[END] (BOOK 2) Legend of Female General / (translated by RahayuYogantari)

Chapter 226

He Yan berjalan di depan Xiao Jue. Xiao Jue meliriknya dan mengerutkan kening. "Mengapa kamu mengenakan pakaian tipis seperti itu?"

"Ini terlalu panas." He Yan mengatupkan giginya dan menelan darahnya. Dia mengutuk Chi Wu di dalam hatinya, tapi dia tetap berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa. Dia mengipasi dirinya sendiri dengan tangannya dan berkata, "Aku tidak tahu kenapa, tapi aku tetap merasa sedikit panas."

Xiao Jue hendak melepas jubahnya, tapi He Yan dengan cepat menghentikannya. "Benar-benar tidak perlu. Jika aku merasa kedinginan, aku akan kembali dan mengambil satu set pakaian lagi. Alasan mengapa aku memakai ini adalah karena terlalu panas. Pernahkah kamu mendengar Lin Shuanghe membicarakannya? Kadang-kadang orang terasa panas. Kalau pakai terlalu banyak, tidak akan menghilangkan rasa pengap di tubuh. Mudah sakit." Dia mengarang cerita.

Xiao Jue menatapnya dengan curiga.

He Yan meraih lengannya. "Baiklah, jangan khawatir tentang apa yang aku kenakan. Ayo pergi ke Pasar Timur dulu. Aku khawatir kita akan melewatkan beberapa tempat menarik."

Di Shuo Jing, pasarnya makmur. Mereka dibagi menjadi Pasar Timur, Pasar Barat, Pasar Selatan, dan Pasar Utara. Yang paling makmur adalah Pasar Timur, yang berada di dekat Kuil Kota Dewa.

Pasar Timur dibagi menjadi Pasar Desember, Pasar Bulan, Pasar Bunga Februari, Pasar Ulat Maret, Pasar Jin April (the April Jin Market bukan jin makhluk halus ya), Pasar Kipas Mei, Pasar Wewangian Juni, Pasar Harta Karun Juli, Pasar Osmanthus Agustus, Pasar Pasar Obat September, Pasar Anggur Oktober, Pasar Plum November, dan Pasar Taofu Desember.

Saat itu akhir November dan awal Desember. Pasar Plum sudah tutup. Hanya ada beberapa kios yang menjual tumpukan bunga plum merah. Pasar Taofu sudah dibuka. Di mana-mana, ada kios yang menjual bait Festival Musim Semi. Ke mana pun mereka pergi, mereka akan melihat orang-orang berkerumun, bersorak, bertepuk tangan, dan memuji. Itu sangat hidup.

Karena sudah hampir akhir tahun, pasar lampion juga sudah mulai terang. Jalanan terang benderang dan dipenuhi orang. Itu sangat meriah.

He Yan mengikuti Xiao Jue ke pintu masuk Pasar Timur. Dia sudah bisa merasakan keramaian yang ramai.

"Itu terlalu hidup." Dia menatap lentera warna-warni yang tergantung di atas kepalanya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru. "Ini pertama kalinya aku mengunjungi pasar malam."

"Pertama kali?" Xiao Jue menoleh untuk menatapnya.

He Yan mengangguk. "Itu benar. Di masa lalu, aku tidak bisa datang ke tempat-tempat dengan begitu banyak orang, untuk menghindari ketahuan. Setiap tahun, ketika generasi muda keluarga He pergi ke pasar malam bersama, aku sangat iri. Ketika aku berada di Kota Jiyang, saya merasa pasar malam Kota Jiyang, itu sangat menyenangkan. Aku tidak menyangka pasar malam Kota Shuo Jing begitu bagus. Sangat indah!"

Matanya dipenuhi dengan kegembiraan dan kegembiraan. Dia telah menjalani dua kehidupan, tetapi saat ini, dia bahagia seperti anak kecil. Pasar malam bukanlah tempat yang hanya bisa dikunjungi oleh orang kaya dan berkuasa. Orang biasa bisa datang ke sini untuk bersenang-senang, tapi ini pertama kalinya bagi gadis ini untuk datang.

Banyak hal yang dianggap remeh oleh orang biasa dilarang baginya.

Pria muda itu menatap gadis di sampingnya dengan tatapan lembut. Saat berikutnya, He Yan sudah menarik lengan bajunya dan meremas di depan seorang pria pembuat permen.

"Paman pembuat permen!" Seru He Yan dengan gembira. "Aku masih ingat ketika aku masih muda, aku tidak bisa pergi ke pasar malam. Aku sangat menginginkannya sehingga aku meminta Bibi Sulung untuk meminta seseorang membelikannya untukku. Aku tidak tega memakannya, jadi aku menaruhnya di tempat kuas. Akhirnya meleleh kemana-mana." Dia berbalik untuk melihat Xiao Jue. "Xiao Jue, apakah kamu ingin memakannya? Aku akan membelikannya untukmu. Apa yang kamu inginkan? Apakah qilin ini cantik? Atau kamu lebih suka burung phoenix?"