57

2.8K 408 18
                                    


   Sedari tadi sejak selesai makan siang bersama, Renjun yang seharusnya tidur siang malah kabur membuat Chanyeol langsung mengejarnya, anak itu sedari tadi terus mengikuti mamanya bahkan Wendy sendiri heran.

   Renjun selalu mengekor di belakangnya ketika dia ke dapur kemanapun kakinya melangkah putra manisnya itu akan membututi si belakangnya.

"Hap, kena, jangan ngikutin mama terus" Jeno mendekap Renjun dari belakang, dia sudah mengambil ancang ancang sejak tadi apalagi ketika melihat Renjun  yang terus mengekori mamanya, apakah Renjun masih cemburu dan takut mamanya di ambil temannya Chenle dan Jisung.

"No pas no, NO!!" Suara Renjun sangat melengking sembari terus memukul tangan Jeno yang melingkar di perutnya.

  Bahkan Chenle dan Jisung yang sedang bermain di kamar Chenle bersama Alan dan Dian juga ikut keluar melihat keributan di bawah.

  Wendy datang buru buru menghampiri putranya yang masih berusaha melepaskan diri dari Jeno.

"Ma" lirihnya bahkan matanya sudah berkaca-kaca sekarang.

   Jeno sendiri sudah melepaskan pelukannya membuat Renjun langsung memeluk mamanya dengan erat.

  Chanyeol datang dengan kacamata nya yang masih belum di lepas setelah tadi putranya kabur dia memilih melihat pekerjaannya.

"Rewel itu karena ngantuk" ujar Chanyeol yang langsung mengambil Renjun dan menggendongnya.

"Ma" Renjun sedikit berontak bahkan tangannya masih berusaha menggapai mamanya.

"Nanti mama nyusul ya sayang, injun sama papa hm" Chanyeol bisa melihat mata putranya yang sudah sayu tapi anaknya tidak mau meninggalkan mamanya.

"Mama buat susu dulu ya nak, nanti bobo sama mama hm" memang benar wendy tadi berniat membuatkan anaknya itu susu terlebih dahulu tapi anaknya itu terus mengikutinya.

  Renjun sudah pasrah menumpukan kepalanya di bahu sang ayah dengan sesekali manguap.

"Nanti jangan berisik ya mainnya, atau keruang game aja biar gak kedengeran kalau berisik, kasian hyungnya nanti rewel" ujar Chanyeol menatap empat remaja di depannya.

  Chenle dan Jisung hanya mengangguk saja, mereka juga tidak tega membuat hyungnya itu menangis nanti.

"Abang kalian lucu ya" ujar Alan tanpa sadar membuat Chenle dan Jisung langsung menatapnya.

"Jangan macem macem" ujar Jisung memilih berjalan lebih dulu.

"Ayo kita pindah ke ruang game aja, di sana kedap suara jadi aman" ajaknya membuat mereka berdua hanya mengikuti saja.


  Di dalam kamar Chanyeol menurunkan perlahan putranya di atas kasurnya.

  Chanyeol ikut naik dan memeluk putranya sesekali mempuk puk punggung putranya agar segera tertidur.

"Ma pha hiks" lirihnya

"Iya bentar lagi mama kesini" bujuknya.

  Tak lama pintu kamar terbuka, Wendy tersenyum, wanita itu berjalan menghampiri anaknya yang kini menatapnya.

"Minum susunya dulu yuk" ujar Wendy menyerahkan gelas tersebut pada suaminya yang kini membantu Renjun duduk.

"Pelan pelan sayang" Chanyeol memegang gelas tersebut dengan tangan Renjun yang juga ikut memegang gelas tersebut.

"Pinternya" Wendy mengusak rambut putranya saat melihat susu yang dia buatkan habis.

"Sekarang bobok yuk" Wendy ikut naik ke atas ranjang membuat Renjun langsung memeluknya erat.

"Mama Jun" lirihnya sembari memeluk mamanya.

"Iya mamanya injun" Wendy hanya bisa memberikan tepukan pelan di punggung putranya sedangkan tangan Chanyeol justru terus mengusap kening putranya hingga mata anak itu perlahan terpejam.

   Tak butuh waktu lama membuat Renjun tertidur ketika sedang rewel.

  Perlahan Wendy membenarkan posisi putranya yang tertidur menjadi telentang.

"Sifat cemburuan nya nurun kamu loh" ujarnya sesekali melihat suaminya yang masih memainkan tangan putranya.

"Namanya juga anak ku, ya pasti nurun aku lah, oiya besok Renjun ikut Yoona lagi kan?" Chanyeol menatap istrinya yang mengangguk.

"Iya mungkin, liat besok aja, eonni juga belum menghubungi ku" ujarnya.

"Makan apa sih nak selama papa tinggal, kok makin bulat pipinya" Chanyeol sebenarnya tidak tahan untuk tidak mencubit gemas pipi putranya namun dia juga takut Wendy ngamuk dan membuat anaknya terbangun nanti jadi Chanyeol hanya bisa mengelusnya pelan.

"Jangan sampe kebangun Chan, entar rewel anaknya" Wendy sendiri geram melihat suaminya.

"Kayaknya yang pantas jadi bungsu itu Renjun deh, bukan Jisung, ketuker kali ya waktu buatnya" ujarnya namun langsung mendapat geplakan dari istrinya.

"Jangan aneh aneh deh" ujarnya sinis.

"Mau kemana kalian bertiga" Mark yang tengah bersantai di ruang tengah sambil membaca buku langsung menatap ketiga adiknya yang sepertinya hendak keluar.

"Nongkrong bentar hyung, paling sebelum makan malem udah di rumah" ujar Haechan.

"Panas panas gini? Gak nanti aja sorean gitu, lagian udah bilang mama atau papa belum?" Pasalnya ini masih jam 2 siang dan di luar masih sangat panas pastinya, tumben sekali mereka mau keluar siang hari begini.

"Gak bakal mati juga kali hyung" gumam Jeno membuat mark hanya bisa pasrah.

"Itu Jaemin ngapain ikut? Kan beda jurusan tuh, emang kenal?" Mark menatap Jaemin dan mereka berdua secara bergantian.

"Kenal lah hyung, lagian Jaemin katanya mau nyari buku referensi di perpustakaan kota jadi kita berangkat ya hyung" Haechan menarik tangan Jeno dan Jaemin namun lagi lagi terhenti saat Mark kembali menghalangi mereka.

"Pake mobil hyung, jangan bawa motor, cuaca panas"Mark menyerahkan kunci mobilnya.

"Ayolah hyung kita bukan vampir " Jeno sendiri sudah lelah menghadapi hyungnya itu.

"Ayo pergi" mereka bertiga langsung berlari keluar bahkan tidak perduli ketika Mark memanggil mereka.

   Sebenarnya bukan tanpa alasan mereka pergi, tadi pagi sebelum berenang papa mereka meminta bantuan untuk membersihkan gudang belakang sore nanti dan mereka bertiga tentu tidak mau, biarlah Mark yang menjadi korban kali ini.

"Dasar adik adik laknat" geramnya melemparkan kunci itu dengan kasar.

"Mark?"

  Mark menoleh saat melihat papanya yang menuruni tangga dengan kedua teman adiknya di belakangnya.

"Anterin mereka pulang gih, kasian" pintanya sedangkan Mark rasanya ingin menggeram marah.

"Masih siang loh ini" ujarnya menatap kedua teman adiknya.

"Anu anu bang, gak tau juga di suruh pulang sama ibu, em kalau gitu gak apa apa kita naik angkot atau gojek aja nanti" Alan hanya tersenyum kikuk.

  Awalnya mereka memang mau sampai sore tapi tiba-tiba bapaknya Alan minta tolong jagain warung jadi mereka harus pulang.

"Ayo" ujarnya merampas kunci yang tadi dia lempar.

  Chanyeol sendiri hanya terkekeh geli melihat raut putranya, dirinya tau jika ketiga putranya kabur.

"Ikut hyung" Chenle dan Jisung bersamaan berlari menuruni tangga saat melihat hyungnya mulai keluar bersama kedua temannya.

  Mark sendiri tidak perduli dengan kedua adik bontotnya itu.




"Loh udah berangkat anak anak?" Wendy berjalan menuruni tangga sembari menguncir rambutnya yang tadi tergerai.

"Baru aja, Jeno Haechan Jaemin kabur tuh" ujarnya membuat Wendy menggelengkan kepalanya.

"Aku buat cemilan dulu buat nanti kita bersih bersih gudang belakang" ujarnya sedangkan Chanyeol hanya mengangguk mendengar hal itu




    Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang