Uhuk uhukACHOO...
"Astaga Mark kan udah mommy bilang pake masker, itu juga Jisung nyapunya jangan kenceng kenceng sayang, debunya terbang lagi" ujar Wendy.
Kini mereka berlima sedang membersihkan gudang belakang sesuai rencana pagi tadi kecuali Renjun yang di biarkan tetap tidur.
Chanyeol bagian memindahkan barang yang mungkin bisa dipakai lagi keluar sedangkan sisanya, dia menyuruh beberapa bodyguard menjualnya saja.
Di dalam gudang Wendy dan ketiga putranya tengah membersihkan debu dan sarang laba-laba yang menempel.
Mereka membagi tugas bersama dengan Wendy dan Mark yang membersihkan debu dan sarang laba-laba sedangkan Chenle dan Jisung yang menyapu, Chanyeol sendiri akan mengambil selang agar mudah membersihkan tempat tersebut.
"Sudah kah?" Chanyeol masuk dengan selang panjang yang sudah dia sambung sambung.
"Saatnya bermain air, awas papa akan menyemprotkan airnya" ujarnya sembari berlari keluar untuk meminta salah satu pelayan menyalakan kran tersebut.
Chanyeol menyiram hampir semua ruangan bahkan sesekali dirinya dengan jahil mengarahkan kran air tersebut pada anaknya ataupun istrinya yang tak luput dari kejahilan.
Sedangkan di dalam kamar, Renjun sendiri mulai terbangun, dia tidak menemukan siapapun di dalam kamar tersebut hingga kakinya mulai melangkah keluar.
"Ma pah" lirih nya namun tidak menemukan siapapun di dalam rumah membuatnya ingin menangis.
Renjun duduk di ruang keluarga tempat biasa mereka berkumpul sendirian sambil sesekali menatap sekelilingnya yang tampak sepi.
"Hiks ma pha hyung hiks ana?" Tubuh kecil itu mulai bergetar dengan suara isakan lirih yang terdengar.
"Astaga tuan muda" Hendra sedikit berlari, dirinya baru saja pergi membeli pesanan nyonya nya namun melihat Renjun yang mulai manangis sendirian di ruang tengah membuatnya langsung berlari
"Om ma pha" lirihnya saat Hendra menghampirinya.
"Tuan muda jangan menangis kan tuan muda anak pintar hm, ayo berhenti menangis nanti om antar ke tempat tuan dan nyonya" dengan pelan Hendra membantu Renjun berdiri mengambil boneka yang sepertinya sempat di lempar sama anaknya.
Hendra menuntun Renjun yang masih sesenggukan menuju halaman belakang lebih tepatnya gudang di belakang mension bukan bangunan kosong yang menjadi tempat pertama kali tuan mudanya di temukan.
Sesampainya di depan gudang, mereka mendengar suara tawa dan teriakan dari dalam.
"Ayo tuan muda" Hendra kembali menuntun Renjun untuk masuk ke dalam hingga....
"Pha" Renjun justru berlari padahal lantainya licin karena di banjiri air dari kran yang di bawah Chanyeol.
"Ehh Renjun"
BUGHH!
belum sampai Wendy berlari menghampiri putranya tapi Renjun sudah terjatuh lebih dulu karena lantainya licin.
Chanyeol yang lebih dekat langsung menghampiri putranya bahkan Hendra ikut berlari.
Chanyeol sendiri mengangkat putranya yang sudah berkaca-kaca hendak menangis.
"Hiks HUWAAA hiks cakit hiks" tangisannya langsung menggelegar membuat mereka semua mulai menghampiri Renjun yang langsung di peluk papanya.
Chanyeol memeluk putranya, dia bisa melihat memar di dahi putranya.
"Huusstt sayangnya papa hm, cup cup nakal ya lantainya" ujarnya masih terus mengelus punggung putranya yang bergetar karena menangis.
"Pasti sakit" lirih Jisung melihat benjolan di kening hyungnya.
"Mau coba gak" celetuk Chenle tiba tiba membuat Jisung langsung sedikit menjauh.
"Ya ampun benjol" Wendy mengusap benjolan tersebut dengan rambutnya kata orang dulu itu bisa mengurangi sakit.
