Kantin, tempat favorit seluruh murid sekolah. Tempat yang selalu ramai, begitu menyenangkan dimana para murid bisa mengobrol dan mengisi kembali energi setelah belajar.Zee belum memesan apapun, terkadang jika terlalu lama memilih untuk makan apa Zee sampai tak jadi makan. Setelah melihat sekitar penjual yang ada, Zee memilih untuk memesan nasi uduk.
Para murid berbaris untuk memesan, Zee sudah berada dipaling depan menyebutkan lauk. Zee sedikit bergeser ke samping warung, tatapan bertemu kembali dengan seseorang bernetra coklat yang sedang mengantri berjarak tiga orang dari dirinya.
Rasa aneh dan sedikit menggelitik isi perutnya kembali terasa, dan sial jantung nya berdegup tak berirama ketika seseorang itu memberikan senyuman pada dirinya.
"Bu pesan nasi uduk nya satu, pakai sambel ya" Memberikan uang.
"Siap neng Ashel" Senyum ramah penjual menerima uang.
Kini Ashel tepat disamping Zee, Ashel bingung mau duduk dimana karena kantin ramai sekali.
"Kita belum kenalan"
Ashel melihat orang disamping nya ini, Ashel ingat waktu itu pernah meminta tolong.
Zee menyodorkan tangan nya, "Aku Zee" Yang disambut dengan tangan Ashel, "Aku Ashel" Keduanya mengerat kan salaman lalu melepasnya.
"Biar kamu bisa minta tolong aku kalo ada perlu ke Adel"
"Hahaha... Situ asisten Adel ya?"
"Bisa dibilang gitu, udah dapet tempat duduk? Kalo belum join sama aku ada Adel juga"
Ashel berpikir sejenak tadinya Ashel akan makan di kelas jika tak dapat tempat duduk, lumayan juga kalo harus berjalan lagi ke kelas Ashel sudah lapar.
"Gak apa apa emang?" Tanya Ashel dahulu takut membuat tak nyaman nantinya.
"Gak apa apa, gabung aja" Santai Zee.
Zee dan Ashel jalan berdampingan sambil membawa makanan masing masing, Adel yang melihat mereka dari kejauhan tampak heran.
"Hai del" Sapa Ashel yang dibalas senyum dengan Adel.
Zee lebih dulu duduk menaruh makanan nya dimeja, Zee mengambil makanan Ashel membantu nya.
"Sini duduk"
"Makasih ya"
Oke fiks ada yang lain dari teman nya ini pikir Adel, dua orang di depan nya ini tampak sedang pdkt(?) lebih tepatnya Zee yang sedang mendekati Ashel.
"Kalian ko bisa bareng?" Daripada penasaran Adel milih nanya.
"Gak sengaja ketemu Ashel" Jawab Zee sambil mengambil sendok, untuk dirinya dan Ashel.
Adel makin heran! Ya jelas Zee yang cuek bisa se peduli itu sama orang apalagi baru kenal.
"Satset ya" Gumam Adel yang mendapatkan perhatian dari keduanya.
"Gimana rasanya jadi ketua osis shel?" Zee membuka topik.
"Tumben penasaran, lo gak pernah tuh nanya gue?" Muka Adel seperti ingin Zee tonjok rasanya, menyebalkan sekali.
"Lo kan cuma anggota, babu"
"Hahahaha udah udah ko kalian jadi ribut gini, rasa nya ya jadi ketua? Hm... Ya gitu deh" Tengah Ashel yang terhibur dengan interaksi itu.
------------------------------------
Bell pulang sekolah berbunyi, semua murid bersiap untuk pulang ke rumah masing masing. Begitu juga dengan Zee dan Adel yang sedang berjalan di lorong, sampai di pos satpam Zee berhenti berjalan.
"Ini bocah ngapa stop jalan nya sih?" Adel bingung tapi ikutan berhenti.
Zee tersenyum lebar, dari arah barat seseorang berjalan membalas senyuman Zee. Adel ikut melihat arah pandang Zee, Adel paham sekarang teman nya sedang dilanda butterfly era.
Sampai beberapa langkah lagi Ashel di gerbang Zee berjalan mendekati nya, "Mau permen?" Tawar Ashel menyodorkan satu permen.
"Mau, Makasih" Zee mengambil permen itu.
"Hati hati pulang nya shel"
"Kamu juga, hati hati ya"
Mereka berdua berjalan, melupakan Adel yang ada dibelakang.
Di depan sekolah Zee dan Ashel berpisah karena berbeda arah pulang, Ashel melambaikan tangan dibalas dengan Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
HER EYES
Teen FictionGimana kalo lo berhasil jatuh cinta, tapi ada seribu alasan yang membuat rasanya lo gak pernah pantes dapet cinta-nya itu. Zee gak pernah mau jatuh cinta akibat kurangnya kasih sayang dari keluarga, menurut Zee selagi ada teman temannya dan uang du...