Hari hari berlalu, sebagaimana yang terjadi. Tapi tidak dengan hari Zee, yang mungkin menjadi sedikit berwarna(?) karena kehadiran seseorang.Sebentar lagi akan dilakukan upacara, para murid berlalu lalang segera menuju lapangan. Sedangkan Zee tertahan di gerbang sekolah, karena tak membawa dasi. Kebetulan sekali Ashel yang piket gerbang, Ashel sedang mencatat nama nama murid.
Zee yang di gerbang dapat melihat Ashel, senyuman Zee terukir melihat Ashel yang sedang serius sekali menulis lucu pikirnya. Ashel mengangkat wajahnya yang langsung bertatapan dengan Zee, Ashel bertanya 'kenapa?' menggunakan gerakan bibir tak bersuara dijawab Zee yang menunjukkan baju nya tak ada dasi disana.
"KAMU! SUDAH TELAT TERUS GAK PAKAI ATRIBUT LENGKAP, KAMU PIKIR PERATURAN SEKOLAH INI HANYA MAIN MAIN?" Seorang guru berdiri tepat di depan Zee, menaruh kedua tangan nya dipinggang sambil melotot.
Zee hanya diam menunduk, bukan takut daripada nambah panjang nanti urusan nya karena guru ini terkenal suka melebihkan.
"Permisi maaf Pak, Zee telat karena ngambilin tugas saya dirumah. Dan soal atribut dasi Zee tadi dititip ke aku pak" Ashel datang sambil membawa dasi.
Reflek Zee melihat Ashel, sejak kapan kejadian yang diceritakan Ashel itu terjadi? Tapi Ashel langsung menarik tangan Zee dari sana.
Otak Zee yang imut ini mencerna keadaan, pertama Ashel menggenggam tangan nya ke dua Ashel menyelamatkan dirinya ke tiga ini Ashel mau bawa Zee kemana? Gak mungkin bolos kan secara Ashel ketua osis yang terkenal rajin dan pintar.
Ashel membalikan wajah sebentar untuk melihat Zee yang terbengong, uh gemes banget ya kali Ashel tega ngebiarin Zee dihukum. Eh tadi, Ashel mikir Zee gemes? Gila Ashel langsung menggeleng kan kepala.
Ternyata Ashel membawa Zee ke kamar mandi, hanya ada mereka berdua. Ya murid yang lain pasti sedang siap siap upacara.
"Makasih shel" Sepertinya Zee tak akan pernah bisa berhenti tersenyum, kalau bersama Ashel.
"Kenapa telat? Itu juga dasi gak dipake, kamu tau kan pak rohim galaknya gimana?" Ashel sedikit marah tapi entah kenapa Ashel merasa khawatir lebih ke tidak tega sih, ah gak tau lah.
Zee nambah jadi nyengir setelah mendengar omelan Ashel, bukan nya takut malah jadi gemes sendiri.
"Sini nundukan" Perintah Ashel, awalnya Zee bingung tapi tetap nurut saja.
Ashel langsung memakai kan dasi milik nya ke Zee, dengan rapih Ashel membuat simpul. Jantung Zee berhenti berdetak, melihat wajah Ashel sedekat ini. Zee jadi mikir kaya nya Ashel dibikin waktu Tuhan lagi bagus mood nya, wajah Ashel sungguh cantik luar biasa.
"Selesai deh" Ashel sedikit merapihkan kerah Zee.
Zee kecewa ko cepet banget? Tapi melihat Ashel yang kegirangan karena hasil dasinya rapih Zee jadi bangga wuih bisa dipakein dasi sama Ashel nih.
"Kamu berani banget tadi sama pak rohim shel" Zee gak pernah nyangka kalo cewek yang baru di deketin nya ini mau nolongin, udah pasti happy lah Zee.
"Gimana ya? Bosen aja sih ngeliat pak rohim marah marah berlebihan, aku kadang jadi ikutan gak terima gitu"
Zee mengerti, memang sih terkadang walaupun kita salah kan gak harus di omel omelin gak bisa gitu bicara baik baik.
"Udah sana, upacaraaa" Ashel menarik tangan Zee keluar toilet, Ashel juga bingung kenapa jadi narik narik Zee terus ya.
"Makasih ya shel, semangat rapat nya bu ketos" Zee mengusap rambut Ashel dengan lembut. Lalu Zee pergi dari sana.
Ashel diam, memegang kepala nya sendiri. Rasanya kejadian tadi seperti diputar terus dalam otaknya, dan perasaan hangat saat Zee mengusap kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HER EYES
Teen FictionGimana kalo lo berhasil jatuh cinta, tapi ada seribu alasan yang membuat rasanya lo gak pernah pantes dapet cinta-nya itu. Zee gak pernah mau jatuh cinta akibat kurangnya kasih sayang dari keluarga, menurut Zee selagi ada teman temannya dan uang du...