Tiga

4.2K 14 0
                                    

Zella tiba-tiba tanpa sengaja menjatuhkan gelas yang berisi air putih yang tersedia di meja kerjanya.

PRANK..

Jantung nya berdegup kencang entah kenapa perasaan nya tidak enak belakangan ini.

" Astaghfirullah Bu "

" Bu Zella kenapa ini toh "

Cia Asistem Zella terkaget karena di ruangan kerja atasannya terdengar suara benda jatuh begitu keras.

" Saya gak papa cia "

" Cuma gak sengaja nyenggol gelas itu "

Zella berlutut dan membereskan pecahan gelas kaca itu yang berserakan di lantai.

Cia langsung bertindak cepat " Biar saya aja Bu"

Zella mengangguk lalu berdiri dan kembali duduk di meja kerjanya.

" Bu Zella lagi ada masalah? "

" Hmm tidak ada "

Namun raut wajah Zella tidak bisa di sembunyikan , wanita karir yang cantik dan sukses di usia muda itu tengah di landa gelisah.

" Sepertinya ada ya "

" Apa karena ucapan tadi pagi saya Bu "

" Duh maafin saya Bu "

Seolah tahu apa yang di fikiran nya Zella kembali tersadar dia tidak boleh negative thingking pada suaminya sendiri.

"Cia saya mau minta pendapat kamu boleh"

Zella mengetuk-ngetuk jarinya di meja .

" Nggeh boleh Bu "

" Kalau misal nih, istri sibuk dan gak ada waktu buat suaminya, menurut kamu rasa cinta nya berkurang gak cia? " Tiba-tiba saja Zella berkata seperti itu.

Nah kan, Zella pasti memikirkan perkataan Cia tadi lagi.

Cia menyilangkan kedua tangannya di dada " Kalau menurut saya nih Bu, selagai sebagai suami yang emang mendukung dan mengerti keadaan istrinya sih seharusnya bisa paham akan hal tersebut -"

" Tapi beda beda sih, kalau suami nya punya rasa cinta dan kasih sayang yang penuh dan tanpa berkurang pasti akan tetap Bu "

Zella menyimak perkataan Cia , Erlan suami dari dulu selalu mengerti bahkan lelaki itu juga tidak ada yang beda dan berubah sedikit pun masih bersikap hangat seperti biasanya.

" Saya mau pulang dulu cia, kamu jagain sebentar butik "

" Iya Bu "





Erlan baru saja sampai di kantor miliknya, lelaki itu menggulung kemeja nya sampai siku-siku, tangannya yang kekar dan urat-urat nya yang bergaris.

" Bos emang beda ya "

Itu suara Andra sekretaris Erlan sekaligus teman dekat nya dari jaman SMA hingga sekarang.

" Yoi dong bebas bro "

" Ngapain aja lu El baru berangkat sekarang "

" Gak sopan banget panggil nama "

Andra gelagapan di tempat " Anjirlah " Batinnya mengumpat.

" M-aksud nya , tumben bapak yang terhormat ini baru datang udah jam makan siang lagi "

" Kepo "

Andra berdecak kesal, andai bukan atasannya dia males berkata seperti itu.

Erlan terkekeh melihat Andra yang menatapnya julid.

Aruna ( Tamat Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang