seven - Usil

11 5 4
                                    

Usil.

Matahari mulai terbenam, memberikan cahaya hangat ke seluruh taman Hogwarts. Setelah menghabiskan sepanjang sore mempelajari mantra pertahanan di perpustakaan, Harry dan Draco memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di taman. Mereka duduk di bangku batu, menikmati angin sore yang lembut.

Harry menatap ke langit yang berubah jingga, sementara Draco duduk di sampingnya, tampak memikirkan sesuatu. Tiba-tiba, Harry merasa ada sesuatu yang aneh dengan bunga-bunga di sekitarnya. Kelopak bunga mawar berubah warna, dari merah menjadi merah muda yang mencolok.

Harry mengernyit tak suka, “Malfoy, apa kau yang melakukannya?”

Draco hanya tersenyum kecil dan mengangkat bahu.

Malfoy kecil itu menahan tawa nya agar tidak keluar, lalu berkata, “Aku tidak tahu apa yang kau maksud, Potter. Mungkin bunga-bunga itu hanya menyukai kehadiranmu?”

Harry mendengus, lalu melihat Draco yang menahan tawa. “Aku yakin ini ulahmu! Jangan berpura-pura tidak tahu!”

Draco akhirnya tertawa pelan, dan Harry hanya menggulung matanya, meskipun ada senyum tipis di bibirnya. Mereka duduk lebih dekat, menikmati kebersamaan tanpa harus berkata-kata.

Harry dan Draco berada di sudut terpencil perpustakaan, tenggelam dalam tumpukan buku kuno yang harus mereka pelajari. Draco baru saja selesai mencatat ketika ia menyadari bahwa Harry hampir tertidur di meja.

Sambil tersenyum jahil, Draco menyihir pena bulu miliknya untuk menyentuh hidung Harry yang mulai terkulai. Harry mengusap hidungnya dengan kesal, tetapi Draco tetap melanjutkan permainannya.

Dengan kesal, anak laki-laki berambut hitam itu mengatakan, “Malfoy, hentikan! Aku tahu itu kau!”

Pria kecil berambut pirang itu, tertawa pelan. “Oh, maaf, Potter. Aku pikir kau butuh sedikit hiburan agar tidak terlelap di tengah-tengah buku-buku ini.”

Harry mendesah lelah, tetapi tidak bisa menahan senyum kecil di wajahnya saat Draco tertawa dengan puas.

Harry dan Draco baru saja menyelesaikan latihan terbang. Mereka duduk di pinggir lapangan, menikmati udara pagi. Ketika Harry melepaskan sarung tangan Quidditch-nya, Draco memanfaatkan momen itu.

Dengan cepat, Draco menarik tongkat Harry dari saku mantelnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Harry menatap tajam ke arah pewaris tunggal Malfoy, “Malfoy, kembalikan!”

Anak kecil berambut pirang itu menggodanya, “Kau harus mengejarku dulu, Potter. Ayo tunjukkan seberapa cepat 'Potter' bisa bergerak.”

Harry menghela napas panjang, tetapi akhirnya ia tersenyum. Ia mengejar Draco di sekitar lapangan hingga mereka akhirnya saling berguling di atas rumput, tawa mereka menggema di udara pagi yang sejuk.

~

Suatu sore yang cerah, Harry dan Draco duduk di tepi danau Hogwarts, menikmati waktu luang setelah jadwal mereka yang padat. Draco memetik ranting kecil dan bermain-main dengannya, sementara Harry sibuk membaca buku mantra yang ia bawa.

Tanpa peringatan, Draco menyihir ranting tersebut sehingga berubah menjadi ular kecil yang merayap ke arah Harry. Harry melompat kaget, buku di tangannya terlempar.

“Apa-apaan ini, Malfoy?!”

Draco tertawa terbahak-bahak “Kau harus melihat wajahmu, Potter! Itu... terlalu lucu!”

Meskipun marah, Harry tidak bisa menahan tawa saat menyadari bahwa itu hanyalah ular mainan. Mereka berdua tertawa sampai perut mereka sakit, dan kejadian itu disaksikan oleh Hermione, Ron, Pansy, dan Blaise dari kejauhan.

Hermione dan Pansy tersenyum kecil, sementara Ron dan Blaise tampak kaget, namun akhirnya mereka tersenyum, menyadari kehangatan yang tumbuh di antara dua orang yang dulu mereka pikir tidak akan pernah bisa akur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ForecastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang