S.I.M

136 21 9
                                    

  Setelah menempuh perjalanan dari Djogja ke Surabaya,akhirnya Rony sampai juga dirumah Sintya.Begitu memarkirkan motornya di garasi, Rony segera masuk kedalam kamar nya.Dia akan bersih-bersih lebih dulu sebelum bertemu dengan Sintya.

"Rony udah dateng mbok?".Tanya Sintya yang menghampiri mbok Darmi didapur.

"Iya Bu,baru aja masuk kamar".

"Nanti kalo mbok Darmi udah selesai panggilin dia ya?suruh makan malam bareng saya".

"Siap Bu".Ucap mbok Darmi kemudian wanita itu sibuk lagi dengan kegiatannya menyajikan hasil masakannya diatas meja makan.

  Tidak lama setelah itu mbok Darmi yang akan naik kelantai dua bertemu dengan Rony yang juga sedang berjalan menuruni anak tangga.

"Ealah...panjang umur,baru mau dipanggil udah turun duluan".Ucap mbok Darmi.

"Kenapa mbok?".Tanya Rony dengan mengusap rambutnya yang masih basah,sepertinya laki-laki itu baru selesai mandi.

"Itu loh udah ditungguin sama ibu".

"Pantes anak ku sampai kepincut, ternyata ganteng banget anak mu,yu". Gumam Sintya yang juga menatap kearah Rony.

  Rony sempat menghentikan langkah saat netranya menemukan sosok Sintya dimeja makan.Kira-kira mau ngomongin apa yah?yang kemaren aja gue bingung mau jawab apa,lirihnya dalam hati.

"Sini Ron,makan sama tante".Ucapan Sintya membuat laki-laki itu tersadar dari lamunannya.

"Ah,iya tante".

  Sesi makan malam pun berjalan dengan hening,tidak ada obrolan apa pun di antara mereka.Lebih tepatnya Sintya membiarkan Rony makan dengan tenang,walaupun didalam hati Rony terus mempertanyakan sikap Sintya.Tadi pagi galak banget?kok sekarang malah jadi manis gini?ah!gak taulah!.Setelah makan malam selesai,Sintya mengajak Rony naik ke lantai tiga rumahnya,lebih tepatnya rooftop.Dia ingin bercerita tentang anak gadisnya.Sintya paling suka jika mendiskusikan sesuatu ditempat itu, karena dengan begitu dia bisa sepuas nya memandangi langit malam,dan disinilah mereka sekarang.

"Maaf yah kalo tadi pagi sikap tante bikin kamu bingung,aneh yah Ron?". Sintya menatap Rony,menunggu reaksi laki-laki itu.

"Gapapa tante,wajar kok.Salma kan anak tante satu-satunya,aku ngerti kalo tante pasti khawatir.Apa lagi yang aku tau dia punya trauma sama laki-laki".kening Sintya berkerut,dia kaget mendengar ucapan Rony.

"Dari mana kamu tau?".Tanya wanita itu,penasaran.

"Paul yang cerita tante,bunda juga juga sempet jelasin sedikit tentang....".
Rony sengaja menggantung kalimat nya,dia tidak sampai hati mengatakan kondisi rumah tangga Sintya dengan suaminya.

"Gapapa,semua orang juga udah tau kok".Sintya memang sudah berdamai dengan masalalunya."Sebenarnya itu yang bikin tante heran sama anak tante,kok dia bisa sih suka sama kamu sampai segitunya?yang tante tau,dia itu gak gampang jatuh cinta loh?".Sebelum menjawab pertanyaan Sintya,Rony tertunduk karena malu.

"Paul bilang,dia udah suka sama aku dari SMP,bahkan waktu itu aku belum kenal dia.Baru setelah kita SMA aku kenal dia,karena kita satu sekolah dan terakhir kita satu kelas".

"Kamu sendiri suka sama anak tante dari kapan?".

"Semenjak acara MOS tante,waktu itu kita sampat satu regu,tapi kita gak satu kelas karena Salma tiba-tiba minta pindah satu kelas sama Novia".

"Ooh...iya iya,dari dulu Ana emang gak bisa jauh-jauh dari Novia,terus?gimana waktu kalian jadian?siapa yang nembak duluan?pasti kamu kan?".

  Kali ini wajah Sintya terlihat antusias, dia tidak sabar ingin mendengar kisah cinta anaknya.Rony sempat kaget melihat wajah berbinar Sintya,tapi dia berusaha menguasai diri agar rasa canggungnya tidak terlihat didepan calon mertua nya, wah!calon mertua yah?tanpa terasa sudut bibirnya terangkat.Rony mulai menceritakan perjalanan cintanya dengan Salma,sampai cerita terakhir kenapa Salma sampai memutuskan untuk pergi ke Jerman.Sintya hanya geleng-geleng kepala mendengar cerita itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang