Season 2

2 3 0
                                    

Pemuda itu telah mengingat semua kejadian yang menimpah dirinya dan teman-temannya, kepalanya terasa sakit bukan main, darah masih mengalir di pelipis kepalanya.

"W..Wangji.." Terdengar suara dari sebelah kanannya, merasa terpanggil, pemuda itu menoleh, mendapati Wei Wuxian terbaring disana dengan salah satu kakinya masih terjepit reruntuhan. "..Tolong"

Pemuda yang di panggil Lan Wangji itu segera berusaha mengangkat runtuhan yang menimpah salah satu kaki Wei Wuxian, meski gagal beberapa kali mengangkatnya, akhirnya ia berhasil juga membebaskan kaki Wei Wuxian dari reruntuhan.

"Ayo duduk dulu" Lan Wangji membantu Wei Wuxian untuk duduk dan bersandar pada bongkahan reruntuhan bangunan di belakangnya. "Apa kakimu masih bisa berjalan?"

"Entah, mungkin bisa" Wei Wuxian melihat sekelilingnya, ia masih terasa sakit kepala, penglihatannya juga belum pulih begitu jelas. "Bagaimana dengan yang lain?"

Lan Wangji menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tau" Lan Wangji menunjuk keluar. "Kau lihat gedung-gedung yang disana juga hancur, aku rasa siapa pun itu di baliknya sengaja melakukan ini semua"

"Maksudmu ada yang ingin membunuh kita semua?"

Lan Wangji mengangguk. "Iya, tapi aku tidak tau siapa"

Wei Wuxian terlihat berpikir sebentar lalu berkata. "Kita sebaiknya mencari yang lain dulu, siapa tau ada yang masih selamat"

"Oke, ayo ku bantu" Lan Wangji membantu Wei Wuxian berjalan dengan memapahnya.

Tidak lupa juga Lan Wangji sebelumnya menggendong tiga tas berisi obat-obatan yang sudah mereka berdua kumpulkan sekaligus di punggungnya.

Mereka berjalan perlahan, langit yang berubah semakin terang yang menandakan sekitar pukul 8 pagi.

"Wei Wuxian!?" Panggil seseorang membuat keduanya menengok bersamaan.

Mereka melihat yang memanggil Wei Wuxian adalah Luo Binghe, ia bersama Yan Wushi dan Shen Qiao disana.

Luo Binghe menghampiri Wei Wuxian dengan ekspresi wajah khawatir. "Ada apa dengan kakimu?"

"Tertimpah, tapi ini hanya sedikit sakit, dan akan segera baik-baik saja"

"Sudah ku bilang kan, seharusnya aku saja yang ikut denganmu"

"Hei Binghe sudahlah, kita tidak pernah tau nasib seseorang kedepannya, mau aku dengan siapa pun perginya, aku tidak pernah tau apa yang terjadi padaku"

Yan Wushi melihat tas yang ada di punggung Lan Wangji. "Apa itu obat-obatan yang sudah kalian kumpulkan?"

Lan Wangji mengangguk. "Iya" Lan Wangji melihat sekitar. "Dimana Xie Lian?"

Yan Wushi yang melihat Shen Qiao menunduk sedih, merangkulnya. "Kau harus bisa mengikhlaskan Xie Lian"

"Tapi dia temanku" Mata Shen Qiao sudah berkaca-kaca.

"Aku tau, dia juga teman bagiku, tapi kita harus maju kedepan sekarang, kita hanya bisa mengikhlaskan teman-teman kita"

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Wei Wuxian ikut merasa kesedihan Shen Qiao.

Shen Qiao menoleh. "Xie Lian tidak sempat keluar dari pintu belakang dapur kantin sebelum bangunan sekolah runtuh" Shen Qiao menghapus air matanya. "Kami bertiga mencoba mencari tubuh Xie Lian di reruntuhan setelah sekolah runtuh, tapi kami hanya menemukan tubuh Xie Lian sudah tidak bernyawa" Shen Qiao menunjuk sebuah gundukan di tanah. "Disana kami memakamkan Xie Lian"

Wei Wuxian berjalan perlahan mendekati Shen Qiao dan langsung memeluk Shen Qiao, menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkannya.

Yan Wushi sedikit bergeser, memberikan ruang untuk keduanya. "Wangji, apa kau hanya berdua saja dengan Wuxian? tidak menemukan yang lain?"

- Trap - [MDZS. Qian Qiu. TGCF. Shenlan Qiyu. SVSSS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang