"ka, di rumah nenek nanti kamu harus banyak istirahat yah? karna kamu baru masa pemulihan, bunda khawatir sama kamu" kata seseorang perempuan paruh baya yang mengusap tangan anak laki laki nya itu, zean. lelaki itu hanya mengangguk pada bunda nya lalu berbalik menatap pemandangan di dalam kaca mobil itu. cuaca saat ini sedang hujan, saat ia melihat seseorang laki laki dan perempuan sedang bermain main dengan air hujan yang deras membasahi mereka berdua, zean hanya melihat mereka berdua dengan hitungan detik, sekilas yang di lihat zean mengambarkan raut wajah bahagia mereka dan mobil yang di tumpangi zean sudah lebih dulu melaju dengan kecepatan untuk sampai tujuan.
. . .
zean saat ini sedang duduk di temani alat lukis nya, keluarga zean sudah dari tadi pergi karna mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya, nenek zean keluar untuk menemui cucu nya yang sedang ada di luar "ean mau teh bikinin nenek ga? buat rasa nya... udah pasti sama kaya nenek bikinin waktu kamu masi kecil" ean berbalik melihat nenek nya yang sedang berdiri di belakang nya dan tersenyum. "mau nek tapi ean mau bantu buat juga ya? biar tau apa resep rahasia nenek" nenek zean terkekeh melihat cucunya dan mengangguk "boleh sayang" mereka berdua pergi ke dapur dan saat di dapur zean dengan nenek nya bikin teh itu
waktu terus berlalu saat mereka sudah selesai bikin teh itu dan mencoba nya berdua "waaah ean keren baru bikin teh sudah enak rasa nya" zean terkekeh pada nenek nya. "tapi masih kalah sama teh buatan nenek" nenek nya zean hanya menggelengkan kepalanya "hahahah nggaa dong"
saat mereka sedang mengobrol terdengar suara bel rumah berbunyi lalu zean membiarkan nenek nya duduk saja dan biar dia saja yang membuka pintunya, zean membuka pintu itu dan melihat seorang perempuan yang berdiri dengan rambut basah dan pakaian sekolah nya juga sudah klebes karna kehujanan, mereka berdua bertatap beberapa detik dengan wajah kebingungan "siapa lo!? kenapa ada dirumah nek mita" ujar si wanita dengan wajah curiga mengarahkan ujung payung berwarna hitam ke arah zean
zean hanya menanggapi nya dengan menutup pintu rumah nya lalu berjalan ke arah ruang tamu menghiraukan teriakan wanita itu "ada apaa ean? ko ada suara teriakan gitu, itu siapa?" ucap nenek zean padanya "ngga tau nek, orang aneh" nenek nya zean terdiam sebentar lalu buru buru berjalan menuju pintu untuk membuka nya
"astaga sel masuk masuk sayang sini" cisel masuk dengan tubuh menggigil "ZEAANN TOLONG AMBILKAN HANDUK" teriak nenek zean dan di sisi lain, zean melihat kebingungan kenapa nenek nya malah mengizinkan orang asing masuk , dia tidak mau memikirkan nya dan langsung mengambilkan nenek nya handuk lalu memberikan nya pada nek mita. sang nenek hanya diam yang membuat zean kebingungan
"lho ini nek handuk nya, kata nya tadi nenek minta ean buat ngambil handuk?" tangan zean masih setia menunggu nek mita mengambil handuk ini dari tangan nya. "memang nenek yang minta tapi kamu kasih nya ke cisel, cepat gih" zean melihat cisel dengan tatapan malas lalu melemparkan nya ke cisel yang mengenai muka nya "WOYYY BAUU IH" cisel buru buru mengambil handuk nya dari muka nya "ini handuk bekas apa sih" perasaan cisel sudah tidak enak sejak awal melihat orang yang berada di depan nya ini.
nenek zean melirik ke arah zean dengan tanda tanya "bekas mandiin si moil tadi" dengan santai zean bilang itu kepada cisel, sebab moil adalah kucing nenek zean. cisel melempar kembali handuk nya ke zean dan tepat mengenai muka zean. "mampus lu, emangg enaakk wle" belum sempat zean membalas cisel, ia sudah duluan berada di belakang nenek nya."eaaannn" suara nek mita terdengar halus memperingati cucu nya. "ini sebenernya siapa yang cucu nya?"
___
udh ah cape nanti di lanjut lagi ka secepatnya 🙏🏻
JANGAN LUPA VOTE DONKK MANIEZZZ🛐🛐🛐
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Teenangers
Teen Fiction"gue mohon . . . lo pasti kuat" isakan tangisan perempuan itu terdengar mengisi ruangan rumah sakit yang begitu sepi, sang kekasih yang terbaring lemas di kasur pasien hanya bisa mengusap air mata gadis itu "sudah cukup kuat untuk jalanin hidup gue...