Hermione langsung menyebutnya omong kosong. Ron terkekeh sambil berbisik pada Harry, "Itu pasti salah satu minuman malam Trelawney yang terlalu kuat." Bahkan Harry, meski terbiasa dengan hal-hal aneh, merasa ramalan itu terlalu konyol untuk dipikirkan serius. 

Namun, sekarang, saat ia berdiri di tepi pantai dengan Draco Malfoy di sampingnya, Harry merasakan ketidakmungkinan itu mulai terwujud. 

Singa raksasa yang terbuat dari sihir emas murni benar-benar sedang berputar-putar di atas permukaan laut yang bergelombang, mengikuti irama mantra yang dilemparkan Draco. Angin laut mencengkeram kuat, memercikkan air ke wajah mereka, tapi si singa tetap menari dengan anggun di atas air. Di belakang mereka, api hitam berputar ganas, tapi entah bagaimana terdengar suara nada merdu dari dalam kobaran itu—seekor ular ilusi bersayap yang “bernyanyi,” membawa mantra kuno yang membuka pintu rahasia. 

Harry menghela napas panjang. Ramalan Trelawney, seabsurd apapun, kini nyata di hadapan mereka. Kegelapan yang ia lihat dalam mimpi-mimpinya terasa semakin dekat, seperti embusan napas di tengkuknya. 

"Kukira kita benar-benar musuh yang terkutuk," gumam Draco tanpa menoleh. "Tapi ternyata kita lebih terkutuk kalau tidak bersama." 

Harry mendengus, senyum lelah menghiasi wajahnya. "Lucu, ya? Takdir memang punya selera humor." 

Draco melirik dengan seringai sinis. "Ya. Selera humor buruk." 

Mereka berdua tahu bahwa apa pun yang akan datang berikutnya, mereka harus menghadapi kehancuran bersama. Karena untuk menyelamatkan dunia, takdir menghendaki dua musuh ini berdiri di sisi yang sama.