langit sudah mulai gelap menunjukkan bahwa malam hari sudah tiba kini cisel sudah berada dirumah nya sedari tadi dia dirumah nek mita.
seseorang lelaki yang sedang berduduk di depan lukisan untuk melanjutkan lukisan yang ingin ia selesaikan sekarang juga. namun mata nya teralihkan oleh rintikan hujan dari jendela di samping nya dia bangun dari duduk nya untuk berjalan mendekati jendela itu.
"suara hujan emang selalu bikin tenang" ucap nya lalu melirik ke arah lukisan yang bergambar dua orang yang sedang bermain hujanan lalu tersenyum pahit mengingat kenangan yang ia buat dengan orang yang pernah ia cintai sebelumnya
tok tok tok
suara ketukan pintu terdengar hingga ia mengalihkan pandangan nya ke arah pintu dan berjalan membukanya
"kenapa nek?" tanyanya zean saat melihat nek mita sedang berdiri didepan pintu kamar nya yang membawa makan malam untuk cucu nya ini.
"ini nenek mau ngasih ean makan malam, di makan yah. abis itu ean minum obat langsung tidur dan lanjutin aktivitas ean besok lagi" ucap nek mita memberikan nampan yang berisi makanan hangat dan minuman yang di berikan pun dengan senang hati mengambil nya lalu tersenyum pada nenek nya itu.
"iya nek ean bakal makan ini, makasi ya nek" nenek nya tidak bisa menahan air mata untuk melihat keadaan cucunya saat ini, zean yang melihat air mata nenek nya ini dengan cepat untuk menaruh nampan itu di meja nya dan memeluk neneknya
"nek, nenek gausah khawatir in ean. ean sekarang sudah lebih membaik dan ean bakal usahain lawan rasa sakit ean buat tetap bersama, sama orang yang ean sayang." zean mengusap usap punggung nenek nya itu dengan dekapan nya
"ean janji sama nenek buat selalu ada disisi nenek" lanjut nya.nek mita tidak bisa berkata apapun ia melihat cucu nya lalu mencium kening cucu nya itu.
__
cisel sedang berada di luar rumah untuk melihat air hujan yang turun begitu deras, dia menyodorkan tangan nya ke arah hujan dan bergumam "kalau aksa gua ajak main ujan malem malem gini dia mau ga ya."
"nak sedang apa kamu di depan rumah" suara bunda cisel membuat ia mengalihkan pandangan nya dan segera berjalan ke arah bunda nya
"isel mau liat air hujan aja bun, eh ko bunda belum tidur sih kan udah jam 11 biasa nya bunda udah tidur."
"tadi ada suara gluduk jadi bunda kebangun, emang kamu ga denger?" cisel menggelengkan kepala nya, sebab dia tidak mendengar suara gluduk sama sekali atau cisel terlalu fokus pada suara hujan sampai tidak mendengar suara gluduk yang sampai membangunkan bunda nya ini
"lho suara nya gede banget tadi bisa bisa nya kamu ga denger, yasuda kamu tidur sana sudah malam dan besok kamu juga harus pergi ke sekolah" cisel hanya mengangguk pada bunda nya walaupun ia masih ingin melihat hujan sampai berhenti.
____
pagi hari tiba yang menyiarkan hari ini namun tidak bagi cisel karna ini adalah hari senin. dan di tambah ia ada pelajaran matematika 3 jam di jam pertama itu sangat awal hari yang buruk.
dia berjalan dengan kesal untuk sampai ke sekolah nya. seharusnya ia di antarkan oleh ayah nya namun ayah nya ini sudah pergi dari tadi subuh karna ada perkerjaan mendadak yang sampai ayah nya harus datang.
"cape ih mau bolos aja" saat ia berjalan di depan rumah nek mita dan menyapa nya dengan senyuman "cisel ko tumben sendirian ke sekolah?" tanya nek mita pada cisel
raut wajah cemberutnya terlihat oleh nek mita. "ayah ada perkerjaan mendadak nek terus tadi cisel mau pesan ojek online malah batrei nya habis" ucapnya
nek mita mengangguk mengerti dan melihat cucu nya yang sedang mengelap motornya segera memanggil zean. zean melihat ke arah nenek nya dan juga melihat ada cisel disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Teenangers
Teen Fiction"gue mohon . . . lo pasti kuat" isakan tangisan perempuan itu terdengar mengisi ruangan rumah sakit yang begitu sepi, sang kekasih yang terbaring lemas di kasur pasien hanya bisa mengusap air mata gadis itu "sudah cukup kuat untuk jalanin hidup gue...