part 2

33 8 0
                                    

Angin malam berhembus dingin menusuk tulang, membawa serta bau tanah basah yang menyengat. Noeul berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi sambil membawa beberapa buku.

Bulu kuduknya berdiri seketika, jantungnya berdebar kencang, seakan-akan ada yang sedang mengawasinya. Atmosfer di sekitarnya tiba- tiba berubah mencekam membuat noeul mempercepat langkahnya.

Masih berusaha memberanikan diri untuk tidak menghiraukan sesuatu di belakang sana. Noeul sangat ketakutan saat ini apalagi desas-desus mengatakan jika sekolahnya sangatlah angker.

Sebuah suara bisikan lirih terdengar dari kegelapan, memanggil namanya dengan lembut namun mencekam. Noeul tidak tau mengapa tubuhnya diam membeku, suara itu begitu dekat dengannya dan hawa di punggungnya juga semakin dingin.

Dengan mulut yang sibuk merapalkan beberapa doa, noeul menoleh kebelakang dan melihat mata yang bersinar merah menyala dalam kegelapan, menatap tajam dan penuh dendam ke arahnya

Noeul menjatuhkan bukunya, meringkuk di sudut ruangan, tubuhnya gemetar hebat, wajahnya pucat pasi ketika sosok menakutkan itu semakin mendekat dan terus memanggil namanya.

"Tidak!! Jangan ganggu aku, ku mohon." Racau noeul ketakutan dan semakin mengeratkan pelukan pada lututnya.

Suara letusan bola lampu semakin membuat noeul berteriak histeris. Jika saja bukunya tidak ketinggalan, ia tidak akan datang ke sekolahnya.

Sosok itu terus menakutinya, perlahan noeul mendengar derap langkah kaki tertatih mendekat ke arahnya. Ia tidak berani membuka mata tapi ia tau sosok itu adalah hantu paling menakutkan dan paling kejam seperti yang diceritakan orang- orang.

"Dingin~~ tolong aku," lirih sosok itu

Noeul menggeleng heboh, suara besi yang digeret dengan kaki kini berada di hadapannya. Tak berani membuka mata atau menatap hantu itu, noeul terus meracau dan meminta untuk tidak diganggu.

"Tolong aku, noeul." Lirih sosok itu padanya dan dengan berani noeul membuka matanya. Baru dari bawah saja ia sudah diperlihatkan penampakan kaki yang di rantai dan penuh darah, jantungnya terus memompa darah dengan cepat kala noeul kini mendongak ke atas-

"Kau harus mati !!!!"

"Aaaaaaaa"

"Noeul, hei." Panggil orang itu sambil memegang pundak noeul

Noeul terus berteriak ketakutan membuat 2 orang di hadapannya berusaha menenangkannya dan menyadarkannya.

"Noeul, ini aku dunk dan James." Ujar dunk sedikit mengguncang tubuh teman kelasnya

"Hei, sadarlah!!." Lanjut James menepuk-nepuk wajah noeul cukup keras agar pemuda itu sadar.

"James, kamu bawa air?." Yang ditanya mengangguk kemudian membuka tasnya dan mengambil sebotol air minum miliknya.

Dunk menerima botol itu, membukanya lalu menyiram airnya pada wajah noeul membuat tubuh pemuda itu terlonjak dengan mata membelalak.

Noeul mendapati dunk dan seseorang yang tidak ia kenal berada di hadapannya, menatap dirinya dengan khawatir.

"Kamu tidak apa-apa?," tanya dunk

"Kita berdua sedang patroli dan melihatmu dalam keadaan seperti ini. Apa kamu melihat sesuatu? Kenapa kamu masih berada di sini dan bukannya kembali ke rumah?," cecar dunk dengan berbagai pertanyaan.

"Aku, aku-

"Sudahlah dunk, mungkin dia masih syok. Kita bawa dia ke UKS dulu habis itu kita membawanya ke rumahnya." Sahut James melihat keadaan noeul yang masih ketakutan, dunk mengangguk dan mengikuti saran temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Scary Urban LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang