Dunia sungguh-sungguh baik kepada Ananta. Semesta memang sempat merebut hampir separuh kebahagiaan Ananta, membuatnya merasa kecewa, marah, tidak terima, dan nyaris putus asa. Namun, semesta kini mengembalikan itu semua. Ananta ditunjukkan jika bahagia itu gak hanya bisa dicari dengan cara yang salah, dengan cara yang gak sehat, atau dengan cara menyakiti hati orang lain. Bahagia ternyata bisa datang dengan cara apa saja. Melalui celah-celah yang tidak terduga, memberi kejutan yang sangat amat istimewa.
Salah satu bahagia yang Ananta rasakan saat dunianya hampir berantakan adalah ketika ia akhirnya bisa membuka mata di awal pergantian umurnya. Masih dalam kamar inap rumah sakit, cowok dengan selang infusan itu terbangun ketika sentuhan kecil ia rasakan mengguncang bahunya. Matanya mengerjap berulang kali. Kelopak sayu itu masih terbuka-tertutup pelan, butuh waktu untuk menyesuaikan cahaya. Lalu saat dirasa pandangannya tak lagi kabur, Ananta lantas mengembangkan senyum. Ia melihat kanan kirinya disii oleh orang-orang yang disayang. Orang-orang yang punya kesabaran seluas bumantara. Orang-orang yang tidak pernah lelah untuk mengurus Ananta, yang kuat terus menasehati Ananta meski jarang didengar. Orang-orang itu adalah malaikat tanpa sayap yang Tuhan kirimkan untuknya. Mama, Papa, dan Mas Raga, mereka adalah orang-orang yang akan selalu Ananta ingat, jika hidup tidak akan seindah sekarang jika mereka tidak ada.
"Happy birthday, to you. Happy birthday, to you. Happy birthday, happy birthday, happy birthday, Nanta."
Laki-laki paling muda di sana terkekeh saat Raga mulai bernyanyi lirih. Dengan dibantu Papa, Ananta mengubah posisinya menjadi duduk. Kemudian Raga baru mendekatkan kue mini yang ia pegang supaya bisa ditiup oleh adiknya. Tepat setelah lilin pada kue coklat itu padam, semuanya bertepuk tangan pelan.
"Selamat ulang tahun kesayangan Mama, anak bandelnya Mama, selamat bertambah umur ya, sayang? Udah semakin besar kan, Dek, jangan nakal-nakal ya setelah ini. Harapan Mama di usia kamu yang sekarang, semoga Adek bisa jadi anak yang baik, berbakti kepada orangtua, yang pintar, dan sehat. Mama sayang sekali sama kamu, panjang umur ya, Nak?"
Ucapan pertama Ananta dengar keluar dari mulut Mama. Begitu tulus untaian kata yang wanita itu keluarkan untuk anaknya. Disusul pelukan singkat namun sangat hangat. Ananta pejamkan matanya saat didekap sang Mama. Menyandarkan tubuh lemahnya kepada Mama merupakan suatu kenikmatan yang tidak pernah bisa Ananta dapatkan di tempat lain.
"Terima kasih, Ma. Nanta juga sayang sama Mama."
Papa yang melihat itu terus menyunggingkan senyumnya. Ia kemudian maju, menggantikan Mama untuk memeluk Ananta.
"Selamat ulang tahun, panjang umur, sehat selalu, dan semoga kamu selalu bahagia." Papa lepaskan pelukannya. Akan tetapi ia masih belum beranjak, masih di dekat Ananta. Papa tidak tahan untuk tidak mengusap surai lembut putranya. "Waktu cepat sekali berlalu. Dulu, kamu masih sangat kecil ketika pertama kali tiup lilin. Sekarang, kamu sudah sudah sebesar ini. Pokoknya semua doa terbaik Papa untuk kamu, jagoan."
"Thank you, Pa."
Yang terakhir Raga. Ia yang memegang kue, memperhatikan lamat-lamat interaksi antara kedua orangtua dan adiknya. Hati Raga hangat sekali melihatnya. Pertama kali Ananta dirayakan pada usia remaja. Sebelum-sebelum ini, anak itu mana mau tiup lilin? Katanya alay. Namun kini, entah memang moodnya sedang baik, atau malah karena tidak bisa menolak dan berontak, Ananta mau meniup lilin lagi setelah 5 tahun terkahir. Masih jelas diingatan Raga, terakhir kali Ananta merayakan ulang tahun, anak itu sampai menangis. Katanya ia diledek oleh teman-temannya, kayak cewek aja tiup lilin. Tanpa sadar Raga terkekeh. Ia menggelengkan kepalanya, meletakkan kue di atas nakas untuk kemudian memberi pelukan kepada Ananta.
Ia yang paling muda benar-benar menenggelamkan diri pada pelukan saudaranya. Merasakan nyamannya berada dalam dekap laki-laki itu. Ananta sungguh bersyukur punya saudara seperti Raga. Selain sangat sabar, Raga satu-satunya orang yang selalu mengerti Ananta. Selalu peka terhadap sikap tidak jelas Ananta.

KAMU SEDANG MEMBACA
What is Life? [SELESAI]
Fanfiction[unpublish soon] Bagi Ananta Dipta, hidup adalah tentang kesehatan. Tidak ada yang lain, Ananta hanya ingin kembali hidup sehat untuk waktu yang panjang. -- ⚠️⚠️⚠️ - no bxb - no romance - no happy ending -- Rank #7/41,6k - Jaemin (2 November 2024...