5 tahun kemudian
Raden terus mondar-mandir, ke sana-kemari kayak setrikaan. Saat ini, jantungnya terus berdetak tak karuan, ia benar-benar gugup bukan main. Masih sambil wara-wiri, sesekali Raden menatap jam dinding pada ruangan di mana ia berada. Sebentar lagi ia harus tampil, tapi kenapa gugupnya tak juga hilang?
"Arrrggg siall!" Raden mengumpat kesal. Ia tatapan pantulan dirinya lewat cermin. Harus pakai cara apalagi supaya gugupnya lenyap.
"Ta!! Bantu gue dong," rengeknya sembari menatap foto seseorang yang sengaja ia tempel di pojok kanan atas kaca. Raden memandangi foto laki-laki yang tengah tersenyum lebar tersebut. Bukannya dapat bantuan, Raden malah merasa makin kesal. "Cih, malah senyum-senyum, stress lo?! Tega banget lo ngetawain gue yang lagi nervous. Temen macam apa kayak gitu?"
Raden bersedekap dada. Kali ini ia sungguh sangat kesal dengan sebuah foto. Ditatapnya cukup dalam foto tak bersalah tersebut.
"Hei! Jangan mentang-mentang lo yang bikin lagu, jadi lo bisa seenaknya nyiksa gue kayak gini, ya!" tuding Raden pada foto Ananta.
Namun setelahnya Raden justru merasa semakin sedih. Kedua bahunya spontan merosot secara bersamaan. Raden terduduk pada kursi, menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Gue sama Genta sama-sama bisa nanyi, tapi kenapa tanggungan sebesar ini cuma lo kasih ke gue, Nanta?! Apa gak bisa lagunya buat duet aja?" Lalu Raden menidurkan kepalanya di atas meja. Ia sungguh belum siap untuk tampil dan membawakan lagu itu di depan banyak orang.
"Raden, lo yang namanya Raden, kan?"
Raden terkesiap ketika dipanggil oleh Hilmi, teman Raga yang membantu untuk membuat lagu dari lirik yang Ananta tulis.
"Iya, gue Raden, kenapa, Mas?"
"Lo bisa baca sendiri. Kayaknya, dia mau lo yang nyanyiin lagu ini."
Raden mengambil alih buku yang berisi coretan-coretan lirik milik Ananta dari tangan Hilmi. Ia membolak-balik lembarannya hingga menemukan sebuah tulisan yang Hilmi maksud.
Nada lagu disesuaikan sama suara Raden.
"B—bukannya Genta yang waktu itu disuruh nyanyi? K—kok gue? Gue gak bisa nyanyi, Mas."
Hilmi mengangkat kedua bahunya secara bersamaan. "Tulisannya begitu. Kalau buat Genta, kenapa nadanya suruh disesuaikan sama suara lo?"
Raden menjadi semakin bingung. Ia lalu tak sengaja bertukar pandangan dengan Raga. Kakak dari sahabatnya itu mengangguk.
"Tolong bantu wujudin keinginan terakhirnya Nanta, ya?" ucapnya. "Gue mohon banget, Gentala juga tau, kalau Nanta ingin punya karya yang bisa didengar sama banyak orang. Nggak harus sekarang Den, nanti kalau lo udah siap pun nggak apa-apa. Nanta pasti ngerti."
Ucapan terakhir Raga yang pada akhirnya membawa karir Raden masuk ke industri musik. Sebenarnya sejak awal, Raden memang gemar benyanyi, ia dan Gentala sudah sering ikut tampil bareng band sekolah waktu SMA. Di kampus pun, Raden masih aktif dalam band, menjadi vokalis. Namun hingga 5 tahun berlalu, setelah rekaman, Raden belum berani untuk menyanyikan lagu itu secara langsung. Bahkan, music videonya juga belum terunggah. Rekaman itu hanya pernah didengar oleh Alvero, Gentala, Raga, dan Hilmi.
Raden meremas kuat celananya, rasa gugup dan takut itu masih belum hilang juga. Selama berkecimpung di dalam ruang lingkup sebagai penyanyi, baru kali ini Raden merasa ketakutan yang luar biasa saat akan naik panggung.
"Astaga Raden! Lo masih belum siap?"
Raden terjingkat, ia sontak mengangkat kepalanya saat mendengar suara Gentala. Ia langsung menoleh ke belakang, matanya membola lebar, begitu tidak percayanya Raden ketika melihat sosok itu betulan datang. Padahal, selama ini mereka terpisah jauh oleh jarak. Gentala ambil kuliah di tempat yang berbeda, di luar pulau Jawa. Dan kini, cowok itu menyempatkan hadir.

KAMU SEDANG MEMBACA
What is Life? [SELESAI]
Fanfic[unpublish soon] Bagi Ananta Dipta, hidup adalah tentang kesehatan. Tidak ada yang lain, Ananta hanya ingin kembali hidup sehat untuk waktu yang panjang. -- ⚠️⚠️⚠️ - no bxb - no romance - no happy ending -- Rank #7/41,6k - Jaemin (2 November 2024...