"Pha hiks cakit hiks" Renjun mulai berontak dalam dekapan papanya sedangkan Chanyeol masih setia memeluk putranya sembari terus mengusap dahi putranya yang benjol.
Pakaian Renjun juga ikut basah sekarang bagaimana Chanyeol dan lainnya tadi basah basahan main air.
Chanyeol menggendong Renjun walau sedikit susah, putranya masih menangis mungkin karena sakit.
"Kalian bertiga langsung mandi ganti baju biar gak masuk angin, makasih hm sudah bantuin papa mama" Wendy mengusap surai putranya satu persatu sebelum menyusul suaminya.
Kini mereka tengah berkumpul di ruang tengah dengan Renjun yang masih sesenggukan di pangkuan papanya, tadi Wendy sudah memberikan salep pada lebam putranya.
"Masih sakit ya sayang" Chanyeol menyingkirkan rambut putranya yang sempat menutupi lebam tersebut.
Renjun sendiri hanya mengangguk dan bersandar nyaman di dada papanya tangannya sendiri sedang memainkan tangan besar adiknya.
Jisung tidak perduli mereka bertiga sedang fokus pada apa yang di tonton Renjun di televisi sembari memangku snack yang tadi chenle ambil.
"Kalau di perhatiin nih ya moomin tuh sebenarnya apa sih? Masa iya peri? Tapi persis badak atau sapi?" Gumam Chenle bahkan Mark dan Jisung juga ikut terdiam dan seketika ikut berpikir.
"Babi gak sih hyung" celetuk Jisung namun Mark segera menoyor kepalanya.
"Udah jelas itu sapi ya" ujar Mark sembari menunjukkan gambar sapi di hpnya.
"Badak hyung" ujar Chenle tidak mau kalah.
"Pha hiks umin peli hiks" Renjun kembali menyembunyikan wajahnya membuat Chanyeol seketika geram dengan ketiga putranya.
Renjun baru berhenti menangis masa harus di buat menangis lagi.
"Iya moomin peri" ujarnya sembari menatap ketiga putranya dengan tajam.
Mark chenle dan Jisung saling melirik sebelum mereka bertiga langsung berlari menuju ruang makan saat melihat tatapan tajam papanya.
Wendy yang sedang di dapur hanya melihat dengan penasaran kenapa putranya semuanya berlari.
"Lagi lomba kah" ujar Wendy namun mereka hanya tersenyum menatap mamanya.
Tak lama Chanyeol datang dengan Renjun yang masih tidak mau lepas dari gendongannya.
"Mereka ngejailin Renjun, udah tau anaknya suka sama moomin eh malah di sebut aneh aneh" ujarnya setelah mendudukkan Renjun di kursinya.
"Ada ada aja sih" ujar Wendy yang tengah menata menu makan malam kali ini.
Sedangkan di tempat lain kini Jeno Jaemin dan Haechan tengah berhenti di penjual nasi goreng.
"Di marahin gak ya besok?" Ujar Haechan membuat Jeno dan Jaemin yang tengah memakan nasi gorengnya langsung terhenti.
"Lu yang ngasih ide ya" Jaemin menatap sinis pada Haechan yang hanya terkekeh pelan.
"Dari pada bersih bersih tapi lu juga kan dapat untung tuh nemu buku yang berhubungan sama tuh tugas" gumamnya membuat Jaemin hanya mengangguk pelan.
"Langsung pulang habis ini, paling sekarang mereka tengah berkumpul di ruang tengah" ujar Jeno.
"Masih makan malam gak sih emang iya udah selesai, gue gak bisa bayangin wajah Mark hyung yang bersih bersih kalau dua bontot kayaknya masih bisa tuh anak dua disuruh" ujar Haechan karena setahunya Mark sangat jarang terlibat dalam hal bersih bersih rumah kamarnya aja mamanya yang bersihin atau bi Tia biasanya, kalau Mark yang bersih bersih sendiri di jamin bakalan ada barang yang hilang.
"Kenyang nya" Haechan menyingkirkan piring kedua setelah tadi dia memesan mie goreng lalu memesan nasi goreng.
"Tuh perut apa gentong" Jaemin hanya menggelengkan kepalanya melihat dua piring itu sudah kosong, sedangkan sang pelaku justru sedang asik menyeruput es teh nya.
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...